- Bulan Celonicha -
Mengenang kejadian yang begitu menyakitkan akhirnya terjadi, itu adalah hal yang ku takutkan.
Kemarin Dovi terlihat mengeluarkan air matanya, baru kali ini ku lihat ia begitu sedih. Ia langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepadaku, bahkan Dovi belum menjelaskan apa tujuan dia sebenarnya untuk mendekatiku.
Aku masih bingung, aku belum merasa memiliki hal yang ingin di ketahui. Tentang Karrel yang selama ini menghilang. Aku juga masih tak menyangka dengan apa yang ku lihat kemarin, di antara susunan kuburan terdapat sebuah nama di salah satu batu nisan: Karrel Surya Antasena.
Apa yang terjadi sehingga Karrel bisa berada disana? Di tempat yang selalu membuatku ingin menangis.
Sekarang aku sedang berkutat dengan ponsel di dalam kamar, tadi Dysha tiba-tiba mengirimkan sebuah pesan--menanyakan kabarku. Semenjak libur ini, aku dan Dysha memang jarang bertemu.
Lo sehat-sehat aja kan?
10.43Ya, alhamdulillah
10.44Ketemuan yuk skrg!
10.44Kebetulan Dysha mengajak ku untuk bertemu, aku ingin bertanya banyak hal. Aku ingin meluruskan semuanya, mencari tau titik terang dari masa lalu ku.
Oke, di mana?
10.44Di cafe dekat rumah lo deh
10.45Gue siap-siap nih, awas lo lama bgt dtngnya!
10.45Haha
10.45Gue nggak bakal lama dtng, ini otw.
10.45Ku harap pertemuanku dengan Dysha tidak terbuang percuma, hari ini aku harus menyelesaikan semuanya.
Saat keluar kamar, Bunda yang mungkin baru saja ingin menghampiriku sekarang menatapku. "Kamu mau kemana?" Tanya Bunda.
"Mau ketemu Dysha, Bun." Jawabku.
"Dari kemarin kamu keluar rumah terus, dan pulangnya pun selalu malam. Kamu itu anak gadis Bunda satu-satunya, Cha. Bunda nggak mau terjadi sesuatu sama kamu yang bikin Bunda nyesel karena udah izinin kamu pergi keluar." Tegas Bunda.
"Bun, Icha janji ini hari terakhir Icha keluar rumah dan pulang malam. Ada yang harus Icha selesaikan, Bun." Jelasku.
Bunda mengernyitkan dahinya, "Apa yang harus kamu selesaikan?"
"Nanti Icha jelasin kalau Icha udah tau semuanya,"
"Sekarang ini kamu 'kan tau kalau Eza lagi nggak ada di rumah. Nanti kalau ada apa-apa siapa yang bantu kita? Bunda nggak izinin kamu pergi."
"Bun, tolong kali ini aja." Pintaku.
Bunda menggeleng pasti, "Kalau itu sangat penting, mending kamu ketemuan sama Dysha disini aja. Bunda jadi lebih tenang, tolong kamu turutin apa yang Bunda bilang."
Aku mendesah pelan, dan mengangguk. "Iya, Bun."
Ting!
Sebuah pesan masuk di ponselku, segeraku lihat siapa pengirimnya dan ternyata Dysha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan X Bintang
Teen Fiction[COMPLETED] Kata sebagian orang, jika seorang perempuan dan lelaki menjalin hubungan persahabatan itu tidak akan pernah lancar. Di antara keduanya pasti ada yang merasakan perasaan yang berbeda, perasaan lebih dari seorang sahabat. Namun, ada sebag...