***
Malam ini Austin berubah menjadi sangat manis kepada Yessie. Setelah insiden ciuman tak sengaja yang mereka lakukan--segalanya perlahan berubah seperti Yessie sedang bermimpi? Austin mengajak Yessie menonton film fiksi ilmiah berjudul Passengers. Yessie tidak pernah berpikir kalau Austin merupakan salah satu pria yang mau diajak berduaan di rumah. Austin seekor kelelawar. Dia berkeliaran saat malam hari.
"Chris Pratt sangat tampan. Aku mengidolakan pria seperti itu," komenter Yessie saat pertengahan film. Passengers dibintangi oleh Chris Pratt dan Jenniper Lawrence. "Chris Pratt tidak tampan. Dia mungkin tampan seandainya dia memakai tattoo," Austin seorang bajingan, dia mengotori tubuhnya dengan tattoo.
Yessie tidak mau meladeni Austin sebab bila dia melakukan itu, mereka akan bertengkar lagi. Wanita itu memerhatikan suaminya. Dia baru menyadari bahwa jarak mereka duduk cukup dekat. Yessie masih ingat bahwa Austin memberinya sekuntum bunga mawar. Dia mulai berpikir untuk menaruh kepalanya di pundak Austin.
"Mendekatlah ke sini," seru Austin. Pelan-pelan, Yessie mendekati pria itu. Tidak ada lagi jarak yang memisahkan mereka berdua. Jantung Yessie berdetak hebat. Dia belum sepenuhnya memahami apa yang barusaja terjadi antara dia dan Austin. "Menurutmu, apakah menyenangkan hidup hanya berdua di suatu planet? Aku tidak berpikir kalau Jim dan Aurora benar-benar bahagia."
Jim dan Aurora merupakan karakter fiksi dalam film Passengers. Dalam film itu hanya dua orang tersebut yang berada di suatu kapal mewah menuju planet khusus. "Aku percaya mereka bahagia persis dalam film itu. Maksudku--, seseorang bisa bahagia ketika ada orang di sampingnya," jelas Yessie. Austin tampak serius, jadi Yessie memberanikan diri menaruh kepalanya di pundak Austin.
Austin tidak melakukan apa-apa. Dia tidak marah, dia tetap fokus memandangi film yang sedang berlangsung. "Aku mencintai Erica. Namun kalau aku berada di posisi Jim dan Aurora, mungkin aku akan depresi. Lebih baik mati bila hidup hanya dua orang," ujar Austin. Tangan pria itu perlahan merangkul Yessie.
"Kalau kau merasa depresi bersama orang yang kaucinta berarti kau sebetulnya tidak mencintai wanita itu." Yessie mengatakan itu seiring matanya tertutup--menikmati betapa menyenangkannya tidur di bahu seorang pria. Austin tercenung--memikirkan kata-kata Yessie.
Apa benar Austin tidak mencintai Erica? Apakah selama ini Austin berpacaran dengan Erica hanya karena gadis itu merupakan pemimpin pemandu sorak sedangkan Austin pemimpin tim sepak bola sekolah mereka.
"Dalam waktu dekat ini sekolahku akan mengadakan pertandingan sepak bola. Apakah kau akan mendukungku?" tanya Austin. Yessie mengajar di sekolah Nick sementara Austin di sekolah lainnya. Nick merupakan kapten dalam tim sepak bola sekolahnya. Austin berpikir kalau mungkin Yessie akan mendukung Nick--mengingat mereka berdua cukup dekat.
"Apa kau mau aku mendukungmu?" Yessie mengangkat kepalanya sehingga dia bisa melihat tatapan penuh harap dari suaminya. Austin mengangkat bahu. "Entahlah, maksudku kau mengandung anakku. Aku berpendapat bahwa kau seharusnya mendukung aku agar bayi kita bahagia."
Yessie tersenyum. Perkataan Austin cukup konyol. Dan baginya itu amat lucu. "Kalau begitu aku akan mendukungmu." Setelah mengatakan itu, wajah Austin berubah menjadi sangat cerah seakan dia barusan mendapat hadiah luar biasa. "Kau sungguh mau mendukung aku?" Austin antusias, Yessie memberikan anggukan kepala.
Austin tidak bilang apa-apa namun Yessie memahami bahwa lelaki itu sangat gembira. Mereka berdua kembali menonton film yang ada di hadapan mereka dan saat mereka memandangi layar itu, Chris Pratt dan Jenniper Lawrence sedang bercinta dalam film. Yessie merasa kurang nyaman seakan dia sedang menonton film panas di situs Pornhub bersama suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bastard Husband (Young Daddy)
General Fiction"Kau mulai cerewet seperti ibuku, Yessie! Sejak kapan kau perhatian seperti ini padaku?" Austin tersenyum miring. Meletakkan kakinya di atas meja sambil menyemburkan asap rokok di udara. Kali ini tidak ada lagi kata "Bu" yang menyertai kalimatnya. Y...