BXB (23)

910 44 2
                                    

"Jangan tinggalkan saat dia kau tak dibutuhkan, dan jangan dicari saat dia sudah menghilang."

***

  Jessa berjalan tergesa-gesa memasuki gedung rumah sakit Jayakarta. Setelah ia menerima telpon dari Dysha, ia langsung panik.

  Jessa menemukan beberapa teman-teman Bintang, ia langsung menghampiri mereka.

"Kenapa Bintang bisa masuk rumah sakit? Apa yang terjadi?" Tanya Jessa kepada Dysha tiba-tiba.

  Dysha terkejut, ia yang awalnya juga panik dan sekarang semakin panik saat menerima pertanyaan dari Jessa.

"Tante harus tenang dulu, jangan panik. Kita berdoa semoga Bintang nggak kenapa-kenapa," ujar Dysha sambil memegang kedua tangan Jessa.

"Gimana saya bisa tenang, kalau anak saya masuk rumah sakit seperti ini. Apa yang sebenarnya terjadi?!" Tegas Jessa panik.

  Disana ada Dysha, Tino, dan Rendy. Tino adalah ketua kelas di kelasnya Bintang, sedangkan Rendy teman Bintang bermain basket. Mereka yang mengantarkan Bintang ke rumah sakit Jayakarta, dan Dysha yang memberi tau kepada Jessa kalau Bintang masuk rumah sakit.

"Iya Tante, aku bakal jelasin. Tapi Tante harus tenang dulu," kata Dysha. "Duduk dulu, Tan."

"Bintang kenapa?" Tanya Jessa saat sudah merasa tenang.

"Tadi waktu kita-kita lagi ngerjain soal ujian, kira-kira sekitar lima menit lagi waktunya habis, Bintang pingsan. Dan aku liat hidung Bintang ngeluarin banyak banget darah. Setelah tau itu, aku, Tino, sama Rendy langsung bawa Bintang ke sini." Jelas Dysha.

  Raut wajah Jessa kembali panik, ia takut sesuatu yang tidak baik terjadi pada Bintang. Jessa takut ia akan kehilangan orang yang ia sayangi, kehilangan Qinath saja ia sangat terpuruk.

"Tante tenang, ya, kita tunggu kabar dari Dokter." Ucap Tino.

  Hampir satu jam mereka menunggu Dokter keluar dari ruangan, akhirnya Dokter dan dua susternya keluar dari ruangan.

  Mengetahui Dokter yang muncul, Jessa langsung berdiri menghampirinya. Dysha, Tino, dan Rendy juga mengikuti Jessa dibelakang.

"Dok, gimana keadaan Bintang? Gimana keadaan anak saya? Dia nggak kenapa-kenapa 'kan? Bintang baik-baik aja 'kan?" Tanya Jessa panik.

"Tolong Ibu tenang dulu," kata Dokter.

"Jessa," panggil seseorang.

  Semua arah mata menuju orang yang baru saja memanggil Jessa, ternyata Mawa datang. Ia datang setelah Jessa menelponnya, dan memberi tau kalau anak mereka masuk rumah sakit. Mawa juga begitu panik, ia merasakan apa yang Jessa takutkan.

"Mas, aku takut Utha kenapa-kenapa." Histeris Jessa, sambil memeluk badan tegap Mawa.

Mawa mengelus-ngelus punggung Jessa dengan lembut, "Kamu harus tenang. Kita dengarin dulu apa yang Dokter pengen bilang."

  Mawa dan Jessa menghampiri Dokter, dan dua suster.

"Dok, bagaimana keadaan anak kami?" Tanya Mawa. Sedangkan Jessa hanya mampu mendengarkan dalam rangkulan Mawa.

Dokter membuang napas berat, lalu menutup mata sebentar. "Keadaan anak bapak sangat kritis, jantungnya semakin melemah. Kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi, sekarang kita hanya cukup berdoa, semoga Tuhan berkehendak yang baik."

"Maksud Dokter apa?! Anak saya kenapa?!" Histeris Jessa.

"Sayang, kamu harus tenang. Tanya dengan Dokter baik-baik," ucap Mawa menenangkan Jessa.

"Sudah Pak, tidak apa-apa." Ucap Dokter, "Maksud saya, anak Ibu dan Bapak hanya sedikit kemungkinan untuk kembali sadar ke dunia. Bintang sekarang dalam keadaan sangat kritis dan jantungnya yang terus melemah. Maaf, kami tidak bisa melakukan apa-apa lagi."

-BXB-

  Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Bulan bergegas pergi ke ruang kelas Bintang. Ada satu hal yang ingin Bulan katakan kepada sahabat kecilnya itu, dan yang pasti Bulan sangat ingin bertemu karena ia begitu merindukan Bintang.

  Setelah sampai didepan ruang kelas Bintang, Bulan bergegas masuk ke dalam kelas Bintang. Tapi, ia tidak menemukan Bintang disana. Ia lihat hanya beberapa murid yang sedang membersihkan ruangan kelas.

"Bintangnya udah pulang, ya?" Tanya Bulan kepada salah satu teman kelasnya Bintang.

"Lo nggak tau sesuatu yang terjadi sama Bintang? Lo sahabatnya Bintang 'kan?" Tanya Desy.

Bulan mengernyitkan dahinya, ia sungguh tidak mengerti apa yang Desy katakan. "Iya, gue sahabatnya. Tapi Bintang kenapa?"

"Gue ceritain intinya aja deh," kata Desy. "Si Bintang masuk rumah sakit,"

"Hah?! Kenapa? Kok bisa?" Tanya Bulan panik.

"Jadi gini, pas waktu ujian udah mau selesai, Bintang pingsan. Semua panik, terus kita lihat ada banyak darah keluar dari hidungnya. Dan sekarang, Bintang dibawa ke rumah sakit." Jelas Desy, alhasil membuat badan Bulan seperti tidak bertenaga.

"Dimana rumah sakitnya?!" Histeris Bulan.

Desy memegang bahu Bulan, ia berusaha menenangkannya. "Lan, lo harus tenang. Tapi gue nggak tau dimana Bintang masuk rumah sakit."

"Oke, makasih Des. Gue cabut." Ucap Bulan, dan langsung berlalu dari hadapan Desy.

  Sekarang tujuan Bulan adalah rumah Bintang, ia akan mencari informasi dimana Bintang dilarikan ke rumah sakit. Bulan akan melakukan apa saja yang bisa mempertemukannya dengan seseorang yang berarti di hidupnya.

  Setelah cukup lama Bulan menunggu sebuah taksi yang lewat, sekarang didepannya muncul Dovi yang membawa mobil hitam miliknya. Bulan yang sadar akan kehadiran Dovi, ia langsung mendekat ke arah Dovi.

"Dov, tolong anterin gue. Anterin gue cari dimana Utha masuk rumah sakit," ucap Bulan. Ia langsung masuk ke dalam mobil Dovi.

  Dovi yang heran dengan sikap Bulan, dan cara Bulan berbicara kepadanya pun sudah berbeda. Bulan tidak menggunakan aku-kamu lagi kepada Dovi. Tapi sekarang Dovi tidak ingin mempermasalahkan itu.

"Iya, aku harus anterin kamu kemana?" Tanya Dovi.

"Ke rumah Utha, ayo cepetan!" Sarkas Bulan. Ia jadi terbawa emosi.

  Dovi langsung melajukan mobilnya, sesekali menoleh ke arah Bulan. Tiba-tiba mobil Dovi berhenti, keadaan didepan sangat macet. Mobil Dovi tidak dapat bergerak maju.

"Aduh! Macet segala, gimana nih?" Tanya Bulan panik.

"Kamu harus tenang dulu, jangan panik. Nanti semuanya jadi kacau, kamu tenang ya." Kata Dovi menenangkan.

"Gimana gue bisa tenang kalo Utha dalam keadaan nggak baik-baik aja?!" Tukas Bulan, dan ia langsung menangis. Bulan tidak dapat menahan air matanya.

  Apakah Bulan dapat bertemu dengan Bintang? Dan apakah saat mereka bertemu, ada sesuatu yang buruk terjadi?

***

Yohuyyyyy! Yang nangis angkat kepala! Wkwk.

Gimana chapter ini?
Apa yang kalian harapkan tentang Bulan dan Bintang?

Btw, ini update cepet dikarenakan dalam waktu yang lama baru update lagi. Jadi, sekarang aja updatenya.

Tolong doakan semoga nilai-nilai tryout author memuaskan, amiin.

Tungguin next chapter! Yang insya allah bakal bikin gigit bantal, wuehehhe.

See u and Love u❤

Salam BuBi🙋

Bulan X BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang