"Apa dia akan baik - baik saja P'?" Tanya Singto.Gun yang saat ini tengah memandang Kristpun yang terbaring di tempat tidur, langsung menengokan kepalanya ke arah Singto, raut wajah pria tampan itu terlihat sangat cemas, dan juga terlihat tidak tenang sekarang. Gun tahu jika Singto itu sangat menghawatirkan kekasihnya tersebut.
"Tidak apa - apa, dia hanya pingsan. Kau tidak perlu khawatir dia pasti akan baik - baik saja." Jawab Gun menenangkan Singto.
"Apa dia sering seperti ini?" Tanya Singto ingin tahu.
"Iya, sudah beberapa kali. Tapi dokter bilang hal ini wajar di alaminya, jadi sekarang kau tidak perlu cemas seperti itu." Jawab Gun.
"Aku tidak bisa bersikap biasa saja P', rasanya aku ingin menolongnya tapi tidak bisa." Ujar Singto.
"Emm, aku tahu. Aku juga merasakan. Apa yang kau rasakan, semoga keadaannya akan membaik nanti." Sahut Gun.
"Dia bisa sembuhkan P'?" Tanya Singto.
"Tentu bisa, kita hanya harus banyak bersabar, karena luka yang dia punya bukan luka yang mudah untuk di obati. Kau harus terus mendampinginya, ku rasa sekarang dia mulai bisa menerima kehadiranmu, meskipun cuma sedikit." Jawab Gun.
"Benarkah?" Tanya Singto.
"Tentu saja, biasanya dia tidak mau aku tinggalkan dengan seseorang yang tidak di kenalnya, tetapi tadi dia hanya bersikap biasa saja, jika dia memukulmu ataupun meneriakimu, jangan masukan hal itu ke dalam hatimu." Jawab Gun.
"Apa P' tahu jika aku sudah terbiasa dengan hal itu, aku sekarang justru merindukan semua itu, bagaimana cara dia memakiku dan juga memukulku, bagaimana dia marah padaku, dan juga selalu mengutukiku, aku tidak pernah kesal, dengan apa yang dia lakukan padaku, karena aku tahu jika sebenarnya dia tidak pernah bermaksud seperti itu." Ungkap Singto.
"Iya, biasanya dia selalu cerewet dan juga selalu menatapku dengan kesal, dia selalu mencari - cari kesalahanku, tapi aku juga tidak pernah mengganggap hal itu serius, aku juga merindukannya, rasanya menyesakan saat melihatnya hanya diam saja seperti sekarang." Jelas Gun.
Singto hanya menggangguk, mengerti maksud apa yang di katakan oleh Gun, karena sekarang pria tampan itu juga mengalami semua yang di rasakan Gun. Mereka berdua sama - sama mengalaminya saat ini, merindukan Krist yang selalu bersikap seperti dulu, dan juga selalu membuat mereka kesal.
.
.
.
Suara deringan dan getaran ponsel yang berasal dari saku celananya, menginterupsi Singto yang kini tengah fokus memandang Krist, yang saat ini sedang duduk berdua bersama dengan Gun, di halaman belakang rumah ini.
Ekor mata Singto menatap malas, pada nama yang saat ini tertera di layar ponsel miliknya, harusnya Singto mengganti nomor saja, supaya kakaknya itu tidak bisa mengganggunya, tetapi dengan terpaksa sekarang Singto menggangkat telepon dari kakaknya.
"Kau ada dimana?"
Padahal mereka berdua sudah hampir seminggu tidak bertemu, tetapi yang pertama kali di tanyakan oleh kakaknya itu bukan kabarnya, tetapi keberadaanya.
Dan tentu saja, Singto enggan memberitahu keberadaannya pada Tae, itu nanti akan memperumit masalahnya, lagipula Singto takut jika dirinya tidak bisa lagi bertemu dengan Krist. Jika Tae kesini dan menghancurkan semuanya.
"Bukan urusanmu."
"Aku bertanya serius padamu, bodoh. Kau ada dimana?"
"Di tempat yang pastinya tidak ada dirimu di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
[5]. This Love [ Singto x Krist ]
Fanfiction[ Completed ] Ini kisah tentang Krist pria manis yang keras kepala dan juga kasar yang bertemu dengan Singto pria dingin dan pendiam yang tiba - tiba entah ada angin apa bilang jika dia menyukai Krist. Cast utama : Perawat Sangpotirat ( Krist ) Prac...