CintaSabilla•24-Faisal?

13.7K 803 8
                                        

"Kak,Syifa apa kabar ya"ucap Sabilla yang kini tengah menyandarkan kepalanya disandaran sofa diruang keluarga.

"Dia baik kok,bill. Rindu ya?"

Sabilla mengangguk mantap. Nizar tersenyum dan mengelus kepala Sabilla yang kini tertutup khimarnya "Telepon saja,bill"

Sabilla mengangguk "Aku pakai handphone kamu,kak. Handphoneku dikamar"

Nizar memberikan handphone miliknya. Dia tersenyum mengingat kejadian dulu saat Sabill meminjam handphone miliknya untuk mengabari orang tuanya.Sabilla mengerutkan keningnya "Kok senyum-senyum seperti itu,kak?"

Nizar menggelengkan kepalanya "Hanya saja aku teringat saat kau waktu itu masuk rumah sakit dan handphonemu mati dan kau meminjam handphoneku dan memanggilku dengan sebutan bapak"

Sabilla terkekeh lalu menyembunyikan wajahnya didada Nizar karena dia malu. Sabilla mendial nomor Syifa dan menelponnya.

"Assalamu'alaikum,kak"

"Wa'alaikumsalam,fa. Ini aku Billa"

"Ya Allah,billa. Kau kemana saja? Aku rindu"

Sabilla tersenyum haru "Aku jauh merindukanmu,fa. Bagaimana kabarmu?"

"Aku alhamdulillah baik,bill. Kau sendiri bagaimana kabarmu?"

"Aku sudah membaik,fa"

"Bisa kau jelaskan kemana kau pergi selama lima bulan ini?"

"Aku akan menjelaskannya besok dikampus,fa"

"Hmm baiklah. Kau berhutang cerita padaku"

"Ya ya ya terserah kau saja"

"Aaaaaa bill aku sangat rindu benar-benar sangat rindu"

"Lebay sekali,fa"

"Isshh kau ini tak mengerti perasaanku aku ingin bercerita banyak hal"

"Memangnya ada apa hmm?"

"Aku... Sudah dikhitbah"ucap Syifa dengan antusias

Sabilla membulatkan matanya sempurna "Kapan? Kau tak mengabariku!"

"Satu bulan yang lalu dan satu minggu lagi kita akan menikah"

"Kau jahat sekali!Oh aku sudah tak lagi kau anggap sahabatmu hmm? Bahkan disaat aku dikhitbah dan menikah aku memberitahumu tapi kau"

"Asfaa,Asfaa,billa sayang jangan marah-marah seperti itu. Kan aku sudah mengabarimu hanya saja whatsapp dan teleponku tak pernah kau jawab sedikitpun"

"Benarkah? Tapi tak ada"

"Sudah ku tarik semua pesan-pesanku"

"Ya terserah. Tapi selamat,fa. Oh ya siapa yang mengkhitbahmu?"

"Kak Faisal"

Sabilla tertegun dan diam membeku. Faisal adalah kakak tingkatnya dikampus sejak sebelum dia mengenal Nizar dia sempat mengagumi Faisal,karena akhlaknya yang sangat baik meskipun dirinya saat itu tidak dalam keadaan baik. "Oh kak Fa...Faisal"rasanya susah sekali menyebutkan nama itu.

"Iya,bill. Maafkan aku"

Sabilla tersenyum getir "Tak usah meminta maaf,aku tak mencintainya"

"Kau bohong jika tak mencintainya hanya karena aku sekarang adalah tunangannya"

"Tidak. Aku benar-benar tidak mencintainya,fa. Sudahlah itu sudah sangat lama. Sekali lagi selamat atas semuanya,aku benar-benar bahagia karena kak...f..faisal memilih wanita yang tepat"

"Billa maaf"

"Tak apa kau tak seharusnya meminta maaf,dia bukan siapa-siapa. Kau melupakan sesuatu bahwa sekarang aku sudah menikah dengan kak Nizar,aku mencintainya bukan mencintai calon suamimu"

"Kau ikhlas?"

Sabilla menghela napas "Aku benar-benar ikhlas,Syifa. Sudahlah tak usah membahas ini kubilang ini sudah cukup lama"

"Baiklah"

"Ya kalau begitu sudah dulu ya,fa aku harus mengerjakan tugas kuliahku yang selama ini aku tinggalkan"

"Ya sudah semangat jangan lupa besok kau harus cerita"

"Ya bawel! Daah Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Sabilla mematikan sambungan teleponnya dan berhambur memeluk Nizar. Dia terisak,bukan karena kabar Faisal akan menikah dengan sahabatnya sendiri melainkan dia merasa berdosa karena membahas pria lain sedangkan suaminya sendiri sedang berada disampingnya. Nizar mengerutkan keningnya namun tangannya tak henti mengelus kepala Sabilla.

"Ssshh kau kenapa menangis?"

Sabilla mendongak lalu menatap Nizar dengan nanar "Maaf"

Nizar mengerutkan keningnya "Untuk apa?"Nizar menggunakan kedua ibu jarinya untuk menghapus jejak air mata di pipi Sabilla.

"Maaf karena aku telah membicarakan pria lain sedangkan kau suamiku sedang berada disini dan memang tak seharusnya aku seperti ini,kak.Ma..maaf"

Nizar tersenyum lalu mencuri cium untuk kesekian kalinya didahi Sabilla "Aku pikir kau kenapa. Sudahlah tak apa,semua orang mempunyai masa lalu bukan? Jadi,baik aku ataupun kamu sama-sama mempunyai masa lalu baik masalah cinta atau apapun itu,kita bersama-sama berjalan kedepan jadikan masa lalu sebagai cerminan untuk masa yang akan datang. Sudah ya jangan menangis lagi"ucap Nizar

Sabilla kembali memeluk Nizar "Aku mencintaimu. Aku sama sekali tak mencintainya,kak. Maksudku hanya sedikit rasa kagum bukan cinta"

"Siapa?"

Sabilla mendongak dan menatap bingung "Siapa apa?"

Nizar terkekeh "Pria itu siapa?"

"Kak Faisal"

"Iya aku tau lalu dia siapa?"tanya Nizar

"Dia pria yang kukagumi beberapa waktu yang lalu sebelum kita bertemu. Dan dia minggu depan akan menikah dengan Syifa,sahabatku sendiri"

Nizar terkekeh "Allah sudah menentukan jodoh kita semua sejak usia kita empat bulan dalam kandungan,kau mengagumi pria itu sedangkan ternyata kini kau ditakdirkan bersamaku dan sahabatmu Syifa dia inshaAllah ditakdirkan untuk Faisal. Semuanya sudah Allah atur,sayang. Jangan disesali dan jangan dikomentari"

Sabilla mengangguk "Aku tak peduli karena ada kau disini,yang akan menemaniku,menjagaku,menyayangiku, dan membimbingku ketika aku salah,aku mencintaimu"

Nizar mencium singkat bibir Sabilla "Aku juga mencintaimu"

To be continue❤

Partnya pendek-pendek😂Tak apa ya❤
Syukron,Assalamu'alaikum

Cinta Sabilla | √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang