Untuk kesekian kalinya, Hayeon diminta untuk mencuci piring kotor di restaurant tempatnya bekerja.
Ia tidak tau kapan ia bisa mulai memasak.
Hayeon mengelap keringatnya dengan lengannya. Ia benar-benar lelah setelah mencuci ratusan piring kotor hari ini.
"Kau pekerja baru?" tanya seorang laki-laki, berpakaian sama dengannya. Kemeja pendek putih dan celana hitam panjang.
Hayeon mengangguk pelan.
"Siapa namamu?" tanya laki-laki itu lagi.
"Choi Ha Yeon," balas Hayeon sambil menghela napas.
"Aku Seongwoo." Katanya memperkenalkan diri. Hayeon hanya tersenyum kaku.
Tatapannya fokus pada piring yang sedang ia bersihkan. Ia benar-benar lelah. Kalau saja uang jajannya cukup untuk memenuhi kebutuhannya, sudah pasti Hayeon mengundurkan diri dari tempat ini.
Tapi setidaknya, bekerja di tempat ini ada untungnya. Hayeon tidak perlu memikirkan tentang semua masalah yang terjadi padanya. Ia hanya perlu fokus mencuci ratusan pirinh kotor.
"Kenapa kau bekerja disini? Sepertinya kau masih sekolah," kata laki-laki yang menyebut dirinya sebagai Seongwoo itu.
Hayeon mematikan keran air setelah piring terakhirnya di bilas.
Sekarang adalah jam pergantian shift nya, dan itu artinya dia sudah boleh pulang.
Hayeon merenggangkan seluruh otot tubuhnya.
"Tentu saja untuk mencari uang tambahan," balas Hayeon sambil berkacak pinggang.
Seongwoo mengangguk pelan.
"Apa ini giliranmu mencuci piring?" tanya Hayeon balik. Seongwoo mengerutkan dahinya.
"Apa maksudmu? Aku disini sebagai ketua bagian dapur." Kata Seongwoo, membuat Hayeon terkejut. Laki-laki itu tersenyum ramah.
"O-oh, maaf, aku tidak tau," kata Hayeon, berusaha sopan. Seongwoo menggeleng, memberitahunya bahwa ia tidak masalah. Sementara Hayeon malah jadi salah tingkah karena bersikap sedikit tidak sopan.
"Shift ku sudah selesai. Aku pulang dulu ya," pamit Hayeon sambil tersenyum. Laki-laki itu mengangguk cepat, lalu mundur beberapa langkah, membuka jalan untuk Hayeon keluar.
Hayeon berjalan lurus ke depan tanpa sekalipun menoleh.
Jujur, laki-laki tadi memang terlihat tampan. Tapi entah kenapa, Taehyung masih jauh lebih tampan untuknya.
Hayeon menghela napas, lalu menghentikan langkahnya di depan loker. Gadis itu kembali mengutuk dirinya sendiri karena lagi-lagi mengingat Taehyung.
Ia menghentakkan satu kakinya dengan perasaan campur aduk.
Hayeon ingin mendapat permintaan maaf dari Taehyung. Tapi ia belum ingin memaafkannya atas apa yang laki-laki itu lakukan.
Hayeon berjongkok sambil menatap lurus ke pintu lokernya. Gadis itu terus diam dengan perasaan yang masih di ambang kekacauan.
Ia tidak tau apa salahnya, sampai-sampai semua masalah berakhir seperti ini.
Masalah Taehyung, laki-laki idaman yang menamparnya.
Masalah kedua temannya, yang ternyata tidak benar-benar menganggapnya sebagai teman. Semua itu terasa begitu cepat, dan tidak terasa nyata.
Hayeon berharap semua ini hanya mimpi.
Ia tidak mau sendirian di sekolah, apalagi kalau kedua temannya malah membully nya seperti di dalam drama.
Tapi ia juga tidak ingin putus dengan Taehyung, hanya karena laki-laki itu menamparnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pretend Boyfriend ; KTH ✔
Fanfiction[Proses Revisi 2/38] Choi Ha Yeon, siswi kelas 3 SMA yang selalu mendapat ejekan dari teman-temannya karena belum pernah pacaran, akhirnya meminta Kim Taehyung, sahabat kakak perempuannya, untuk menjadi pacar pura-pura nya. Tapi sebenarnya, itu hany...