t i g a b e l a s

5.5K 572 11
                                    

"Hayeon, sudah sampai.." Taehyung menghentikan kalimatnya begitu melihat Hayeon yang tertidur pulas di jok sampingnya.

Kedua tangannya memegang seatbelt nya erat.

Taehyung melihat depan rumah Hayeon. Lampu rumahnya gelap, seperti tidak ada orang.

Pria itu melepas seatbelt nya, lalu keluar dari mobil.

Ia memencet bel rumah Hayeon sambil sesekali memanggil nama Hanna. Tapi tidak ada jawaban dari dalam rumah itu.

Taehyung mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya, memencet beberapa angka di layar ponselnya, kemudian menempelkan ponselnya.

Ia bersandar di samping mobilnya, sambil menungu panggilannya terjawab.

"Oh, Taehyung? Ada apa?" kata suara di seberang sana.

"Kau dimana? Hayeon tidur, aku tidak enak membangunkannya," kata Taehyung tanpa basa basi.

"Aku baru saja pergi, apa dia tidak bawa kunci rumah?"

"Kurasa tidak. Kami pulang cepat karena dia lupa membawa kunci rumahnya."

"Oh.. gimana ya? Aku baru pergi dan sepertinya aku pulang malam. Gimana kalau aku titip dia di rumahmu?" kata Hanna, membuat Taehyung terkejut.

"Tidak, tidak. Itu bukan ide yang bagus,"

"Aku akan menjemputnya di rumahmu nanti."

"Hanna, dia ini perempuan! kau tau, aku hanya tinggal sendiri."

"Tapi aku tidak bisa pulang sekarang. Kau tidak mungkin membiarkan adikku tidur di depan rumah kan?"

"Tapi-"

"Maaf, disini berisik. Aku matikan ya. Sampai nanti!"

"Tunggu, Hanna-"

Setelah itu, Hanna memutuskan sambungan teleponnya.

Taehyung menatap layar ponselnya bingung.

Ia pria, dan ia tidak mungkin membawa perempuan masuk ke rumahnya begitu saja. Apalagi saat tidur seperti ini.

Taehyung berdecak. Ia tidak punya pilihan lain.

Pria itu menghela nafas, lalu kembali masuk ke mobilnya.

****

Hanna tersenyum sambil menatap layar ponselnya.

"Jadi kau membiarkan Taehyung berdua dengan Hayeon?" tanya Jimin yang sejak tadi berada di sampingnya.

"Lagi pula mereka pacaran kan? Biarkan saja. Aku yakin Tae tidak akan melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman." Kata Hanna sambil tersenyum.

Gadis itu menyandarkan kepalanya tepat di bahu Jimin.

"Serius tidak apa-apa? Tapi kita kan pulang malam? Filmnya saja baru mulai jam delapan," kata Jimin sambil melirik jam dinding rumahnya yang sudah menunjukkan pukul 6 sore.

"Tidak apa-apa. Mereka butuh waktu sedikit lebih lama, kan?" tanya Hanna.

Jimin tersenyum, kemudian meraih tangan Hanna dan menautkan jari-jari mereka.

Pria itu mengecup singkat kepala Hanna dari samping.

"Baru keramas ya?" tanya Jimin mengalihkan pembicaraan.

"Iya, makanya aku telat datang tadi," balas Hanna sambil tersenyum malu.

"Wangi,"

"Makasih sayang. Ngomong-ngomong mau jalan jam berapa?"

My Pretend Boyfriend ; KTH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang