t i g a p u l u h s a t u

5.6K 640 58
                                    

CHOI HA YEON
TIDAK LULUS

Hayeon tidak bisa lagi menahan air matanya. Air matanya keluar begitu saja, meskipun ia tidak memintanya.

Sekarang ia benar-benar tidak tau apa yang harus dilakukannya. Kalau papanya tau tentang ini, entah apa yang dikatakan orang itu nantinya. Cewek itu sudah pasti diomeli habis-habisan, atau kemungkinan terburuk, bisa saja dia dibuang dari keluarga Choi.

Hayeon menggigit kukunya sendiri. Keringatnya mulai membanjiri wajahnya. Ia benar-benar merasa hampir gila. Gelisah, takut, bingung, sedih, semua perasaan itu bercampur jadi satu.

Hidup memang benar-benar tidak adil untuknya. Semua kebahagiaan yang didapat kakaknya tidak pernah ia rasakan.

Ia tidak tau, apa yang ia lakukan di masa lalu, sampai membuat kehidupannya sekarang jadi seperti ini.

Tidak ada satupun yang berjalan lancar di hidupnya.

Tidak dengan percintaannya, pertemanannya, keluarganya, dan sekarang, perkuliahannya.

Cewek itu menangis sejadi-jadinya. Ia menjambak rambutnya kencang. Menangisi semua hal buruk yang menimpanya terus-menerus. Hayeon melempar beberapa barang yang ada di dekatnya ke lantai. Tidak peduli barang itu mudah pecah atau tidak.

Ia tidak tau apa yang akan terjadi setelah ini. Apa yang akan dikatakan papanya, apa yang akan terjadi pada dirinya kalau tidak kuliah, bagaimana caranya menghidupi diri sendiri kalau dia benar-benar diusir dari keluarga Choi.

Kepalanya sakit. Ia juga belum makan sejak pagi, karena khawatir dengan kejadian yang dialaminya sekarang.

Hayeon duduk di lantai, bersandar di pinggir ranjangnya. Ia menekuk kedua lutut sambil memegang kepalanya frustasi. Rasa takutlah yang sekarang mendominasi otaknya. Ia merasa takut.

Cewek itu takut papa semakin membencinya. Ia takut dengan papanya. Sejak kecil, setiap mendapat masalah sekecil apapun, papa pasti marah padanya. Pria itu juga beberapa kali memukulnya saat mabuk. Masih banyak tentang papanya yang membuatnya takut.

Hayeon terus menatap layar laptopnya yang perlahan berubah gelap.

Ia juga tidak tau harus menceritakan masalahnya pada siapa. Tidak ada orang yang mengerti dirinya, selain Jungkook. Tapi sekarang, cowok itu sedang pergi liburan dengan teman-temannya untuk merayakan ujian yang sudah selesai, dan menginap beberapa hari. Ia tidak mungkin mengganggunya.

Cewek itu hanya bisa menangisi kebodohannya. Ia benar-benar menyesal karena tidak belajar dengan serius untuk masuk ke Universitas Seoul, Universitas yang paling sulit untuk dimasuki, karena ia harus bersaing dengan ribuan siswa untuk masuk Universitas itu.

Suara dering ponselnya membuat ketakutannya semakin menjadi-jadi. Ia melirik ke arah ponsel di pinggir ranjang, berharap itu bukan telepon dari papanya.

Ternyata kali ini, permintaannya terkabul. Itu bukan telepon dari papanya, tetapi dari pacar kakaknya, Jimin.

Perlahan, Hayeon mengambil ponselnya. Ia berdeham beberapa kali, agar suaranya tidak terlalu aneh saat menjawab telepon dari Jimin. Setelah ia merasa suaranya lebih baik, cewek itu menggeser tombol hijau, kemudian menempelkannya ke telinga.

"Halo, Hayeon," panggil Jimin. Hayeon mengusap air mtanya, kemudian menarik napas dalam-dalam dan membuangnya.

"Iya?" tanya Hayeon. Meskipun ia mengatur agar suaranya terdengar biasa, nyatanya suaranya tetap serak dan parau.

"Kau di rumah? Ada apa dengan suaramu?"

Hayeon berdeham dua kali, "Sepertinya flu," kata Hayeon bohong, "ada apa, Oppa?" tanya Hayeon.

My Pretend Boyfriend ; KTH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang