sorry for late update
jgn lupa voment yaaaa
Hayeon's POV
Dua hari sudah setelah jasad bibiku di kremasi.
Sejak kematian bibi, Aku absen dari sekolah.
Aku hanya mengurung diri di kamar dan menunggu ajal menjemputku juga.
Bibi, orang yang sangat ku sayangi dan sudah ku anggap sebagai ibu kandungku sendiri, dia meninggal sebelum aku sempat membuatnya bahagia.
Aku ingat, saat kecil dulu, aku pernah berjanji padanya untuk memberikannya kapal pesiar terbesar di dunia untuk kami keliling dunia, karena dia adalah seorang traveller.
Aku ingat, saat kecil dulu, bibi mengajariku cara bermain piano, biola dan gitar. Dia sangat suka bernyanyi dan suaranya sangat bagus. Aku senang, aku bisa mengiringinya bernyanyi.
Bibi selalu menceritakan tentang masa lalu ibu kandungku, dan rasa bahagianya ibu saat aku berada di dalam perutnya.
Aku juga ingat disaat dia membelikan jepitan bermotif kelinci pink untukku saat kami ada di pasar malam. Meskipun sudah patah, jepitan itu tetap kusimpan di dalam laci kamarku.
Bibi mengajarkanku untuk tidak pernah membenci papa, apapun yang terjadi. Meskipun aku selalu sakit hati karena ucapan kasarnya.
Bibi selalu tersenyum, seolah tidak ada beban dalam hidupnya.
Saat bibi kesakitan dan dalam keadaan kritis, dia selalu menyemangatiku dan mengatakan kalau dia baik-baik saja.
Bahkan saat meninggal, dia tetap tersenyum.
Orang yang paling ku cintai dan kusayangi di dunia ini, sudah pergi meninggalkanku.
Jadi untuk apa aku hidup?
Mama pergi sebelum aku mengenalnya, sebelum aku melihat wajahnya, sebelum aku membuat kenangan dengannya dan sebelum aku sempat menyayanginya.
Papa, orang tua satu-satunya yang milikki, sama sekali tidak pernah menunjukkan kasih sayangnya untukku.
Bahkan disaat bibi meninggal, dia datang hanya saat bibi di kremasi. Setelah itu, ia kembali ke luar kota karena pekerjaannya.
Aku sudah tidak tau lagi, kenapa aku dilahirkan.
"Hayeon, buka pintunya.." suara kakak dari luar kamar membuatku terganggu.
Aku masih tidak tau, kenapa bibi meninggalkanku secepat ini. Kenapa aku tidak ada di sampingnya saat dia sedang berjuang untuk hidup.
"Hayeon," kali ini, aku mendengar suara laki-laki. Itu suara Jungkook.
Taehyung tidak pernah menghubungiku sejak minggu lalu, saat dimana bibi meninggal.
"Hayeon, please makan dulu." Kata Jungkook sambil mengetuk pintu berulang kali.
Aku hanya menyembunyikan wajahku di balik bantal dengan mata terpejam.
Aku masih butuh waktu sendiri, dan aku sama sekali tidak lapar meskipun sudah dua hari ini aku belum menyentuh makanan.
"Hayeon, imo.."
Aku membuka mataku dan menjauhkan bantal dari kepalaku untuk mendengar lanjutan dari suara kakak.
"Imo menulis surat untukmu sebelum dia meninggal..." kata-kata Hanna sukses membuatku duduk di ranjangku.
Mataku terasa berat karena menangisinya selama dua hari dua malam. Mataku bahkan tidak bisa mengeluarkan air mata lagi.
"Suratnya ku masukkan kedalam kamarmu lewat kolong pintu ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pretend Boyfriend ; KTH ✔
Fanfiction[Proses Revisi 2/38] Choi Ha Yeon, siswi kelas 3 SMA yang selalu mendapat ejekan dari teman-temannya karena belum pernah pacaran, akhirnya meminta Kim Taehyung, sahabat kakak perempuannya, untuk menjadi pacar pura-pura nya. Tapi sebenarnya, itu hany...