Semua orang sangat menghawatirkan Krist, tetapi tidak bisa menemukan keberadaan pria manis tersebut, sementara yang belum kembali ke villa dari mencari Krist itu adalah Singto.
Mereka semua takut jika Singto ikut hilang bersama dengan Krist nanti, tetapi mereka semua menghela nafas leganya, saat melihat Singto yang saat ini tengah berjalan mendekati villa, dengan membawa seseorang di punggungnya.
Sementara Singto hanya menatap mereka semua dengan tatapan tanpa arti, saat dirinya mendekat, perlahan semuanya berkerubung mendekatinya, tetapi Singto menghalau semua orang untuk mendekatinya.
"Jika ingin bertanya nanti saja, sekarang Krist butuh istirahat." Ujar Singto seraya pergi begitu saja, tanpa memperdulikan yang lainya, dengan Krist yang masih ada di gendongannya saat ini.
"Kau berhutang penjelasan pada kami." Ingatkan Tee yang di jawab anggukan oleh Singto.
Singto melangkahkan kakinya menuju lorong kamarnya, setelah berjalan cukup lama sampailah mereka berdua di depan kamar Singto, pria tampan itu langsung memasuki kamarnya, karena pintunya terbuka itu memudahkannya untuk masuk ke dalam.
Setelah itu, Singto memasuki kamarnya, lalu menurunkan kekasihnya yang masih berada di punggungnya. Krist turun dari punggung Singto, dan duduk di sisi tempat tidur.
"Apa kau mau mandi atau berganti baju? Aku bisa membawamu kekamar mandi, jangan menatapku seperti itu, aku hanya akan mengantarkanmu kedalam saja, setelah itu akan keluar lagi." Ujar Singto saat Krist menatapnya kesal.
Padahalkan Singto hanya ingin membantunya saja, tetapi Krist saat ini berpikiran yang tidak - tidak padanya.
"Tidak perlu, aku mau ganti baju saja." Sahut Krist.
"Jika seperti itu, aku mau keluar dulu, ada yang akan menyidangku malam ini." Ucap Singto beranjak pergi, tetapi tiba - tiba kembali lagi, dan mencium pipi Krist sebelum benar - benar berlalu dari hadapan pria manis itu.
Sementara Krist hanya tersenyum menatap kepergian kekasihnya tersebut, Krist melangkahkan dirinya ke arah lemari yang ada di sudut ruangan, dan mengambil pakaian ganti untuk dirinya.
Lalu setelah itu Krist berganti pakaian, dan meletakan pakaian yang tadi di pakainya di keranjang cucian kotor, kemudian pria manis itu naik ke atas tempat tidur, dan membaringkan tubuhnya di atas sana.
_________
Sementara di tempat lain, Singto berjalan menghampiri ketujuh orang yang saat ini menatapnya, dengan tatapan yang sangat mengintimidasi, tetapi pria tampan itu sedikitpun tidak takut pada apa yang mereka semua lakukan.
Singto mendudukan dirinya di salah satu kursi single yang ada di depannya tadi, lalu setelah itu menatap semua orang dengan wajah datarnya.
"Ada apa?" Tanya Singto.
"Bisakah kau jelaskan kenapa kau mencium adikmu sendiri?" Tanya Tae sebagai kakak yang paling tua di antara mereka semua.
"Aku tidak sengaja tadi, kenapa kau tidak suka aku menciummu? Jika tidak kau bisa balas menciumku biar adil." Jawab Singto sambil menatap aneilla.
"Ya. Kau gila P', kau beruntung sementara adikku tidak." Tolak White.
"Akukan hanya memberi penawaran saja." Jelas Singto tidak mau disalahkan.
"Tapi penawaranmu itu ingin membuat kami menguburmu hidup - hidup." Cetus Tae.
"Kubur saja aku, jika aku mati, aku pasti akan menghantui kalian semua, supaya cepat menyusulku nanti." Tukas Singto tidak memperdulikan semuanya.
"Astaga. Ingatkan aku jika hanya dia adik satu - satunya yang ku punya, jika tidak sudah lama pasti aku membunuhnya." Keluh Tae memijit kepalanya pusing dengan kelakuan Singto.
KAMU SEDANG MEMBACA
[5]. This Love [ Singto x Krist ]
Fanfiction[ Completed ] Ini kisah tentang Krist pria manis yang keras kepala dan juga kasar yang bertemu dengan Singto pria dingin dan pendiam yang tiba - tiba entah ada angin apa bilang jika dia menyukai Krist. Cast utama : Perawat Sangpotirat ( Krist ) Prac...