"Apa kamu ingin mati, seperti sebelumnya? Dengan pedang-pedang yang aku miliki?" tanya Steny bermata Cyan, dengan mengarahkan matanya ke sekelilingnya. Karena keberadaan Multieyes kini, tengah bersembunyi disalah satu pohon.
"Aku tahu kamu Multieyes, tapi apa mungkin kamu dapat melihat secara keseluruhan dengan matamu itu?" tanya Steny dengan tersenyum sinis, tatapannya begitu tajam. Agar nantinya, saat Multieyes menyerang, dapat dengan mudah dia hindari.
"HA!!" tiba-tiba Multieyes muncul dihadapanya, dengan sebuah pedang berwarna putih perak, secara cepat Steny bermata Cyan itupun mengeluarkan sebuah pedangnya.
"Tang!!" pedang itupun langsung beradu, "Aku mengaku kalah sebelumnya, tetapi untuk saat ini, kamu yang akan mati!" ujar Multieyes dengan senyum sinisnya. "Syurr!!" tiba-tiba sebuah cairan hijau muda terang langsung mengguyur kepala Multieyes, Steny bermata Cyan yang mencium aroma cairan tersebut. Tiba-tiba langsung menghindar secepatnya.
"Cairan apa ini?" tanyan Multieyes yang merasa aneh dengan cairan tersebut, "Hihi!!" terdengar seseorang tertawa dari arah atas, "Siapa yang melakukan ini?!" tanya keras Multieyes.
"Aku tidak butuh bantuanmu, kenapa kamu datang kemari!!" protes Steny bermata Cyan dengan pandangannya ke atas. "Terlalu lama kamu membunuhnya, oleh karena itu aku membantumu." Ujar suara tersebut.
"Akh!" tiba-tiba Multieyes langsung memegang tenggorokannya, dan tampak jelas bahwa Multieyes tidak dapat bernafas. "Akh, adha aphha dengannkkhuu!" ujarnya dengan sedikit tidak jelas tersebut, "Racun." Jawab suara itu dengan begitu jelas, karena ternyata dia berada dibelakang Multieyes. Steny berambut ungu dengan matanya yang hijau kini hanya tersenyum mengerikan, melihat Multieyes yang tengah tersiksa dengan tenggorokannya tersebut.
"Matilah, aku akan bahagia!" ujar Steny bermata hijau tersebut. Multieyes pun secara perlahan terjatuh dan hanya dapat merasakan rasa sakitnya, hingga tidak disangka. Secepat kilat nyawanya langsung menghilang.
"Seharusnya kau membunuhnya dengan begitu perlahan." Ujar Steny bermata hijau tersebut dengan menunjukkan ibu jari dan jari telunjuknya itu, "Hush!" Steny bermata Cyan pun langsung menyingkirkan tangannya.
"Kamu itu terlalu berlebihan." Ujar Steny bermata Cyan, "Memangnya kenapa? Apa aku salah?" tanya Steny bermata hijau dengan senyumnya itu, "Jika kamu terlalu jahat, itu tidak baik." Ujar Steny bermata Cyan. Steny bermata hijau itupun langsung mengalihkan pandangannya ke samping.
"Lagipula, mana ada orang jahat disebut baik." Gumam kecil Steny bermata hijau itu, dengan wajah kesal. Steny bermata Cyan, hanya sedikit melangkah untuk mengambil Inti Kristal merah, yang berada ditempat Multieyes tadi.
***
"Antha! Lempar aku!!" teriak Wallz dengan tangan yang telah siap untuk melempar sebuah trisula. Antha yang mendengar itupun langsung berlari menuju ke arah Wallz. Setelah jarak mereka dekat, dengan cepat Antha mengangkat Wallz dan melemparnya.
"Syutt!" terdengar suara trisula dan tubuh Wallz dengan kecepatan tinggi itu. Multieyes yang tengah sibuk bertarung dengan Bryan, Steve, Siren dan Seith. Tidak tahu menahu, hingga ketika Steve menghunuskan pedangnya.
"TUB-SYUTT!" tubuh Multieyes langsung terbawa oleh Wallz secara cepat. Keempat orang yang tengah bertarung itupun cukup kaget dengan hal itu, karena itu diluar perencanaan mereka.
"Apa-apaan makhluk ikan itu!" seru Steve yang gagal menyerang.
"Hei! Cepat kejar dia!" suruh Vante yang berada dipaling belakang. Mendengar itu, Bryan, Steve dan Seith langsung mengejarnya. Tetapi tidak untuk Siren, karena dia melihat keenam orang yang mengaku sebagai penduduk dari Kerajaan Wiczy ataupun anak buah dari Pangeran Ryid itu, tengah datang menghampiri Zeffina, Lily, Relien, Caryln dan keempat murid Zeffina. Dengan segera Siren langsung kembali.
"Kenapa kamu kembali?" tanya Robby yang ada di samping Vante, "Sepertinya ada sesuatu." Ujar Siren yang berfirasat itu, akhirnya ketiga orang itu segera menghampiri mereka yang sepertinya tengah berbincang.
"Kalian sudah kembali?" tanya Siren kepada keenam orang itu, mereka semua pun langsung mengangguk. "Apa yang tengah terjadi?" tanya pemimpin mereka, yang melihat sisa pertarungan di lapangan tersebut.
"Multieyes hidup kembali, dengan menggunakan Inti Kristal, kini dia berjumlah enam orang." Beritahu Lily mengenai hal itu. "Lalu dimana mereka semua?" tanya Pria tersebut, dengan wajah yang cukup serius.
"Kelima Multieyes tengah berhadapan dengan Putri Steny. Sedangkan satunya, mereka tengah bertarung dengan Bryan dan yang lainnya." Jawab Lily, "Lalu, apakah Putri Steny melawannya sendirian?" tanya seorang gadis dibelakang pria tadi. Lily pun hanya menggelengkan kepalanya.
"Dengan bantuan Roh Suci itu, tubuh Steny membelah menjadi lima, oleh karena itu mereka bertarung ditempat yang berbeda." Lanjut Lily menjelaskan tentang Steny.
"Apa para Multieyes tadi sudah ada yang terbunuh?" tanya pria pemimpin itu dengan wajah penasaran sekaligus cemas. "Kami tidak tahu, mereka pergi ke tempat yang berbeda." Jawab Zeffina dengan mendekat ke arah Lily. Ketika mereka membicarakan hal itu, tiba-tiba seseorang melewati mereka dari atas.
"Apa itu?" tanya Vante yang langsung mengadahkan kepalanya ke atas, mereka semua pun dengan segera melihat ke atas, "Bukankah itu Putri Steny?" tanya Carlyn yang melihat Steny dengan mode bersayap itu.
"Ouch!" gumam Asez yang terkena pantulan cahaya matahari, dari benda mengkilap yang dibawa oleh Steny.
"Bukankah itu Kristal berwarna hijau?" tanya Relien yang melihat jelas Inti kristal hijau yang dibawa oleh Steny berambut putih tersebut.
"Berarti salah satu Multieyes sudah terbunuh," Ujar Pria berambut putih, sang pemimpin dari keenam orang tadi, "jika itu terjadi, maka berarti ini semua jebakan yang dibuat Multieyes." Lanjut pria tersebut dengan wajah yang sekaran benar-benar berubah.
"Apa maksudmu?" tanya Siren yang sekarang begitu penasaran dengan hal itu.
"Putri Steny membelah dirinya dengan bantuan roh suci. Maka berarti jika salah satu dari mereka terbunuh, maka Putri Steny benar-benar terbunuh. Karena jiwanya hanya ada satu." Ujar Pria itu, "Namun, Multieyes membuat dirinya menjadi banyak dengan Inti kristal. Inti kristal sendiri berhubungan satu sama lain, jika salah satu dari Multieyes terbunuh, maka itu akan menekan energi dari Multieyes yang lainnya." Jelas Pria tersebut, dengan apa yang diketahuinya itu.
"Menekan energi apa maksudnya?!!" tanya Siren yang kini berubah menjadi panik, melihat hal itu, Stella dengan segera mendekat ke arah Siren. "Tenanglah." Ujar Stella agar Siren tidak terlalu berlebihan itu.
"Jika kelima Multieyes itu terbunuh, maka Multieyes yang terakhir berhasil mencapai misinya. Dia akan menggunakan kemampuan dari Inti kristal tersebut, yang dapat membuat seluruh Planet Zaverius benar-benar beku menjadi Kristal." Ujar pria berambut putih tersebut, yang kini auranya langsung berubah drastis, karena di sisi lain. Putri Steny bermata pink kristal dan Putri Steny bermata biru tengah memegang Kristal Biru dan Kristal Pink. Yang berarti Multieyes tersisa hanya satu.
"Gawat!! Semuanya cepat pergi ke tempat Multieyes!!!" teriak Steny, yang berasal dari robot serangga yang berada ditelinga semua orang itu. "Ada apa Putri?" tanya Stella dengan wajah serius.
"Kelima Multieyes sudah berhasil terbunuh, jika kalian berada dekat dengan Multieyes. Segera menghindar! Dan cepat berkumpul!!!" beritahu Steny dari tempat berbeda itu.
"Ayo cepat, kita pergi!!" seru Vante yang dengan cepat, dia berlari ke arah Multieyes terkahir berada. Tepati dimana Bryan, Steve, Seith dan Antha yang tengah bertarung itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystal Eyes [END]
FantasySequel dari ~Amazing Eyes Academy~ peringatan!! Baca terlebih dahulu "Amazing Eyes Academy" sebelum cerita ini. Ketika Keturunan Kristal Hitam mencoba mengahancurkan Kerajaan Lozency, Kerajaan yang masih berdiri di Planet Zaverius. Membuat Steny ha...