Hari itu Krist dengan keadaan tidak sadarkan diri, di gendong oleh Singto. Di dalam dekapannya saat pria tampan itu, Off dan juga Gun, menapakan kakinya menuruni dermaga kecil yang terbuat dari balok - balok kayu kecil, saat speed boat yang mereka tumpangi menepi di pinggiran dermaga.
Mereka bertiga saat ini berada di pulau milik keluarga Tae, sesuai dengan apa yang di usulkan oleh kakak Singto waktu itu.
Saat mereka sampai di villa, disana mereka di sambut oleh seseorang pria berbadan kekar, dan juga berkulit putih dia adalah Hunz, kakak New dan sepupu Singto.
"P'Hunz, sudah sampai disini terlebih dulu?" Tanya Singto heran melihat pria itu sudah ada disana sebelum mereka semua.
"Iya, Tae yang menyuruhku." Jawab pria bernama Hunz itu.
"P'Off, P'Gun. Kenalkan dia kakakku namanya P'Hunz. Dia yang akan merawat dan mengobati Krist saat disini." Jelas Singto.
"Dan P'Hunz, ini adalah P'Off dan ini kekasihnya P'Gun." Tambah Singto mengenalkan mereka masing - masing.
Kemudian ketiga orang itu saling bertukar salam, sebelum masuk kedalam villa. Setelah itu Singto meninggalkan ketiga orang itu, untuk mengobrol bersama, sedangkan dirinya ingin merebahkan tubuh kekasihnya itu di kamar yang akan di tempati Krist nantinya.
Setelah itu, baru Singto pergi untuk menemui mereka bertiga, dan ikut mengobrol, tentang pengobatan apa yang cocok untuk di menyembuhkan Krist.
"Kurasa aku akan melakukan hipnoterapi padanya, tapi aku akan melakukan pendekatan, dan peninjauan dulu seberapa parah tingkat depresinya, lalu setelah itu kita bisa mulai sedikit demi sedikit mengobatinya." Jelas Hunz.
"Apa itu akan berhasil?" Tanya Singto.
"Kita akan mencobanya perlahan, Sing." Jawab Hunz.
"Jika itu tidak membantu, aku akan melakukan terapi lain padanya. Kuncinya kita harus sabar, dan aku akan membantumu sebisaku." Tambah Gun.
"Terima kasih P." Ujar Singto.
"Tidak perlu berterima kasih, kita adalah keluarga, jadi membantumu adalah tugasku." Sahut Hunz.
Singto hanya menganggukan kepalanya kearah Hunz, sementara pria bernama Hunz itu hanya tersenyum pada Singto.
Saat ini Singto hanya ingin yang terbaik untuk Krist, dan akan melakukan hal apapun supaya bisa membuat Krist sembuh nantinya.
Tiba - tiba terdengar suara gaduh dari arah sebuah kamar yang tidak jauh dari tempat mereka semua berada sekarang, seperti suara benda - benda kaca yang di bandingkan ke lantai, hingga suaranya itu memancing perhatian keempat orang yang tengah mengobrol tadi.
Mendengar hal itu sontak saja keempat orang itu berlari kearah kamar, dan melihat jika keadaan di dalam sana terlihat sangat berantakan, di tambah lagi dengan Krist yang tengah mengangkat sebuah kursi, lalu ingin melemparkannya kepada kaca rias yang berada tidak jauh darinya.
"Krist, tenangkan dirimu. Jangan berbuat seperti itu, coba untuk tenang." Ujar Hunz seraya mendekati Krist.
Melihat ada orang asing yang ingin mendekatinya, reflek Krist ingin melemparkan kursi yang di pegangnya ke arah Hunz.
Namun dengan cepat Hunz mendekati Krist dan membuang kursi itu, lalu mencoba menenangkan pria manis yang sedang kalap itu.
"Bisakah kalian semua keluar, dan meninggalkan kami berdua? Ini lebih mudah jika hanya kami berdua saja yang ada di ruangan ini." Ujar Hunz kepada ketiganya.
Dengan terpaksa Off, Gun, dan Singto keluar dari ruangan itu, lalu meninggalkan Hunz berdua dengan Krist, supaya pria itu bisa leluasa untuk menenangkan, dan mencoba berbicara pada Krist.
KAMU SEDANG MEMBACA
[5]. This Love [ Singto x Krist ]
Fanfiction[ Completed ] Ini kisah tentang Krist pria manis yang keras kepala dan juga kasar yang bertemu dengan Singto pria dingin dan pendiam yang tiba - tiba entah ada angin apa bilang jika dia menyukai Krist. Cast utama : Perawat Sangpotirat ( Krist ) Prac...