Chapter 33: Depresi

5.5K 460 112
                                    

Suara sirene ambulance itu terdengar dengan sangat kencang, saat sebuah mobil ambulance melewati salah satu jalan raya di kota Bangkok.

Tae menatap orang yang kini berada di depannya, dan sedang terbaring dengan tidak sadarkan diri itu, dengan sangat khawatir.

Sungguh semua kejadian ini membuat Tae pusing, dan juga tidak habis pikir, pria berkulit Tan itu, tidak pernah menyangka jika kejadian seperti ini akan di alami olehnya.

Tidak percaya dengan sebuah kenyataan yang sangat mengerikan ini, sampai sekarang. dirinya juga masih tidak habis pikir dengan Push.

Berani sekali pria itu menyentuh adiknya, berani sekali pria itu membuat adiknya menderita, dan juga menangis.

Padahal selama ini, Tae tidak pernah membiarkan siapapun bisa menyakiti Singto, pria berkulit Tan itu selalu memprioritaskan kebahagiaan dan keselamatan adiknya.

Melihat Singto histeris, dan marah - marah seperti tadi membuat Tae geram pada pria itu, lalu diliriknya lagi seseorang yang terbaring lemah di depannya.

"P'Off akan baik - baik sajakan P'?" Tanya Singto yang duduk di samping Tae.

"Dia itu kuat, tidak akan terjadi apapun dengannya." Jawab Tae menenangkan adiknya itu.

"Kenapa dia menyelamatkanku? Hal itu membuatnya terluka." Ujar Singto merasa bersalah, saat melihat Off tidak sadarkan diri karena menyelamatkannya.

"Itu pilihannya sendiri, biarkan saja. Dia memang selalu seperti itu." Sahut Tae.

"Tapi dia seperti ini karena menyelamatkanku." Ingatkan Singto.

"Dia akan baik - baik saja, Sing." Tenangkan Tae.

"Aku harap seperti itu." Ucap Singto.

"Kau yang memberitahu, New dimana kita berada dan menyuruhnya membawa polisi?" Tanya Tae heran saat tadi tidak terduga ada banyak polisi yang mengepung tempat itu.

"Iya. Aku menyuruh P'New untuk membawa polisi supaya bisa menangkap pria itu." Jawab Singto.

"Apa bukti cctv itu cukup?" Tanya Tae.

"Tentu saja tidak." Jawab Singto.

"Lalu?" Tanya Tae penasaran.

"Aku sudah merekam pembicaraan kita tadi, saat dia mengakuinya, dan aku sudah memberikannya pada P'New disana tadi." Jawab Singto.

Tae hanya melongo mendengarnya, Singto merekamnya kapan?

"Bagaimana bisa?" Tanya Tae tidak percaya.

"Tadi saat kalian sibuk bertengkar, karena itu aku hanya diam saja dibelakang kalian, supaya dia tidak tahu." Jawab Singto.

"Aku tidak tahu, ternyata kau sangat pintar." Ujar Tae mengacak rambut Singto.

"Hentikan! Aku bukan anak kecil lagi." Protes Singto.

"Oh, kenapa? Biasanya kau suka aku perlakukan seperti itu." Ucap Tae.

"Jangan mengarang cerita, tentangku. P' aku mau dia menderita lebih menderita daripada apa yang dilakukan pada kekasihku. harusnya aku mematahkan salah satu kakinya, atau bahkan tangannya, tapi kalian menghalangiku" Kata Singto kesal, saat mengingat Tae dan Off menghalanginya.

"Bukankah New yang mengurusnya? Tenang dia akan mendapatkan apa yang pantas untuknya nanti." Tukas Tae.

"Di penjara saja tidak cukup untuknya." Cetus Singto.

"Aku tahu, aku akan membalasnya karena ingin melukaimu, dan membuatmu seperti ini." Tenangkan Tae.

"Buat dia menderita, buat dia tidak mau hidup lagi, tapi dia masih tetap hidup, aku mau dia sangat menderita, aku mau dia kehilangan semuanya." Jelas Singto.

[5]. This Love [ Singto x Krist ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang