47

542 31 0
                                    

Jangan lupa vote+coment

*Pov Nata

Fauzan mengantarkan ku ke rumah, aku hanya tersenyum memandanginya.

"Udah, lu yang sabar aja nat." Ucap dia sambil mengelus pipi ku. Aku hanya tersenyum, aku beruntung bisa mendapatkan sahabat seperti dia.

"Ump, lu gak masuk? Masuk yuk?" Ajak ku, dia hanya menggeleng.

"Gua harus balik nat, ingat ya tentang masalah pergi ke villa lu jangan lupa." Ucapnya lagi. Aku hanya menangguk.

"Iya gua pasti ikut. Lu pulang hati-hati zan." Sahut ku sambil melepaskan tangannya dari pipi ku. Dia hanya tersenyum dan mengangguk.

"Gua balik dulu, bye nat."

"Byee."

Aku melangkahkan kaki ku menuju pintu depan rumah ku. Aku mengetuk pintu.

"Nat, lu udah pulang?." Tanya akma. Aku hanya memandangnya dengan malas.

"Iya gua udah balik." Aku langsung menerobos masuk ke dalam rumah dan meninggalkan akma di ambang pintu.

Aku berjalan ke dapur untuk minum, ternyata akma mengikuti ku.

"Lu kenapa? Kok loyo?." Tanya nya. Setelah minum, aku menatapnya.

"Gua rasa lu sama mama udah tau kenapa gua begini." Ucap ku sambil berjalan ke arah kamar mama.

"Mama mana?." Tanya ku lirih.

"Mama dikamar." Jawab akma. Aku hanya mengangguk. Dan mengetuk pintu kamar mama. Mama langsung membuka pintu dan menatap ku.

"Ma, nata cuman mau bilang. Nata gak mau ketemu sama kak third lagi. Masalah perjodohan? Nata gak mau ma. Dia masih cinta sama mantannya. Dan lagi nata gak mau tinggal sama dia." Ucap ku. Mama hanya terdiam mendengar ucapanku.

"Yasudah, nata ke kamar dulu. Jangan ganggu nata." Ucap ku.

*Pov Akma

Aku menatap punggung nata yang makin lama menghilang dari pandangan ku.

Aku hanya tersenyum miris. Cukup sakit melihat orang yang kita cintai disakiti sama orang lain.

"Gak heran nata begitu ma. Akma jadi merasa bersalah. Hal yang kita takuti terjadi." Ucap ku menatap mama. Mama hanya terdiam, lalu menutup pintu kamarnya. Bisa aku dengar suara tangisan mama.

"Gua balik." Aku langsung menatap ke sumber suara. Aku menatapnya dengan sinis.

"Bahagia lu?." Tanya ku sambil menatapnya remeh.

"Bahagia? Ya bahagia lah." Ucapnya sambil menjatuhkan badannya disofa.

"Hoho bagus lu, lu sukses membuat orang yang bener bener berharga bagi gua terluka." Ucap ku nanar. Dia menatap ku heran dan mengubah posisinya menjadi duduk.

"Maksud nya lu?." ok kali ini emosi ku memang sudah gak bisa ditahan. Aku tarik dia keluar dari rumah dan kubawa ke halaman belakang.

"LU BEGO! LU GAK MIKIR THIRD!! PERCUMA LU PUNYA OTAK, LU PUNYA AKAL GAK DIPAKE BANGSAT!" Ucap ku. Third mendorong ku.

"Apaan sih gak jelas lu. Marah marah gak jelas." Ucapnya.

"Lu ketemu mantan lu, lu senang senang sama mantan lu, lu gak mikir perasaan nata ha? Lu tau gak kalau dia lihat lu berdua sama mantan lu." Ucap ku sambil menahan emosi. Third terdiam. Yup hanya itu yang bisa si bangsat ini lakukan.

"Percuma lu nyesal bangsat, percuma. Dia gak bakalan maafin lu. Dia juga udah ngebatalin perjodohan lo sama dia. Dan satu lagi, gua harap lu gak balik ke sini." Ucap ku. 

*pov nata

Bohong kalau aku gak denger apa yang dibilang akma ke third, aku mendengarkan semuanya. Aku hanya bisa nangis. Cuman itu yang bisa gua lakukan sekarang.

Aku ngerti, third memang gak bahagia sama aki, aku memang gak penting bagi dia. Cuman akunya aja yang terlalu berharap. Aku bener bener benci dengan diri aku sendiri.

****

Guys
Silahkan nikmati, maaf kalau ini tambah gaje wkwk

But jangan lupa vote+coment.

Thanks💜

Abang? Suami?!!![TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang