"Jadi, sekarang kita mau kemana?." Tanya ku ke third. Yang benar saja udah 2 jam aku keliling kota yang ntah kemana tujuan dia.
"Lo mau kemana?." Tanya nya, aku sedikit mengenyit ke arahnya.
"Lo nanya gua kak? Jadi dari awal lo gak tau mau kemana? Buang-buang waktu tau gak." Ucap ku dengan nada kesal.
"Gak buang-buang waktu asalkan bersama lo." Ucap third.
"Anterin gua ke minimarket yuk. Gua mau masak untuk mama dan ayah." Sahut ku.
"Didekat apartemen?." Aku hanya mengangguk.
***
Ribet ya kalau belanja bawa cowok. Banyak nanya.
"Trus apa lagi?."
"Udah?."
"Pulang yuk?."
Itulah yang ditanyakan third dari tadi.
"Lo sebenarnya mau buat apa sih nat?." Tanya nya lagi.
"Gua sebut namanya pun belum tentu lo tau kan kak, udah ah diem." Sahut ku.
"Tau kok, udah ah kasih tau aja ke gua." Ucap nya lagi.
"Gua mau masak mpek-mpek untuk mama dan ayah." Sejenak dia terdiam, sekilas aku melirik ke arahnya.
"Gak tau kan lo? Makanya diam." Ucap ku sambil memilih ikan yang akan ku masak.
"Udah ni kak. Yok ke kasir." Ucap ku. Dia hanya mengangguk.
Bisa ku lihat sekilas, wajah nya kelihatan bingung, bahkan mulutnya berkomat kamit mengeja "mpek-mpek".
Sampai dikasir, mbak yani 'penjaga minimarket' (gw tau dri name tag nya) dia memandang ke third. Dengan tatapan genit. Njir ni tukang kasir genit amat.
"Udah ini aja yang mau dibeli mas?." Tanya nya. What the f*ck, yang belanja kan gw kenapa dia nanya ke third. Dasar ganjen -_-".
"Udah." Ucap third dengan senyumannya. Melihat third tersenyum, si mbak yani makin salting.
"Ini siapa nya ya? Adiknya kah?." Tanya mbak yani. Third langsung melihat ke arah ku dan tersenyum. Kemudian dia langsung merangkul ku.
"Menurut mu?." Tanya third. Bisa ku lihat muka mbak yani berubah yang tadinya manis kini menjadi asam kecut.
"Menurut ku dia lebih pantas jadi adik mu." Ucap nya kepada third. Bisa ku lihat third hanya tertawa.
"Lantas siapa yang pas jadi istri ku hem?." Ucap third lagi, pipi mbak yani langsung berubah menjadi merah, bahkan senyumannya itu gak bisa ditahan.
Aku hanya bisa diam melihat third yang sedang menggoda mbak yani.
"A...k." belum sempat mbak yani menyelesaikan perkataannya. Tiba-tiba third mengecup bibir ku secara kilat.
"Manis, tambah sayang aku sama kamu." Ujar third. Aku yang tadinya bengong kini hanya tersenyum manis.
"Makasih :)." Ucap ku ke third. Mata ku langsung melihat ke arah mbak yani. Raut wajah mbak yani bisa dilihat sangat jelas kalau dia kecewa.
"Semuanya Rp.250.000.-" ucap mbak yani sambil memasuki barang yang ku beli tadi ke kantong plastik putih.
Third langsung mengeluarkan uang sebanyak 3 lembar, 100.000 dua dan 50 satu.
"Terima kasih." Ucap mbak yani. Third pun tersenyum dan langsung menarik ku keluar dari minimarket itu.
"HAHAHAHA." Bisa ku dengar pecah tawa dari third. Begitu lucunya kah tadi hingga membuat dia tertawa sebesar itu.
"Ngapain lo ketawa?." Tanya ku. Kini aku dan dia udh disamping mobil. Tangan third langsung memegang bahu ku.
"Kamu gak liat wajah tukang kasir tadi? Asli lucu loh nat haha." Ucapnya sambil mencoba meredakan ketawanya.
"Senang banget ya kayaknya." Ucap ku sambil menggeleng-geleng kan kepala ku. Dia tersenyum kepada ku.
"Yaiyalah senang, kan tadi aku bisa nyium bibir kamu." DEG! Gw baru ingat tadi dia nyium gw sekilas. Aku langsung meliriknya.
"MODUS lo kak." Ucap ku sambil melepaskan tangannya dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Sedangkan dia? Dia berjalan sambil ketawa ke arah kursi supir .
***
Thanks for reading.
Dont forger vote+coment
Ini memang cerita yang abal".
Bahkan tidak jelas.
Tpi apa salahnya menghargai karya seseorang ^-^.

KAMU SEDANG MEMBACA
Abang? Suami?!!![TAMAT]
Teen FictionBerawal dari "Idola-> Ketemu ->Kakak Angkat->Suami" "Kamu adalah cowok yang ku dambakan, namun setelah kamu pindah ke kampus aku dan satu kelas sama aku, kamu begitu menyebalkan. Dan apalagi ini, kamu bakalan jadi kakak angkat aku? oh cobaan apalagi...