Chapter 32: Titik terang

4.1K 448 236
                                    

Saat ini, semua orang tengah berkumpul dengan cemas di dalam kamar Krist, mereka semua menunggu pria manis itu, untuk sadar setelah dari kemarin pingsan, namun sampai saat ini belum juga sadarkan diri.

Singto duduk di sofa kamar Krist, dengan memegangi kepalanya, pria tampan itu sedikit frustasi dengan semua yang menimpa kekasihnya itu, meskipun mereka tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya pada Krist.

Ekor mata Singto menatap semua orang yang masih menemani Krist, termasuk ketika sahabat pria manis itu. Mereka tidak mau pulang karena khawatir pada kekasihnya tersebut.

Tiba - tiba Singto melihat sedikit pergerakan dari Krist, melihat hal itu Singto mendekatinya, dan mendudukkan dirinya di sisi tempat tidur milik Krist.

Namun saat Krist membuka matanya, lalu melihat ke arah Singto, Krist langsung menjerit histeris dan menjauhi Singto, teriakan Krist tersebut, membangunkan sebagian orang yang tengah tertidur pulas.

"Pergi! Pergi! Jangan dekati aku!" Teriak Krist histeris ke arah Singto.

"Krist, tenangkan dirimu ini P." Ujar Singto mencoba menyadarkan kekasihnya.

"Pergi! Jangan dekati aku kumohon pergilah." Teriak Krist.

"Aku tidak akan menyakitimu." Bujuk Singto seraya mendekati Krist.

"Jangan menyentuhku, jangan lakukan itu." Ujar Krist sambil menangis.

Mendengar hal itu, Singto langsung menghampirinya dan mendekap kekasihnya itu dengan erat, tidak memperdulikan rontaan, atau perlawanan yang di berikan oleh Krist.

"Tenang sayang, ini P'. Aku tidak tidak akan menyakitimu. Jangan seperti ini ku mohon." Ujar Singto seraya mengusap punggung Krist pelan, mencoba menenangkan Krist.

"Lepaskan!" Seru Krist dengan meronta - ronta.

"Ini P', jangan takut pada P." Kata Singto, masih mencoba menyadarkan kekasihnya.

Perlahan Krist mulai tenang dan tidak memberontak ke arah Singto lagi, pria manis itu terdiam cukup lama, sebelum mulai menyadari apa yang sebenarnya terjadi sekarang.

"P'Sing..." Panggil Krist tiba - tiba.

"Iya." Jawab Singto.

"P'Sing.." Panggil Krist lagi, mencoba meyakinkan dirinya, jika orang yang memeluknya itu adalah Singto.

"Iya, ini P." Jawab Singto.

"P'Sing.. hiks.. hiks.. hiks.. aku takut, pria itu.. pria itu.. aku takut.." Ucap Krist sambil menangis sesenggukan.

"Dia tidak akan menyakitimu sekarang. maaf, aku lagi - lagi. Tidak bisa menjagamu dengan baik." Kata Singto.

"Aku takut.. hiks.. hiks.. hiks.." Ujar Krist dengan terisak.

"Maafkan aku." Kata Singto, menyesal karena tadi tidak menemani Krist.

Sementara yang lainya, melihat mereka berdua dengan sedih. Apalagi ketiga teman Krist, tidak percaya jika sahabat mereka itu mengalami hal yang sangat buruk, tidak percaya jika Krist menerima semua itu.

Tetapi tidak ada salah satu dari mereka yang tahu, dan sekarang saat melihat keadaan Krist yang sebenarnya, juga mengetahui kejadian apa yang menimpa sahabatnya, mereka bertiga shock.

Bahkan Captain sudah menangis daritadi, sambil memeluk lengan New dengan erat. Tidak tahan mendengar suara tangisan, dan juga tidak tahan melihat keadaan Krist saat ini.

.

.

.

"Tolong jangan lakukan itu, tolong lepaskan aku." Ujar Krist dengan terisak, saat pria itu mulai membuka semua pakaian yang melekat di tubuhnya.

[5]. This Love [ Singto x Krist ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang