Sabilla dan Nizar kembali ke resort untuk istirahat,kini mereka tengah berjalan menuju kamar resortnya.
"Kak,terima kasih"ucap Sabilla dengan senyuman diwajahnya.
Nizar mendongak lalu tersenyum.
Sabilla membersihkan tubuhnya terlebih dahulu lalu setelahnya Nizar. Sabilla kini sudah merebahkan tubuhnya dikasur. Hari ini cukup melelahkan,perjalanan Jakarta-Lembang belum lagi Taman Begonia belum tempat-tempat yang lain yang keduanya kunjungi. Ini sudah sore. Sabilla memejamkan matanya namun dia tak tidur.
Nizar menghampiri Sabilla yang terbaring diatas kasurnya. Nizar mengelus surai rambut panjang Sabilla yang dibiarkan tergerai. "Aku mencintaimu,bill. InshaAllah aku akan terus berusaha agar kau bisa mencintaiku juga".bisik Nizar. Sabilla mendengarnya namun dia tetap memejamkan matanya berpura-pura tertidur.Nizar mencium kening Sabilla lalu bangkit menuju balkon kamar resortnya. Dia menikmati pemandangan kota Lembang disekitar resort itu.
Sabilla mengikutinya lalu memeluk Nizar dari belakang. Nizar memegang pergelangan tangan Sabilla. "Kau ternyata tak tidur,bill"
Sabilla mengangguk lalu Nizar membalikkan tubuhnya sehingga sekarang keduanya saling berhadapan. "Kau pintar sekali berpura-pura tidur"
Sabilla terkekeh mendengar ucapan Nizar. "Maaf"
Nizar mencium puncak kepala Sabilla. "Sudah ahh masuk,kau tak memakai khimarmu nanti ada pria yang melihat rambut indahmu"
Sabilla kembali terkekeh lalu mengangguk dia melingkarkan lengannya dipinggang Nizar lalu berjalan beriringan kembali masuk kedalam kamar.
****
Sabilla dan Nizar kini tengah duduk disofa yang berada dibalkon. Udara disini sangat dingin,dan itu membuat Sabilla kedinginan.
Sabilla pun menyandarkan kepalanya dibahu Nizar dan kembali melingkarkan lengannya dipinggang Nizar dan Nizar merangkul bahu Sabilla. Sekitar setengah jam keduanya berdiam diri disana dan membicarakan banyak hal keduanya pun masuk kedalam kamar untuk beristirahat.
Pukul tiga dini hari Nizar bangun untuk melaksanakan sholat malamnya yang tak pernah dia tinggalkan. Nizar membangunkan Sabilla untuk sholat bersama.
Setelah sholat keduanya seperti biasa bertilawah bersama dan Nizar men tes hapalan Sabilla. Namun hari ini berbeda. Setelah itu biasanya keduanya akan menyelesaikan hingga terdengar suara adzan namun tidak untuk sekarang,Nizar menatap Sabilla lekat lalu mencium puncak kepala Sabilla. Dia menggenggam tengan Nizar.
"Billa sayang"
"Iya kak"jarak wajah antara Sabilla dan Nizar begitu dekat sehingga satu sama lain bisa merasakan deru napasnya.
"Bolehkah aku meminta hakku yang berada pada dirimu hari ini?" bisik Nizar
Pipi Sabilla memerah "Aku istrimu,dan kewajibanku untuk memberikannya kepada suamiku,yaitu kamu"
Nizar tersenyum lalu memeluk tubuh Sabilla yang masih terbalut mukenanya. Nizar melepaskan mukena Sabilla lalu membawa tubuh Sabilla keatas kasurnya.
Satu jam menuju waktu fajar mereka melakukan ibadah seorang suami istri dengan keimanan yang tinggi,dan mendapatkan keturunan yang shalih dan shalihah adalah harapan dari diri keduanya.
*****
Sabilla dan Nizar hari ini banyak mengunjungi tempat-tempat indah di Lembang,namun sayang keduanya belum sempat mendaki dan mengunjungi air terjun disana.
Setelah sholat Isya Sabilla dan Nizar duduk disofa yang berada didalam kamar. Sabilla menyandarkan kepalanya dibahu Nizar dengan sebuah novel ditangannya yang sedang dia baca sedangkan Nizar dia hanya memperhatikan istrinya saja yang sedang fokus membaca.
"Sayang"ucap Nizar.
Sabilla mendongak sehingga keningnya membentur dagu Nizar "Aww"pekik Sabilla.
Nizar mengelus kening Sabilla "apa sakit?"
Sabilla menggelengkan kepalanya "Tidak,kakak ingin bicara apa tadi". Nizar mengangguk
"Jika kau dipinta untuk memilih kau lebih memilih mencintai atau dicintai?" ucap Nizar.
Sabilla mengerutkan keningnya lalu tersenyum,matanya memandang pantulan dirinya dikaca besar yang berada dihadapannya. "Jika aku harus memilih maka aku akan mencintai dari pada dicintai"
Nizar mengerutkan keningnya. "Mengapa seperti itu,sayang? Kebanyakan perempuan hanya ingin dicintai biasanya dari pada ingin mencintai"
"Aku memilih mencintai karena mencintai itu diri kita sendiri yang merasakan dan melakukan,cinta itu kita miliki dari Allah. Dan dengan mencintai misalkan orang yang ku cintai sama sekali tak mencintaiku maka hanya aku yang akan merasakan sakit akibat cinta,tidak dengan orang yang kucinta. Sedangkan dicintai itu berada pada diri orang lain,dan aku tak suka dicintai jika aku tak mencintai,karena aku sungguh tak mau membuat orang yang mencintaiku terluka hanya karena aku".
Nizar tertegun mendengar penuturan dari Sabilla.
"Namun,sepertinya aku ataupun kau tak bisa memilih ingin mencintai atau dicintai. Karena perasaan cinta pada diri manusia itu adalah pemberian Allah,dan kita tak bisa menampik itu. Aku ditakdirkan mencintai atau dicintai sepertinya akan sama saja,sama-sama cinta dari Allah.Jika rasa cinta itu sudah ada maka aku sendiripun sama sekali tak bisa berbuat apa-apa terkecuali mempertahankan rasa cinta itu dan menjaganya agar tak terlalu mencintainya dibanding mencintai Allah dan rosulnya.Entah sejak kapan namun kenyataannya aku mencintaimu,kak" Sabilla mengecup singkat bibir Nizar.
Nizar mengerjapkan matanya tak percaya dengan perkataan Sabilla.
"Aku selama beberapa hari ini memang menampik bahwa aku mencintaimu aku pikir perasaan aneh yang kurasakan semenjak aku bertemu denganmu,semenjak aku sering sekali menabrak dirimu. Perasaan itu memang sudah ada namun aku selalu menampiknya" tambah Sabilla.
Nizar menatap Sabilla tak percaya. "Benarkah perasaan itu sudah ada?"
Sabilla mengangguk. Nizar tersenyum bahagia lalu memeluk tubuh Sabilla "Alhamdulillah,aku senang. Terima kasih. Aku harap kau benar-benar mencintaiku". Sabilla tak menggubris dia terus saja tersenyum.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sabilla | √
Espiritual-Ambil hal positifnya dan buang hal negatifnya- HR #1 in Spiritual (TAHAP REVISI TANPA UNPUBLISH) (Revisi baru lima part pertama) "Aku sangat-sangat berterima kasih kepada Allah karena telah menghadirkan sosok dirimu yang benar-benar sempurna dan bi...