Suara teriakan seseorang itupun terdengar, dan menyebar kesetiap penjuru ruangan yang ada di dalam rumah mewah itu, dengan lemas Krist menggedor - gedor pintu kamarnya yang sengaja di kunci oleh Off dari luar, supaya dirinya tidak bisa keluar ataupun kabur dari rumahnya sendiri.
Dari kemarin Krist sudah berteriak, dan menggedor pintu kamarnya, tetapi Off tidak kunjung membukanya juga, apa salah dia, hingga Off harus mengurungnya seperti sekarang.
Air matanya mulai mengalir begitu saja, rasanya hatinya terasa sesak saat ini, barusaja Krist memulai semuanya, tetapi kenapa semuanya justru berakhir menjadi seperti ini.
Krist bahkan tidak bisa menghubungi Singto, ataupun temanya yang lain, karena ponselnya ada pada kakaknya. Sungguh Krist tidak mengerti, apa yang membuat kakaknya itu sangat membenci Tae dan bahkan Singto.
Memang apa yang mereka lakukan, saat Krist bertanya pada kakanya, bukannya menjawab pertanyaannya, Off justru ingin memukulnya, karena mendengar Krist bertanya tentang hal itu.
Tiba - tiba pintu kamar Krist terbuka, menampakan seorang pria mungil yang sedang membawa nampan, pria mungil itu mulai memasuki ruangan tersebut. Gun meletakan nampannya di atas meja, lalu pria mungil itu menghampiri Krist yang tengah menangis, dan mendudukan dirinya di lantai kamarnya dengan lemas.
"Aku sudah membawakanmu makanan, kau makan ya?" Tanya Gun dengan suara yang lembut.
"Tidak, aku tidak mau." Tolak Krist.
"Dari kemarin kau tidak mau makan, bagaimana jika kau sakit?" Tanya Gun.
"Biarkan saja, tidak ada yang perduli padaku." Jawab Krist.
"Kau mau keluar darisinikan?" Krist menganggukan kepalanya, "maka dari itu kau harus makan, kau membutuhkan tenaga untuk bisa pergi darisini." Lanjut Gun.
"P'Off tidak akan melepaskanku, dia akan mengirimku pergi ketempat yang jauh, aku mendengar semuanya." Ungkap Krist dengan menangis.
Pria manis itu masih tidak percaya dengan apa yang di dengarnya kemarin, bagaimana kakaknya tega ingin mengirimnya pergi.
"Jangan menangis, nanti aku akan membujuknya, supaya tidak mengirimmu pergi." Ujar Gun sambil memeluk Krist.
"Kenapa dia jahat sekali padaku P'Gun, apa salah jika aku suka pada P'Singto? Apa salah jika aku menjadi kekasihnya? Apa salahku sampai P'Off selalu kejam padaku." Lirih Krist dengan terisak.
"Ada sebuah keadaan yang membuatnya seperti itu, dia hanya tidak ingin kau terluka, hanya itu saja." Jelas Gun.
"Tapi dengan seperti ini, aku lebih terluka, aku bahkan tidak bisa mengucapkan selamat tinggal pada kekasihku sendiri, aku bahkan tidak tahu bagaimana keadaannya, kenapa P'Off tega sekali berbuat seperti ini padaku." Papar Krist.
"Sekarang kau turuti saja dia, nanti setelah dia sedikit melunak baru membicarakan hal ini lagi. Sekarang kau makan ya?" Bujuk Gun yang di jawab gelengan oleh Krist.
"Nanti aku akan meminjamimu ponsel miliku, supaya kau bisa berbicara dengan kekasihmu, kau tahu nomor ponselnya, kan?" Tanya Gun.
"P' tidak bohongkan? P' tidak akan mengadukanku pada P'Offkan nanti?" Cecar Krist.
"Tentu tidak, asal kau mau makan dan menghabiskan semuanya, tapi aku tidak bisa membantumu keluar darisini, karena P'Off sudah menyuruh orang menjaga rumah ini agar kau tidak kabur. Aku tidak ingin kau terluka." Jelas Gun.
"Baiklah." Ujar Krist menyetujui penawaran dari Gun, untuk menelepon Singto.
"Tapi tidak sekarang, itu nanti saat P'Off pergi, jika sekarang nanti dia bisa tahu, dan semakin marah padamu." Sahut Gun yang di jawab anggukan oleh Krist pertanda bahwa dia mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
[5]. This Love [ Singto x Krist ]
Fanfiction[ Completed ] Ini kisah tentang Krist pria manis yang keras kepala dan juga kasar yang bertemu dengan Singto pria dingin dan pendiam yang tiba - tiba entah ada angin apa bilang jika dia menyukai Krist. Cast utama : Perawat Sangpotirat ( Krist ) Prac...