CintaSabilla•38-Kematian

16.4K 763 7
                                    

"Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Munafiqun 63: Ayat 11)

Keesokan harinya Sabilla dan Nizar sudah siap dengan Sabilla menggunakan gamis berwarna navy dengan sedikit taburan batik dibagian bawah serta tengah juga Nizar yang mengenakan tuxedo berwarna navy serasi dengan pakaian yang digunakan Sabilla. Mereka akan datang kepernikahan Syifa dengan Faisal.

"Kak Nizar!" Teriak Sabilla yang berada dikamarnya.

Nizar dengan cepat berjalan masuk kedalam kamarnya. "Iya sayang?"

"Ada yang kurang tidak?"

Nizar tampak memperhatikan Sabilla "Emm perfect. Tapi katanya kau ingin memakai niqab?"

Sabilla menepuk dahinya "Aku lupa. Lagi pula kita kan kemarin pulang malam"

"Mau beli dulu?"

"Tidak akan keburu,kak. Sudah tak usah saja. Nanti pulangnya kita mampir beli dulu ya" ucap Sabilla.

"Cantiknya kamu terekspos dong. Yaaahh" ucap Nizar. Sabilla terkekeh.

"Terakhir,kak"

Sabilla kembali merasa mual dia dengan cepat masuk kedalam kamar mandi dan berdiri didepan wastafel. Nizar dengan setia memijat tengkuk Sabilla. "Sudah beberapa hari kau mula terus,bill. Kita kerumah sakit ya?"

Sabilla mengusap bibirnya lalu mencucinya dengan air. Dia memang tidak mengenakan lipstik dengan begitu tidak perlu repit karena lipstik yang berantakan"Hanya masuk angin,kak. Kemarin kan kehujanan terus berjam-jam memakai baju basah" Sabilla membalikkan tubuhnya lalu melingkarkan kedua tangannya ditengkuk Nizar keduanya sama-sama bertatapan "Jangan khawatir ya. Aku tak akan kenapa-napa"

Nizar tersenyum lalu mencium dahi Sabilla "Baiklah. Kita berangkat sekarang"

Nizar dan Sabillapun turun menuju lantai satu dan menuju garasi. Nizar melajukan mobilnya menuju tempat acara digelar.

Tiga puluh menit kemudian merekapun sampai ditempatnya. Acara akad dengan resepsi memang disatukan dan ditempat yang sama tidak seperti Sabilla dan Nizar tempo lalu.

Sabilla masuk kedalam kamar Syifa lalu Nizar duduk bersama keluarga Syifa. Sabilla tersenyum melihat Syifa yang sangat cantik dengan gaun syar'inya yang berwarna putih bersih. "Assalamu'alaikum,Fa" ucap Sabilla.

Syifa mendongak lalu tersenyum dan berhambur memeluk Sabilla "Wa'alaikumsalam,bill. Aaaa ternyata begini ya gugup karena mau nikah"

Sabilla terkekeh "Ya aku pernah merasakannya. Belum lagi kalau kita menikah bukan dengan yang kita cintai sebelumnya,beruntung kau dan dia saling mencintai terlebih dahulu. Bismillah,fa. Jangan suka marah-marah nantinya kalau sudah sah"

Syifa melepaskan pelukannya "Tergantung deh. Oh iya semalam maaf aku pulang tanpa bicara terlebih dahulu padamu karena kau tidur"

Sabilla mengangguk "Tak apa. Oh iya,fa. Aku heran sekali sama tubuhku sendiri. Sudah satu minggu aku merasa mual,awalnya aku kira karena waktu itu aku dirumah sakit mungkin karena pengaruh obat,tapi lama kelamaan terus mual apalagi kemarin lebih tepatnya pas tadi malam,aku beberapa kali hulak balik kamar mandi"

Syifa tersenyum penuh arti "kau bulan ini sudah menstruasi?"

Sabilla mengerutkan keningnya lalu menggelengkan kepalanya.

"Aaaa semoga kau hamil,bill!"

Sabilla benar-benar bingung. "Sepertinya tidak mungkin,fa"

"Lah kenapa?"

Cinta Sabilla | √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang