My Bastard Husband (Young Daddy)

Bab 20 : !!!

***

Yessie sudah mengakhiri hubungan dengan semua cowok. Dia ingin fokus berada di dekat Austin. Yessie menyadari bahwa tidak ada satu lelaki pun yang mampu menyamai pesona Austin. Tidak ada pria yang membuat Yessie nyaman selain suaminya itu.

"Aku jarang memantau hubungan kalian karena kupikir kalian berdua sudah dewasa," ujar Melanie McDowell. Yessie sudah perjalanan pulang ke apartemen ketika wanita itu menelepon dan bilang mau mengajak Yessie belanja di toko busana terkenal--Versace. Yessie tidak pernah bisa menolak keinginan ibu mertuanya karena wanita itu sudah sangat baik kepada Yessie.

"Aku mengerti posisimu," sahut Yessie sembari melihat-lihat rancangan terbaru Donatella Versace dalam sebuah majalah khusus. Yessie tidak pernah berpikir bisa masuk ke butik itu karena menyadari status sosialnya.

Untuk merek mahal macam Versace, biasanya orang yang berbelanja di sana terbatas--hanya member saja. Yessie pernah ke toko pakaian Chanel dan karyawan toko itu melirik dia dari ujung kaki hingga kepala seakan Yessie akan mencuri. Karyawan toko Chanel tempat Yessie belanja lebih ramah bila yang berkunjung adalah selebriti. Butik merek mewah memang cuma untuk orang kaya raya.

Sejak saat itu, Yessie kapok untuk sekadar belanja barang mewah. Jika mau beli, Yessie lebih senang pesan lewat daring. "Apa menurutmu gaun ini bagus? Aku suka warnanya," kata Yessie. Pilihan Yessie jatuh pada gaun berlengan panjang berwarna coklat tua. "Sebenarnya itu bagus. Tetapi aku rasa kau perlu menunjukkan tulang selangka-mu. Kau punya pundak dan leher yang bagus," balas Melanie.

Selera Yessie memang agak kuno. Melanie jauh lebih paham dunia mode ketimbang dirinya kendati Melanie sudah nyaris berusia lima puluh tahun. "Kau harus pakai gaun yang ini. Kau harus mencobanya dulu." Melanie menyarankan gaun tak berlengan warna hijau tua.

Yessie tidak pernah memakai pakaian seksi seperti itu. Dia punya dada yang agak besar dan Yessie tidak suka mengekspos tubuhnya. Dia senang memakai pakaian tertutup. Yessie cukup ragu untuk mengatakan gagasannya sebab Melanie sudah terlalu baik kepada dirinya.

"Aku akan mencoba gaun itu nanti. Aku masih mau lihat model pakaian lainnya." Yessie kembali membolak-balik majalah di hadapannya. Sementara Melanie meminta karyawan toko menyiapkan gaun yang direkomendasikan Melanie. Dia meminta ukuran yang lebih besar sebab Yessie tengah hamil.

"Jadi, ceritakan padaku pengalamanmu menjadi istri Austin. Kau bisa mengungkapkan kejelekan dia kepadaku selama ini." Melanie membuka obrolan baru. Yessie mendongaki wanita itu. Ada keraguan di dalam matanya. Semua orang tahu hubungan antara dia dan Austin. Dan tentu mereka penasaran akan perkembangan hubungan itu. "Kami sudah cukup dekat dari biasanya," ungkap Yessie.

"Kau mungkin sudah dengar kalau kami baru-baru dari New Jersey." Melanie mengangguk, dia tampak bersemangat mendengar cerita menantunya. "Aku senang akan kabar baik ini. Aku berharap kalian segera saling mencintai sebelum anak kalian lahir." Yessie juga menginginkan hal itu.

Dengan tegas Austin sudah bilang kalau dia akan selalu mencintai Erica. Namun Yessie tetap menaruh harapan kepada lelaki itu. Dia merasa ada rasa di antara mereka. Momen romantis mereka membuat Yessie berpikir hubungan mereka lebih dari apa yang mereka berdua bayangkan. Mereka tidak sedang mempermainkan pernikahan melainkan tengah memperbaiki alur kehidupan mereka.

"Aku berencana mengumumkan pernikahan kalian berdua dalam acara peringatan ulang tahun perusahaan McDowell Entreprise." Melanie mengumumkan niat itu. Yessie memastikan apakah mertuanya bercanda atau tidak. Dan Melanie tidak tertawa sedikit pun. Dia serius mau melakukan itu.

"Apa Austin akan setuju?" Mereka memang sudah cukup dekat. Namun ada beberapa batasan yang tidak bisa Yessie langgar. "Kita akan membujuknya. Kau harus meyakinkan dia. Kau adalah nya. Dia pasti mendengarkan dirimu. Kaubilang kalian dekat." Dalam semenit Yessie menyesal mengatakan dia dan Austin sudah akrab.