"Tha, gue balik bareng Dovi ya?" Tanya Bulan. Ia harus meminta persetujuan dari Bintang apapun itu, karena orang tua mereka menyuruh Bintang harus benar-benar menjaga Bulan.
"Kenapa?" Tanya Bintang balik dengan wajah datarnya.
"Ma--"
"Gue minta tolong sama Bulan buat nemenin nyari sepatu sneekers, ntar pulangnya gue anter kok." Jawab Dovi, lagi-lagi ia memotong ucapan Bulan. Mendengar jawaban yang keluar dari mulut Dovi, Bintang hanya mengernyitkan dahi. Entah apa maksudnya.
"Kenapa harus sama Icha?" Tanya Bintang dengan nada suara yang dingin dan wajah yang masih datar.
"Gue liat Bulan sering ganti-ganti make sepatu sneekers, ya, kayaknya dia tau tempat di mana belinya." Jawab Dovi.
"Gue juga sekalian mau nyari sepatu sneekers, Tha. Boleh, ya?" Pinta Bulan dengan wajah memelas. Karena Bintang paling tidak bisa melihat wajah Bulan yang memelas, menurut Bintang itu sangat menggemaskan dan dapat menghancurkan kerasnya hati Bintang.
"Oke, tapi Icha pulang aja dulu. Ganti baju, dan makan dulu. Nggak usah balik bareng, lo jemput Icha nanti di rumahnya." Kata Bintang setuju, senyum Bulan mengembang.
"Ya, udah. Gue balik duluan, ya. Ntar kirim aja alamat rumah lo, Lan." Ucap Dovi dan langsung berlalu dari hadapan Bulan dan Bintang, karena bell pulang sekolah memang sudah berbunyi.
"Hati-hati, Dovi!" Teriak Bulan. Mendengar teriakan Bulan, sang empunya nama langsung berbalik badan dan tersenyum.
"Ayok, pulang." Ajak Bintang dengan tangan menarik lengan Bulan.
Karena banyak sepasang mata memperhatikan Bintang yang menggenggam tangan Bulan, seolah Bulan hanya miliknya. Merasa di perhatikan, Bulan sedikit risih.
"Tha, nggak usah pegangan tangan deh. Fans lo ngeliatin tuh, ngeri ah." Ucap Bulan seraya berusaha melepaskan genggaman tangan Bintang.
Merasa genggamanya ingin dilepaskan, Bintang malah merangkul Bulan. "Kenapa sih? Iri kali mereka," jawab Bintang masih dengan tangan merangkul pinggang Bulan.
Karena Bulan lagi tidak ingin beradu sifat keras kepala, ia membiarkan rangkulan dari Bintang.
***
Sekarang, Bulan dan Bintang sampai dirumah mereka.
"Makasih, ya, Tha. Gue balik," Ucap Bulan sambil mencubit pipi Bintang gemas.
Baru saja Bulan ingin melangkahkan kakinya, tapi tangannya di tahan oleh Bintang.
"Kenapa?" Tanya Bulan.
"Nanti pulangnya jangan sampe malem-malem, lo makan dulu di rumah. Jangan sampe telat, nanti kambuh penyakit lo. Jangan terlalu deket-deket banget sama Dovi, lo baru kenal dia. Kalo ada apa-apa, langsung telpon gue." Ujar Bintang panjang lebar, mendengar ucapan Bintang membuat Bulan tertawa.
"Lo kenapa dah, Tha? Sakit?" Tanya Bulan sambil menempelkan punggung tangannya didahi Bintang.
"Nggak lah, orang sehat gini."
"Tha, gue ini udah gede. Dan gue juga harus membiasakan diri jauh dari lo, kalo sewaktu-waktu kita pisah nanti gue udah bisa apa-apa sendiri. Gue nggak boleh bergantung terus sama lo, kan Bunda pernah bilang kalo gue harus jadi perempuan yang kuat." Kata Bulan lembut dan tersenyum sambil mengusap pipi Bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan X Bintang
Teen Fiction[COMPLETED] Kata sebagian orang, jika seorang perempuan dan lelaki menjalin hubungan persahabatan itu tidak akan pernah lancar. Di antara keduanya pasti ada yang merasakan perasaan yang berbeda, perasaan lebih dari seorang sahabat. Namun, ada sebag...