t i g a p u l u h l i m a

5.2K 629 43
                                    

"Aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiranmu," kata Seokjin sambil berkacak pinggang.

Laki-laki itu menatap Taehyung yang kini menyantap kue ringan di atas meja. Seokjin menarik napas panjang, lalu membuangnya kencang.

"Hayeon tidak pergi untuk selamanya. Kenapa kalian harus putus karena masalah itu?" Tanya Seokjin sedikit jengkel. Laki-laki itu langsung duduk di samping Taehyung sambil terus menatapnya.

Taehyung berhenti mengunyah. Setelah menelan makanannya, Taehyung balas menatap Seokjin.

"Dia akan menemukan laki-laki lain di sana," kata Taehyung, kemudian membuang muka. Seokjin menepuk bahu kanan sahabatnya itu. Baginya, Hayeon sudah seperti adik sendiri, dan keputusan Taehyung kali ini cukup kekanakan. Seokjin tidak bisa begitu saja membiarkan hubungan keduanya kandas karena laki-laki itu menolak hubungan jarak jauh.

"Dengar. Hayeon bukan perempuan seperti itu. Tidak semua orang begitu. Kuliah itu tidak lama, Tae. Kalian masih bisa bertukar pesan dan kau juga bisa meneleponnya," kata Seokjin memberitahu. Taehyung mengangguk pelan.

Ia bersandar di punggung sofa sambil menatap ke langit-langit.

"Aku juga tidak tau, hyung. Kalau aku sering menghubunginya, itu bisa mengganggu belajarnya. Lebih baik dia fokus belajar," kata Taehyung sambil menghela napas. Ia memejamkan matanya.

Pikirannya tidak tenang. Ia terus mengingat masa-masa saat mereka bersama, dengan status pacar pura-pura. Ia ingat saat pertama kali Hayeon berusaha terlihat anggun saat makan bersamanya. Ia juga ingat, saat dimana Hayeon merawatnya karena sakit. Beberapa ingatan lainnya juga muncul di kepalanya.

Semua yang ia lakukan bersama cewek itu, terasa menyenangkan.

Tapi kini, ia merasa hatinya sakit. Taehyung takut, Hayeon akan meninggalkannya kalau dia benar-benar pergi ke luar negeri. Ia takut merasakan kehilangan untuk yang kesekian kalinya. Tapi, ia juga tidak ingin menghalangi Hayeon meraih cita-citanya. Cewek itu pantas memiliki masa depan yang baik. Meski bukan bersamanya.

"Tae, Hayeon sangat menyukaimu. Dia tidak mungkin meninggalkanmu. Kau juga tau itu, kan? Kenapa kau tidak memercayainya?" Tanya Seokjin.

Taehyung membuka matanya.

Walaupun ia berusaha untuk percaya pada Hayeon, mungkin pengalamannya dulu masih membuatnya sedikit trauma. Sama seperti ibunya yang pergi ke luar negeri untuk bisnis, dan pulang membawa laki-laki lain, yang tidak lama kemudian menjadi suaminya.

Meskipun kesalahpahaman tentang ibunya sudah selesai, perasaan takutnya tidak bisa hilang. Ia takut membayangkan kejadian itu akan terulang. Sejujurnya, ia tidak ingin Hayeon pergi. Tapi... ia ingin Hayeon merasakan kebahagiaannya sendiri. Ia tidak mau mengekang cewek itu karena keegoisannya.

"Hyung, temani aku minum hari ini."

***

Hayeon memeluk kedua kakinya semakin erat.

Walaupun layar TV menampilkan film kartun kesukaannya, ia tetap tidak bisa fokus dan tertawa. Ia tidak bisa melupakan apa yang dikatakan Taehyung dua hari yang lalu.

Sejak lelaki itu mengajaknya putus, mereka sama sekali tidak bertemu, atau sekedar bertukar pesan. Meski Hayeon belum menjawabnya, Taehyung juga tidak menagih jawaban.

Hayeon menghela napas panjang. Taehyung benar-benar penting untuknya. Ia sudah lama sekali mencintai laki-laki itu.

Tapi, pergi ke luar negeri untuk belajar juga baik untuk masa depannya. Kesempatan ini hanya sekali seumur hidup, dan mungkin ini satu-satunya kesempatan untuk kuliah.

My Pretend Boyfriend ; KTH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang