Tidak seperti Universitas lainnya yang harus menunggu hasil ujian masuk lebih dari satu bulan, Universitas Seoul akan mengumumkan hasil ujian masuknya hari ini, tepat empat minggu setelah ujian masuk.
Sejak lima menit yang lalu, Hayeon sudah duduk di tempat belajarnya, sambil menatap laptopnya dengan tegang. Kedua tangannya saling bergesekkan di bawah dagu.
Ia sudah pasrah dengan nilai-nilainya. Menjadi mahasiswi jurusan bisnis tidak mudah, apalagi di Universitas Seoul. Banyak soal tentang bisnis yang sama sekali tidak diketahui Hayeon. Bodohnya, cewek itu juga tidak banyak belajar sebelum ujian.
Ia terlalu sibuk memikirkan masalah yang terus menimpanya, sampai melupakan tanggal ujian masuk Universitas Seoul.
Cewek itu tidak punya pengalaman berbisnis. Ia tidak tau apapun mengenai hal itu. Pelajaran hitung-hitungannya selalu mendapat nilai rendah, dan sebenarnya ia juga tidak ingin masuk jurusan bisnis, kalau saja bukan ayahnya yang mendaftarkannya ke jurusan itu. Ia juga tidak suka pelajaran bisnis.
Kalau Hayeon benar-benar kuliah di sana, pasti ia lebih sering bertemu dengan Taehyung, cowok yang sudah hampir tidak pernah dilihatnya lagi dalam satu bulan ini.
"Argh," desisnya frustasi.
Sekarang, hubungan kakaknya dan Jimin sudah lebih baik. Tapi Hayeon merasa, hubungan mereka tidak sebaik dulu. Kakaknya itu jadi lebih sering jalan dengan Taehyung, dan bahkan pulang bersamanya.
Sejak seminggu sebelum ujian akhir, Hayeon tidak lagi bekerja. Ia fokus belajar, agar lulus dari SMA nya.
Bodohnya, selain Universitas Seoul yang membuka pendaftaran beberapa minggu sebelum ujian akhir, ia tidak mendaftar Universitas manapun, sesuai perintah ayahnya.
Cewek itu terus berdoa sejak kemarin, agar diterima di Universitas pilihan ayahnya itu. Setidaknya, untuk menghilangkan satu beban pikiran yang selama ini ia tanggung.
Alarm ponselnya berbunyi. Jam sudah menunjukkan pukul 12 tepat, yang artinya pengumuman kelulusan Universitas Seoul sudah dapat dilihat.
Hayeon segera memasukkan ID dan kata sandinya. Setelah itu, ia mengepalkan tangannya.
Jantungnya berdetak sangat cepat seperti habis maraton. Cewek itu menarik napas dalam-dalam.
"Tolong," gumamnya sambil memejamkan matanya.
Setelah memantapkan hatinya, Hayeon memencet tombol enter di laptopnya.
***
"Kim Tae Hyung," panggil dosen laki-laki tua yang kini berdiri di depan kelas dengan puluhan kertas ujian di mejanya.
Taehyung menoleh. Ia langsung berdiri, kemudian bergegas mengambil lembaran ujiannya di tangan dosen itu.
"Ada apa denganmu kali ini? Seingatku nilaimu tidak pernah dibawah 60," kata dosen itu heran. Taehyung cukup terkejut. Ia menaikkan kedua alisnya, kemudian melihat nilai di kertas ujiannya.
58. Nilai paling rendah yang pernah Taehyung dapatkan sejak ia kuliah di Universitas Seoul. Bahkan sejak dulu, ia hampir tidak pernah mendapat nilai di bawah 70.
"Kau harus berusaha untuk ujian akhir kalau tidak mau ikut semester pendek," kata dosen itu mengingatkan. Taehyung menatap dosen itu sekilas, kemudian mengangguk. Ia duduk di tempatnya kembali.
Taehyung sendiri tidak tau apa yang terjadi padanya.
Laki-laki itu lebih sering melamun dan tidak fokus pada pelajaran. Ini baru pertama kali ia rasakan. Rasanya seperti ada masalah yang sulit ia pecahkan, tapi ia tidak tau apa masalah itu. Akhir-akhir ini pikirannya terasa kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pretend Boyfriend ; KTH ✔
Fiksi Penggemar[Proses Revisi 2/38] Choi Ha Yeon, siswi kelas 3 SMA yang selalu mendapat ejekan dari teman-temannya karena belum pernah pacaran, akhirnya meminta Kim Taehyung, sahabat kakak perempuannya, untuk menjadi pacar pura-pura nya. Tapi sebenarnya, itu hany...