***
Kelas Yessie cukup melegakan karena tidak ada siswa yang menjailinya. Hal paling mengerikan adalah ketika guru menjadi bahan intimidasi. Untungnya Yessie bisa mengatasi kelasnya.
Ia membawakan materi mengenai Shakespearce dan murid-murid mendengarkan dengan cermat. Karya Shakespearce sangat diminati banyak orang, salah satu yang populer adalah kisah Romeo dan Juliet. Murid-murid Yesdie aktif dalam kelas dan itu menyenangkan.
Yessie menyudahi kelasnya dengan menyimpulkan kisah Romeo dan Juliet. Kesimpulan sederhana bahwa jangan pernah mati sia-sia karena cinta. Dan itu disambut tepuk tangan oleh murid-muridnya. Beberapa muridnya keluar dari kelasnya tepat ketika bel berbunyi.
"Aku suka cara mengajar, Miss Montghomory."
"Hai, Nick. Thanks."
Yessie meletakkan kertas yang ia pegang agar bisa leluasa mengobrol dengan Nick. "Kau tidak punya kelas lagi?" Nick tersenyum. Senyuman itu tak sebagus senyuman Austin tapi Yessie membalasnya. "Ada. Tapi aku hanya ingin menyapa Miss Montghomory."
Yessie tergelak pelan. "Wow. Aku tersanjung. Atlit yang terkenal di sekolah ini mau mengobrol bersamaku. Ada apa?" Yessie mengamati wajah Nick yang menawan. Ia merasakan ada getaran yang ingin diutarakan oleh Nicholas. "Miss Montghomory cantik dengan blus bunga-bunga itu."
Andaikan Yessie belum menikah, ia akan senang Nick mengomentari penampilannya. Yessie ingat janjinya pada Austin untuk memberikan pria itu cinta dan kesetiaan. Kesetiaan adalah sesuatu yang mahal, tidak bisa diukur dengan apapun. Bahkan dengan berlian sekali pun. "Maafkan aku. Aku tidak tahu apakah hanya aku yang salah pengertian atau apa. Aku hanya mau bilang aku punya suami. Dan aku mengandung anaknya. Aku mau membatasi diriku dekat dengan cowok."
Wajah Nick memerah. Ia malu atas apa yang sudah ia lakukan. "Tenang saja. Aku tidak menyimpan perasaan apa-apa." kata Nick. Raut kecewa di wajahnya sangat jelas. Hal itu membuat Yessie berkata. "Hubungan kami tidak baik. Pernikahan kami adalah kesalahan. Aku hanya mengatakannya." Nick bersimpati mendengarnya.
"Aku turut bersedih Miss Montghomory. Jika dia melepaskan Anda maka dialah yang rugi." Yessie mengangguk. Nick meninggalkan ruangannya dengan senyuman yang bercampur kesakitan. Yessie terduduk lemah. Jika dibandingkan Austin, Nick jauh lebih baik budinya. Austin menang pada pesonanya. Semua orang akan menyukainya saat pertama kali melihatnya.
Yessie terus berpikir sampai jam mengajarnya usai. Lantas ia menghubungi Austin agar diantar pulang. Austin membalasnya, ia meminta Yessie menunggu karena ia harus mengurus Erica.
"Aku tidak mau menunggu. Aku mau pulang naik taksi saja." Yessie membalasnya dengan tegas. Tidak ada wanita yang mau menunggu, kecuali wanita itu terlalu dungu. Ini sudah abad 21, wanita bisa melakukan apapun. Pesan Yessie membuat Austin tak berkutik. Lelaki itu membiarkan Yessie pulang sendirian.
Yessie mengerang. Austin bukanlah orang yang bisa ia harapkan. Kata-katanya lebih manis dari apa yang ia lakukan. Di tengah kesendirian Yessie, bersama perasaannya yang sedih bercampur kesal. Nicholas menawarkan tumpngan. Yessie hendak menolak namun Nicholas menampakkan mimik memelas. Yang berakhir Yessie menerima tawaran lelaki itu.
"Aku tidak terlalu percaya dengan lelaki zaman sekarang. Aku sedang mencoba memberimu kepercayaan." Yessie memulai obrolan. Nicholas mengangkat bahu. "Jika Miss Montghomory menganggap aku orang jahat maka Anda salah. Karena tidak ada orang tampan yang jahat kecuali youtuber. Dan aku bukan youtuber."
Yessie tertawa, "Ya Tuhan. Benarkah semua youtuber tampan seorang pembunuh? Padahal aku selalu menguntit akun youtube Justin Timberlake." Yessie merasa nyaman berada di dekat Nick. Cowok itu asyik walau masih muda. Dia tahu cara mencairkan suasana. "Oh. Bukankah Justin Timberlake seorang penyanyi? Dia bukan youtuber. Dia hanya mengunggah video-nya di youtube. Sebagai ajang promosi." Yessie membenarkan perkataan Nick.
"Lupakan tentang Youtuber. Aku akan mampir ke pesta teman lamaku sebentar. Apa itu tidak apa-apa? Mereka butuh bir di studio-ku. Aku hanya memberikan kunci studio-ku." Nicholas sekali lagi memohon lewat tatapannya. "Hanya sebentar 'kan. Oke." Nick amat bersyukur atas pengertian Yessie. Dia pun meluncur ke pesta temannya.
"Apa semua remaja menghabiskan waktunya dengan mabuk-mabukan? Astaga, aku tidak tahu seperti apa kalian jika sudah berkeluarga." komentar Yessie. Nicholas mengingat Austin seketika itu juga. Austin adalah satu-satunya temannya yang sudah menikah. "Aku juga tidak tahu. Namun aku punya teman yang tahu rasanya menikah. Tepatnya menikah muda."
Yessie menyandarkan kepalanya di kursi. "Kurasa menikah muda adalah hal yang berat." Nicholas tidak membalas apa pun sampai ia benar-benar sampai di pesta temannya. Nicholas keluar dari dalam mobil sementara Yessie menunggu di dalam. Dia tidak akan keluar dan menjadi bahan gosip anak muda.
Yessie mengamati arah luar jendela. Dan matanya tak bisa mengelak kalau di sana ada Austin yang sedang bersenang-senang bersama cewek. Yessie bisa menebaknya sebagai Erica. Mereka hanya berpelukan namun itu sangat menyakitkan hati. Betapa pelukan itu sangat berarti, Yessie tak pernah mendapat pelukan Austin. Dia juga menginginkannya, setidaknya sebagai tanda bahwa ia punya keluarga kecil.
Yessie : Kau sudah janji mau menginap di apartemen.
Austin : Maaf. Aku sedang di pesta. Aku janji tidak akan mabuk dan pulang secepat mungkin. Aku hanya tidak bisa menolak keinginan Erica. Satu jam, aku akan kabur saat dia lengah.
Yessie hanya menguji Austin. Dan laki-laki itu sepertinya memang berkata jujur. Dia mengatakan di pesta, itu benar. Entah kenapa kejujuran Austin membuatnya merasa dibohongi. Sebuah kejujuran lebih menyakitkan dari kebohongan.
Yessie mencermati lagi apa yang ia lihat. Semua yang digambarkan Austin persis seperti yang tertulis. Cuma, ia merasa sesuatu bergejolak dalam hatinya. Ada dorongan ingin memberontak, menyeret Austin pergi bersamanya, lalu mereka melewati malam bersama. Dan itu bukan bagian dari cinta melainkan bagian dari mencoba menjadi keluarga bahagia.
Yessie masih melamun ketika Nick kembali ke dalam mobil. "Kau seperti mengamati orang. Kau mengenal salah satu temanku?" Yessie menggeleng. "Baguslah... aku kenalkan saja. Cowok yang di sana namanya Austin MCDowell. Dialah yang kuceritakan menikah muda. Aku tidak tahu bagaimana reaksi istrinya jika mengetahui dia selingkuh. Austin adalah lelaki paling buruk di sekolah lamaku. Setiap malam berpesta. Hidupnya dekat dengan seks dan minuman beralkohol. Wajahnya tampan tapi tidak berkelas."
Yessie mengiakan. "Istrinya pasti orang yang bodoh." Ia ingin menangis mengatakannya namun tetap menahan lelehan air mata yang akan bergulir di pipinya. Dia tidak akan membuat Nicholas curiga jika dia barusaja membicarakan dirinya sendiri. "Entahlah. Dia mungkin istri yang kuat." balas Nick. Yessie tidak punya balasan argumen. Dia terlalu sedih sampai tidak bisa menyusun kata-kata yang bagus di kepalanya.
See u next time!!
Sastrabisu
Erwingg__
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bastard Husband (Young Daddy)
Fiksi Umum"Kau mulai cerewet seperti ibuku, Yessie! Sejak kapan kau perhatian seperti ini padaku?" Austin tersenyum miring. Meletakkan kakinya di atas meja sambil menyemburkan asap rokok di udara. Kali ini tidak ada lagi kata "Bu" yang menyertai kalimatnya. Y...