Chapter 7: Masa Lalu

5.6K 582 110
                                    

Tangan Singto mengusap lembut pipi Krist, sebelum mendekatkan wajahnya kearah wajah Krist. Sementara Krist hanya terdiam seolah sudah terhipnotis oleh pesona Singto, Krist bisa merasakan terpaan nafas hangat Singto mengenai wajahnya, Krist bahkan bisa menghitung jumlah bulu mata Singto sekarang karena wajah mereka hanya beberapa inci saja.

Perlahan Singto mendekati wajah Krist, Reflek Krist memejamkan matanya kemudian tidak lama setelah itu Krist dapat merasakan sesuatu bertekstur kenyal dan lembut itu sudah berada di bibirnya. Singto mengulum bibir Krist sebelum menjilatkan lidahnya pada bibir Krist, Lidah Singto memasuki mulut Krist dan mengapsen deretan gigi putih milik Krist meminta kekasihnya itu untuk membuka mulutnya.

Dan saat Krist mulai membuka mulutnya lidah Singto sudah menerobos masuk kedalam mulut Krist dan bermain dengan lidah Krist, lidah mereka saling mengait di dalam sana.

Tangan Singto sudah berada di pinggang Krist dan menarik Krist untuk lebih mendekat padanya supaya mereka bisa memperdalam ciuman mereka bedua. Sementara tangan Krist juga sudah berada di leher Singto.

Ciuman mereka semakin panas saat Krist juga mulai membalas ciuman dari Singto, hal itu membuat ciuman Singto semakin lama semakin menuntut.

Tangan Singto berpindah menuju leher Krist dan menekannya supaya bisa mencium Krist lebih dalam daritadi, Singto sesekali mengisap bibir atas Krist dan mengeksplorasi semua yang ada di dalam mulut Krist. Mengambil semua yang bisa ia dapatkan dari ciuman Krist.

Sementara tangan Singto yang satunya meraba - raba punggung Krist, bahkan ingin memasuki pakaian yang kini Krist kenakan.

Menyadari hal itu Krist membuka matanya dan langsung mendorong Singto hingga pria tampan itu jatuh terjungkal dan kepalanya terbentur meja.

"Apa yang kau lakukan." Kata Krist sambil menyilangkan tangan di dadanya seperti seseorang yang baru saja di lecehkan.

"Melakukan apa?" Tanya Singto memegang kepalanya yang sakit akibat ulah Krist.

"Kau mau berbuat sesuatu yang mesum padaku." Jawab Krist.

"Mesum apanya, aku tidak begitu." Sangkal Singto.

"Memang aku tidak sadar jika tanganmu, mau masuk kedalam kemejaku." Tukas Krist.

"Itu hanya reflek setiap kali aku melakukannya." Ujar Singto membela diri.

"Jadi kau sering melakukannya." Tanya Krist yang langsung membuat Singto merasa jika ia salah berbicara barusan.

"Melakukan apa." Tanya balik Singto berpura - pura tidak tahu.

"Lupakan saja." Ujar Krist.

"Kenapa kau memasang wajah seperti itu?" Tanya Singto.

"Awas jika kau melakukannya lagi padaku." Jawab Krist tajam.

"Memang kenapa, bukankah tadi kau menyukainya." Ujar Singto.

"Menyukai apa, jangan asal bicara kau." Sangkal Krist.

"Tadi kau membalas ciumanku." Ingatkan Singto.

"Itu... Itu... Aku hanya tidak sengaja tadi." Bantah Krist seraya mengambil ponsel di sakunya dan tidak menghiraukan Singto.

"Bantu aku berdiri." Tuntut Singto sambil mengulurkan tangannya.

"Tidak mau." Tolak Krist.

"Jika kau tidak membantuku, aku akan terus duduk disini." Sungut Singto.

"Terserah jika kau tidak punya malu." Tukas Krist meledek kearah Singto.

Diam - diam Krist melirik Singto yang masih duduk di lantai, sungguh Krist tidak habis pikir pada pria itu. Tidak hanya mengesalkan dan tidak tahu malu tetapi dia juga seorang pemaksa.

[5]. This Love [ Singto x Krist ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang