CintaSabilla•7-Menerimanya?

16.6K 1.1K 9
                                    

Satu jam kemudian Sabilla melenggang pergi meninggalkan parkiran kampusnya menuju perpustakaan terlebih dahulu. Diperjalanan lagi-lagi dia harus menabrak Nizar.

Nizar yang mengetahui gadis yang menabraknya adalah calon lamarannya hanya tersenyum ketika menundukkan wajahnya. Jantungnya berdetak tak beraturan karena faktanya semenjak kejadian awal pertama mereka bertemu Nizar selalu merasakan seperti ini. Namun berbeda dengan Sabilla dia tak merasakan apapun apalagi sekarang dia tau bahwa dosen muda yang berada dihadapannya ini yang inshaAllah akan menjadi suaminya hanya membuat Sabilla canggung.

"Emm maaf. Saya permisi Assalamu'alaikum" ucap Sabilla lalu melenggang meninggalkan Nizar yang mengangguk dan menjawab salam Sabilla

Setelah dari perpustakaan Sabilla menemui dosen pembimbingnya untuk mencari tau dimana dia ditempatkan ketika PPL.

"Kamu ditugaskan di rumah sakit Al-Insani,Sabilla"ucap dosen pembimbing itu

Sabilla membulatkan matanya. Dan itu artinya dia akan selalu bertemu dengan Nizar. Ya Allah apa ini jawaban atas pertanyaanku semalam. Gumamnya dalam hati

"Hanya saya,bu?" tanya Sabilla

"Tidak. Kamu bersama Syifa,Andrea,Putri juga Naisha"

Sabilla mengangguk paham "Baik bu kalau begitu saya permisi. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Sabilla melangkah menuju kelasnya dengan perasaan gamang. Apakah dia mampu mencintai Nizar?

Syifa yang melihat Sabilla dengan ekspresi wajah yang tak bisa diartikan merasa heran ada apa dengan sahabatnya ini.

"Assalamu'alaikum"ucap Sabilla

"Wa'alaikumsalam. Bill kau kenapa hmm?"

Sabilla menggelengkan kepalanya. Lalu berbisik kepada Syifa "Kita ditempatkan di rumah sakit Al-insani"

Syifa mengangguk "Dirumah sakit milik keluarganya pak Nizar kan?"

Sabilla mengangguk lemah

"Lalu apa yang ada dipikiran kamu sekarang sepertinya ada sesuatu?"

Sabilla menghela napas dalam "Aku dijodohkan,fa"

Syifa mengerutkan keningnya "Benarkah? Dengan siapa?"

"Dokter Nizar. Dia akan datang kerumah nanti sore"

Syifa tersenyum "Ciee"

Sabilla mendongak "Kok ciee sih aku tidak mencintainya,fa. Semalam aku sudah beristikharah dan sepertinya memang aku harus menerima perjodohan ini karena baru saja aku kembali menabrak pria itu dan aku menemui dosen pembimbing dan ternyata aku ditempatkan dimana aku akan selalu melihat dia"

Syifa menggenggam lengan Sabilla "Billa sayang. Cinta akan datang seiring dengan berjalannya waktu. Allah telah menakdirkan kamu dengannya "

Sabilla mengangguk lalu tersenyum tipis

****

Keluarga Nizar sudah berada dirumah Sabilla namun Sabilla belum pulang padahal ini sudah pukul lima dan mereka menunggu sudah sekitar satu jam.

"Maaf ya,mungkin Sabilla sebentar lagi akan pulang. Mohon sabar" ucap Fairuz yang merasa bersalah

Dan dengan senang hati umi dan abi Nizar menunggu sedangkan Nizar dia sudah khawatir takut ada sesuatu yang terjadi kepada Sabilla. Handphone Fajar berdering

Billa memanggil...

"Billa nelpon abi,umi" Fajarpun menggeser layar handphonenya untuk menerima telepon dari adiknya dan tak lupa meloadspeakers

"Assalamu'alaikum,mas"

"Wa'alaikumsalam. Kamu dimana,de? Nizar dan orang tuanya sudah menunggu dari satu jam yang lalu"

"Astagfirullah.. Maaf mas Billa barusan membawa korban tabrak lari dulu kerumah sakit. Seharusnya Billa sudah ada dirumah tapi Billa harus kerumah sakit. Nyawa seseorang lebih penting menurut Billa maaf sekali lagi maaf. Billa akan pulang sekarang mas"Billa berucap dengan nada tersenggal senggal

"Maaf,apakah anda keluarga pasien?" tanya suster yang terdengar ketelinga fajar dan semua yang mendengar

"A.. Saya yang membawa korban,sus. Bagaimana keadaannya?"

"Pasien sudah siuman dia ingin bertemu dengan anda"

"Saya akan kesana sekarang,terima kasih". "Mas ini bagaimana?"

"Kamu selesaikan dulu dengan korban lalu secepat yang kamu bisa kamu harus langsung pulang"

"Tapi mas mereka. Billa tidak enak membuat mereka menunggu"

"Billa sayang,tante akan dengan senang hati menunggu kamu"ucap Ainun uminya Nizar

Sabilla mengerjap-ngerjapkan matanya. Kaget sekaligus ..., entah apa namanya perasaan gugup ini "Aaa.. Aku mohon maaf tante"

"Tidak usah meminta maaf,sayang. Perbuatan kamu sangat mulia. Pergilah dulu jangan hiraukan kami. Usahakan pulang cepat ya"

"B..baik tan. Mas Billa,ehh sudah dulu ya Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

"Putri kalian ini sangat rendah hati"puji Ainun

Nisa terkekeh "Begitulah dia. Sama halnya dengan putramu yang menolong putriku saat kejadian tak menyenangkan datang kepada putriku"

Nizar menundukkan wajahnya. Tak lama dari itu terdengar suara ketukan pintu yang tak lain adalah Sabilla sudah datang.

"Assalamu'alaikum"ucap Sabilla

"Wa'alaikumsalam"

"Umii,abi. Billa harus membersihkan tubuh Billa dulu" bisik Sabilla

Fairuz mengangguk "Bagaimana kalau kita bicarakan semuanya setelah makan malam saja. Billa kamu ke kamar dulu"

Sabilla mengangguk "Maaf om tante billa pamit keatas dulu. Assalamu'alaikum semuanya"

"Wa'alaikumsalam"

Cinta Sabilla | √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang