"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Taehyung dengan raut wajah kesalnya, begitu melihat seorang pria paruh baya berdiri di depan rumah Seokjin.
Laki-laki itu berbalik, lalu tersenyum sambil menatap Taehyung yang baru menutup pintu mobilnya.
Laki-laki itu maju satu langkah, bersamaan dengan Taehyung yang berjalan menjauh.
"Tae, ibumu sedang di rawat di rumah sakit sekarang. Apa kau tidak mau menemuinya? Dia sangat merindukanmu," kata pria itu, membuat Taehyung sedikit terkejut.
Taehyung diam dan hanya menatap pria paruh baya di hadapannya.
Pria yang sudah mengambil kebahagiaannya, sekaligus orang yang membuat keluarganya hancur. Melihat wajahnya saja membuat Taehyung muak.
"Kalau dia merindukanku, harusnya dia juga merindukan ayahku. Karena aku mirip dengannya." Kata Taehyung dingin, membuat pria itu menghela napas.
"Aku tau, kau belum bisa menerimaku sebagai ayahmu. Tapi ibumu tetap ibumu. Kau tidak mau menemuinya sebelum di operasi?" tanya orang itu lagi, membuat Taehyung terkejut.
Pria itu merasa sekujur tubuhnya membeku, mendengar kata operasi dari mulutnya. Ia menelan ludahnya, dan menatap laki-laki paruh baya di hadapannya tak percaya.
"Sudah lama ibumu memiliki tumor di otaknya. Besok lusa, operasi akan dilakukan. Kau tau, tingkat keberhasilan operasi tumor otak tidak terlalu tinggi," jelas pria paruh baya itu, dengan ekspresi penuh harap.
Seketika Taehyung merasa tubuhnya sulit di gerakkan.
Dari dulu, ia tidak pernah tau, kalau ibunya memiliki penyakit seperti itu.
Ibunya sangat sering pergi keluar negeri karena pekerjaan, bersama laki-laki di hadapannya, yang kini memiliki status sebagai suami ibunya.
Sejak di lahirkan ke dunia ini, Taehyung lebih sering bersama ayahnya, dari pada ibunya yang terkenal gila kerja.
Karena Taehyung tidak menyukai pembantu, ayahnya lah yang mengurus pekerjaan rumah, menggantikan posisi ibunya.
Semua harta kekayaan yang mereka miliki, adalah milik keluarga ibunya.
Karena itu, ayahnya lah yang harus pergi meninggalkan rumah mereka, begitu ia dan ibunya resmi bercerai.
Tapi hak asuh Taehyung jatuh ke tangan ibunya karena pengacara yang ia bayar mahal.
"Pergi dari sini," kata Taehyung sambil menatapnya tajam. Pria paruh baya itu menghela napasnya.
"Tae, kali ini saja-"
"Aku tidak mau mendengar apapun." Sela Taehyung, penuh penekanan.
Laki-laki paruh baya itu hanya menatap Taehyung dengan raut wajah kecewanya.
Kemudian ia mengeluarkan secarik kertas putih dari saku mantelnya, lalu memberikannya langsung ke tangan Taehyung.
"Itu alamat rumah sakitnya. Besok lusa, operasi dimulai jam sembilan pagi. Aku harap kau bisa bertemu ibumu, sebelum dia di operasi." Kata laki-laki paruh baya itu, lalu pergi dari hadapan Taehyung.
Taehyung terus memperhatikan laki-laki itu, sampai masuk ke dalam mobil hitamnya.
Pria itu membaca tulisan yang tertulis di kertas itu, lalu meremas kertas itu hingga berbentuk bola.
Setelah itu, Taehyung melempar kertas itu ke dalam tempat sampah di depan rumah, lalu masuk kedalam rumah Jin.
***
Jungkook berbaring di sofa rumahnya, tanpa melepaskan jaket hitam yang masih melekat di tubuhnya.
Pria itu memejamkan mata, menghilangkan lelahnya setelah bermain basket selama tiga jam penuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pretend Boyfriend ; KTH ✔
Fanfiction[Proses Revisi 2/38] Choi Ha Yeon, siswi kelas 3 SMA yang selalu mendapat ejekan dari teman-temannya karena belum pernah pacaran, akhirnya meminta Kim Taehyung, sahabat kakak perempuannya, untuk menjadi pacar pura-pura nya. Tapi sebenarnya, itu hany...