Nizar terlihat tengah memperhatikan Sabilla yang sedang mencari gamis yang cocok didalam kopernya.
"Mau aku bantu?"usul Nizar yang kini sudah duduk disamping Sabilla.
Sabilla mendongak lalu tersenyum "Tak usah,sudah ketemu"
Nizar mengangguk sambil tersenyum.
Sabillapun melenggang pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya,Nizar sudah membersihkan tubuhnya ketika Sabilla masih mencari-cari gamisnya.
Sabilla keluar dengan rambut yang masih dililit handuk kecil. Untung saja uminya sempat memasukan hairdryer untuk Sabilla bawa kalau tidak ya masih bisa dikeringkan namun butuh waktu lama.
Setelah Sabilla selesai mengurus rambutnya diapun duduk disamping Nizar yang sedang bertelepon kepada asistennya di rumah sakit.Setelah pembicaraan melalui telepon itu berakhir Nizar kembali menyimpan handphonenya dinakas.
"Ada apa kok menatapku seperti itu?" Nizar diam sejenak "Tapi kalau itu bisa membuatmu mencintaiku maka lakukanlah"terdengar suara kekehan dari Nizar.
Sabilla mengerucutkan bibirnya "Apa ih kak tidak kok"elak Sabilla.
Nizar tertawa dan memeluk bahu Sabilla. "Bibirnya jangan dimajuin gitu kamu mau ....," Goda Nizar dan berhasil membuat Sabilla malu dan otomatis pipinya memerah.
Nizar mengelus pipi Sabilla pelan "Kau sangat cantik,Bill. Jika beberapa hari lalu kau tak halal untuk ku pandang namun sekarang lain halnya karena kau sudah halal untukku pandang".
Sabilla tersenyum dan Nizar melepaskan pelukannya. Nizar merebahkan tubuhnya diatas kasur. Sedangkan Sabilla terdiam dan terisak dalam diamnya. Dirinya sedikit ragu bahwa dia akan bisa mencintai Nizar.
****
Setelah sholat magrib Nizar menahan Sabilla agar tak melepaskan mukenanya terlebih dahulu.
"Kita sholat sunah setelah akad dulu ya,bill"ucap Nizar yang diangguki oleh Sabilla.
"Ushalli sunnatan nikaahi rak'ataini ba'diatan lillahi ta'ala". Niat ini keduanya bacakan dalam hati,dengan sangat khusyuk mereka melaksanakan sholatnya.
Setelah selesai sholat Sabilla mencium punggung tangan Nizar dan Nizar mencium kening Sabilla. Nizar kembali menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangannya.
"Ya Allah ya tuhanku. Hamba mohon ampunanmu untuk dosa dosa yang telah hamba dan perempuan yang kini telah engkau jodohkan dengan hamba lakukan. Ya Allah terima kasih karena kau telah mempercayakanku untuk menjadi imamnya,terima kasih kau telah membuat kami berjodoh. Aku ridho menanggung dosa yang dia lakukan. Hamba mencintainya dan hamba berharap kau segera memberikan rasa cinta untuk dia kepada hamba,semoga dia dapat mencintai hamba namun tetap lebih mencintaimu dan rosulnya.Aamiin"
Sabilla menitikan air matanya mendengar do'a Nizar yang mencantumkan perihal dirinya. Sabilla mengamini dan berdo'a dalam hati.
"Ya Allah,ampuni hamba yang belum bisa mencintainya. Permudahkanlah hamba dalam menumbuhkan perasaan cinta kepada suami hamba dan hamba mohon ya Allah buat dia kuat dengan hal-hal yang hamba lakukan yang bisa membuatnya terluka.Semoga kau meridhoi cintanya kepada hamba dan semoga kecintaannya kepada hamba tak membuat dia lalai untuk mengingatmu dan berserah diri kepadamu. Ridhoi pernikahan kami ya Allah.Aamin"
Sabilla mengusap wajahnya pelan sambil mengamini. Nizar tak mampu membalikkan tubuhnya untuk menatap istrinya yang lagi-lagi menangis. Tadi sore sebenarnya dia tau bahwa Sabilla menangis namun dia lebih memilih diam seolah tak tau. Apakah Billa tak menginginkan pernikahan ini?apakah dia sama sekali tak bahagia dengan semua ini sehingga membuatnya terus menerus menangis.Pikirnya.
Sabilla melepaskan mukenanya dan melipatnya dengan sejadahnya lalu menyimpannya disofa. Dia menatap bahu bergetar Nizar,Sabillapun menghela napas lalu menghampiri Nizar. Dia tak boleh menciptakan jarak antara dirinya dan Nizar agar bisa mencintainya.
Sabilla duduk disamping Nizar lalu memeluk Nizar dari samping. Nizar menyeka air matanya yang mengalir dia tersenyum kepada Sabilla. Mata Nizar tak sembap seperti mata Sabilla.Sabilla menatap Nizar lekat. Mengapa kak Nizar menangis?gumamnya dalam hati.
Nizar mengelus surai rambut Sabilla dengan sayang "Ada apa hmm?"
Sabilla mempererat pelukannya berharap Nizar akan mengerti akan perasaan bersalah dari Sabilla. Nizar terkekeh lalu membalas pelukan Sabilla.Sesekali Nizar mencium kepala Sabilla.
Sabilla melepaskan pelukannya lalu mencium singkat bibir Nizar dan sukses membuat Nizar terdiam "Maaf karena aku belum bisa mencintaimu. Namun kau tahu?Akupun berharap Allah segera membuatku mencintaimu. Maaf jika aku membuatmu terluka"
Nizar tersenyum lalu mencium puncak kepala Sabilla "Semoga. Aku percaya cepat atau lambat rasa itu akan hadir dihatimu,jika kita sama-sama berdo'a meminta kepada Allah maka semuanya akan cepat terjadi"
Tanpa disadari Sabilla kembali menitikan air matanya. Nizar merengkuh tubuh Sabilla "Ssshh sudah jangan menangis"
Sabilla menyeka air matanya lalu melepaskan pelukan Nizar. Dia dengan isengnya melepaskan kopiah yang dipakai Nizar sehingga Nizar tertawa dan bangkit dari duduknya dan melipat sejadahnya. Dia menghampiri Sabilla yang duduk ditepi kasur.
"Mau makan apa?Kau sedari pagi belum makan apapun"ucap Nizar.
Sabilla menggelengkan kepalanya. "Kamu saja aku tak lapar"
Nizar menghela napas "Nanti asam lambungmu naik lagi!" ucap Nizar sedikit tegas.
Sedari tadi dia sudah berusaha menggunakan berbagai cara namun nihil karena Sabilla tak kunjung mau.Nizarpun semakin naik keaatas kasurnya dan menyandarkan kepalanya disandaran kasur.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sabilla | √
Espiritual-Ambil hal positifnya dan buang hal negatifnya- HR #1 in Spiritual (TAHAP REVISI TANPA UNPUBLISH) (Revisi baru lima part pertama) "Aku sangat-sangat berterima kasih kepada Allah karena telah menghadirkan sosok dirimu yang benar-benar sempurna dan bi...