Jakarta, 2015
"Oke, sekarang gue ngerti. Kenapa kalian berdua jadi lebih akrab!"
Teriakan Bulan menghentikan pelukan Karrel dan Deka, mereka terlihat terkejut bukan main.
"Lan, tolong dengarin apa yang aku bilang. Tolong kasih waktu buat aku jelasin semuanya, ini salah di mata kamu." Ucap Karrel, dan berjalan menghampiri Bulan.
"Stop di situ, jangan kesini. Dan gue nggak perlu dengarin apa yang lo berdua jelasin, sekarang gue baru percaya kalo emang ada sahabat yang munafik." Tunjuk Bulan pada Deka.
"Lan, ini bukan seperti apa yang lo lihat." Kata Deka.
Bulan tersenyum bukan terlihat manis tapi terlihat sinis, "Mata dan telinga gue masih normal. Gue bisa lihat dengan jelas apa yang kalian lakukan tadi, gue juga bisa dengar apa yang kalian omongin tadi. Gue lihat dengan jelas, gimana kalian ciuman. Itu sangat menjijikan, gue datang ke sini awalnya pengen ngajak liburan bareng, senang-senang bareng. Eh, ternyata kalian senang-senangnya berdua."
... gue ngasih kepercayaan bukan buat kalian mainin, bukan untuk di remehin. Terima kasih deh, soalnya kalian berhasil bikin gue benci sama kalian berdua. Gue benar-benar kecewa sama kalian. Gue nggak bakal nampar atau bikin kalian sakit, tapi gue cuma mau kalian jauh-jauh dari kehidupan gue mulai hari ini."
Karrel berjalan mendekat ke arah Bulan, ia langsung memeluk Bulan erat. Alhasil sekarang air mata Bulan keluar begitu saja, ia begitu sangat kecewa.
"Maaf,"
Mendengar satu kata yang terlontar dari mulut Karrel, Bulan semakin terisak. Ia tidak membalas pelukan maaf dari Karrel, ia merasa tidak kuat untuk membalas pelukan erat Karrel.
"Tolong... jangan tinggalin aku, maafin aku Lan. Aku sayang sama kamu, aku sayang sama kamu Lan." Ucap Karrel lirih, ia menelusupkan wajahnya di tengkuk Bulan.
Bulan mendorong kuat Karrel untuk membuatnya menjauh, "Gue udah terlanjur kecewa sama lo. Gue sayang sama lo, tapi sekarang gue benci. Benci sama lo, Rel!"
Lagi-lagi ia membawa Bulan dalam pelukannya, Bulan terus memukul dada Karrel. Ia kecewa, dadanya serasa sesak.
"Kita putus."
Pelukan erat Karrel terlepas, dua kata yang paling Karrel hindari dari mulut Bulan kini ia dengar. Dengan jelas, dan penuh penekanan.
"Dan lo... Deka, makasih buat waktu empat tahun sahabatan sama gue dan Dysha. Gue terima balasan lo buat gue, tapi jujur gue sangat kecewa. Gue nggak nyangka ternyata lo kayak gini, ternyata dulu gue belum buka mata lebar-lebar. Setelah gue lihat apa yang kalian berdua lakuin, gue rasa kalian tau diri kalo nggak seharusnya kalian berani-beraninya masuk ke dalam kehidupan gue lagi." Jelas Bulan.
"Lan, tolong jangan gini." Ucap Karrel.
"Oke, terserah. Terserah lo mau apa, gue nggak peduli." Kata Deka, "Rel, biarin aja dia pergi."
"Ya, sekarang gue pergi."
Entah kenapa Karrel seperti tidak ada kekuatan untuk mengejar Bulan, sekarang tangannya sedang dipegang oleh Deka.
***
Huhu!
Update dua sekaligus yak! Unch gak? Haha
Ternyata nggak cukup 20+ chapter:))
Mungkin 2-3 chapter lagi, nggak mau buru-buru pisah sama cerita ini kan?Next chap? Waiting yea haha.
Comment dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan X Bintang
Teen Fiction[COMPLETED] Kata sebagian orang, jika seorang perempuan dan lelaki menjalin hubungan persahabatan itu tidak akan pernah lancar. Di antara keduanya pasti ada yang merasakan perasaan yang berbeda, perasaan lebih dari seorang sahabat. Namun, ada sebag...