BXB (27) - Amplop Merah dari Bintang

993 50 0
                                    

  Mendengar isakan tangis yang cukup nyaring, Yuly terbangun. Ia melihat Bulan yang berada dimeja rias, dengan posisi menelungkupkan wajah diantara kedua lengannya.

  Merasa khawatir dengan Bulan yang tiba-tiba menangis, Yuly langsung menghampiri Bulan.

"Icha, kamu kenapa? Kok nangis?" Tanya Yuly dengan suara paraunya.

  Bulan hanya menggeleng sebagai respon dengan suara yang sesenggukkan. Yuly hanya bisa mengelus punggung Bulan dengan lembut.

"Icha, kamu kenapa? Ayo, cerita sama Bunda." Ucap Yuly, sambil membawa Bulan ke dalam pelukannya.

  Melihat surat berwarna hitam yang sudah terbuka di atas meja, Yuly pun langsung paham. Ternyata anaknya itu sudah membacanya.

"Kenapa Bunda nggak kasih tau Icha, kalo Utha ngasih surat?" Tanya Icha sambil menatap wajah Yuly.

Yuly menggerakkan tangannya untuk menghapus air mata Icha, lalu berucap, "Bunda juga baru dikasih kemarin sore sama Tante Jessa. Rencananya Bunda mau ngasih ke kamu siang ini,"

  Setelah itu, Bulan hanya diam sambil menundukkan kepala. Sedangkan Yuly tengah sibuk mencari sesuatu didalam laci.

Bulan berdiri, lalu ingin pergi ke kamarnya lagi. "Bun, Icha ke kamar dulu."

"Icha, tunggu dulu. Ada yang Bunda mau kasih," kata Yuly.

"Bun, nanti aja deh. Icha mau nenangin diri dulu,"

  Yuly menghampiri Bulan yang sudah diambang pintu kamar, lalu menunjukkan sebuah surat lain berwarna merah. Bulan yang awalnya malas-malasan, tapi saat melihat apa yang ada ditangan Bundanya, Bulan langsung sedikit terkejut.

"Itu surat dari Utha juga, Bun?" Tanya Bulan dengan tergesa-gesa.

Yuly terkekeh, lalu memberikan surat itu kepada Bulan. "Kalo ini surat dari Utha, jangan nangis lagi. Utha 'kan gak suka kalo Icha-nya nangis."

  Setelah memberikan surat itu, Yuly langsung keluar dari kamarnya. Ia meninggalkan Bulan yang masih bingung.

"Bun, ini emang surat dari Utha 'kan?!" Teriak Bulan dari dalam kamar sang Bunda.

Diam-diam Yuly tertawa pelan, lalu berkata, "Tau. Lihat aja sendiri!"

-BXB-

  Karena tak ingin ada yang mengganggunya membaca surat dari Bintang, alhasil Bulan pergi ke dalam kamarnya. Ia menutup rapat pintu kamarnya. Tapi, sedari tadi ia hanya melihat surat itu, tanpa berniat membacanya.

  Ada suatu hal yang membuat Bulan bingung, yaitu: kenapa suratnya dibedakan?

  Dengan perasaan berjanji untuk tidak menangis saat membaca surat dari Bintang, akhirnya tulisan tangan Bintang terpampang nyata dimata Bulan.

Dear, tomboy.

Sebelumnya, lo jangan bingung kenapa surat ini gue bikin jadi dua. Sebenarnya sih bukan apa-apa, gue aja yang pengen bikinnya jadi dua. Karena surat yang pertama itu khusus tentang apa yang pengen gue bilang. Ah! Udahlah, gue jadi malu karena udah bilang tentang perasaan gue ke elo.

Gini ya Cha. Lagi-lagi sebelum gue bilang yang sebenarnya, gue pengen minta maaf sama lo. Maaf karena nggak bilang ini ke elo.

Cha, lo pernahkan nanya-nanya soal kemiripan Dovi dan Karrel? Tapi gue malah jawab asal aja.

Gue nggak bisa ngasih tau lo tentang masalah itu, karena gue mau lo nanya sendiri sama Dovi. Gue yakin, Dovi pasti bakal jelasin. Gue tau kalo lo pernah nanya hal-hal yang berhubungan sama Karrel ke Dovi, tapi Dovi jawab kayak nggak serius gitu 'kan. Tapi kali ini gue yakin, kalo dia pasti bakal jelasin apa yang terjadi sebenarnya. Karena sekarang udah beda situasi dan kondisinya.

Gue harap lo nggak bakal marah sama Dovi saat lo tau yang sebenarnya. Selain Dovi, lo harus tanya sesuatu sama Dysha dan Deka. Karena itu ada hubungannya. Gue tau, lo pasti bingung sama semua ini. Lo pasti nggak paham kenapa Dysha dan Deka tau sesuatu hal yang berhubungan dengan Karrel. Makanya lo harus tanya sama mereka bertiga.

Kalo lo udah tau yang sebenarnya, gue yakin lo sama Deka nggak musuhan lagi. Tapi kalo hubungan lo sama Dovi dan Dysha, gue nggak tau apa yang bakal terjadi nantinya. Karena masalah itu lo yang nentuin nantinya.

Satu lagi, surat dari gue jangan lo buang. Apalagi yang ini. Karena ini bisa jadi bukti kalo Deka dan Dysha tau sesuatu hal tentang Karrel. Kalo lo mau nanya sama Deka, lo harus sabar. Karena Deka pasti bakal nyolot.

Udah ya Cha, gue cuma mau bilang ini. Pokoknya lo ingat pesan-pesan gue buat lo disurat yang pertama. Jangan cengeng!

Selama berbahagia Icha! ♡

Surat kedua dari Utha untuk Icha:)

  Kali ini Bulan menepati janjinya sendiri, untuk tidak menangis saat membaca tulisan tangan Bintang. Bukannya menangis, tapi Bulan malah bingung. Namun Bulan sekarang paham, kenapa Karrel selalu muncul dipikirannya selama ini. Padahal sudah hampir tiga tahun Karrel meninggalkannya. Ternyata masalahnya belum selesai, Bulan harus menyelesaikan masa lalunya terlebih dulu.

***

WhatsUp!

Halo para readers dan siders yang cantik/ganteng.

Bagaimana chapter ini? Komen dong, selain vote kalian juga harus komen. Hehe.

Gini, ya, gini. Kalian sadar nggak kalo di chapter sebelumnya ada sesuatu yang aneh, bahkan salah. Agak malu sih ya, hehe. Dibagian chapter [26 - SAY GOOD BYE FROM BINTANG] author ada bilang kalo Bundanya Bulan lagi tidur disamping Ayahnya Bulan. Ngakak juga ini lho, haha. Soalnya kan Ayahnya Bulan diceritain udah meninggal karena kecelakaan, kok tiba-tiba ada dirumah. Maaf keun, maaf keun.

Karena sebelum itu author ngetik cerita Azhar, jadi kebawa deh ada Ayahnya. Wueheheh, tapi udah diubah kok.

Jangan bilang gini: "Kalo tau salah, ngapain diceritain. Bikin malu diri sendiri aja nih author."

Author bilang gitu, karena ya biarin aja. Suka-suka author dong, hehe. Jadi, kalo kalian ngerasa ada yang salah atau aneh gitu, langsung komen aja. Kasih tau author, kan manusia tak luput dari kesalahan. Maka dari itu harus saling mengingatkan:)

Udah ya, author kebanyakan curcol. See u next chapter!

Salam BuBi🙋

Bulan X BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang