"Begini rasanya tak dianggap, dan begini rasanya tak dihargai."
-Bintang Putra Swastika-
***
Bintang Putra Swastika
Waktu istirahat sudah tiba, aku pergi ke ruang kelas Icha tapi ia sudah pergi ke kantin duluan. Pasti Dovi yang mengajaknya, aku merasa dilupakan.
Aku berjalan menyusuri koridor sekolah untuk menuju kantin, menemui Icha yang pasti bersama Dovi. Banyak sepasang mata yang memperhatikan ku, ada juga yang tanpa segan memuja ketampanan wajahku.
Tiba-tiba aku merasa ada yang mengiringi ku berjalan di sampingku, ternyata Dysha.
"Hai,"
"Hai."
"Lho, tumben sendiri. Bulan mana?" Tanya Dysha.
"Udah duluan, kayaknya sih bareng Dovi." Dysha hanya ber-o ria.
Ku lihat, Icha dan Dovi sedang berbicara serius. Entah soal apa. Sebelum mendekat ke arah mereka, aku berhenti sebentar. Sedikit jauh, menjaga jarak. Sambil mendengarkan apa yang mereka bicarakan, sampai wajah Icha yang terlihat serius.
"Lho, kok berhenti Bin?" Tanya Dysha. Ia ikut berhenti di belakang ku.
"Gue pengen denger apa yang Icha sama Dovi bicarain, kayaknya serius banget."
"Oke-oke, ngikut deh gue."
Tapi, acara ngupingku bersama Dysha sia-sia. Suara Dovi tidak terlalu jelas dipendengaranku. Kira-kira apa yang mereka bicarakan? Ah! Sebaiknya aku menghampiri mereka.
Aku berdehem, seolah memberi tau kalau aku ada disamping mereka.
"Utha?" Panggil Icha.
"Apa?" Tanyaku dengan wajah datar.
"Maaf, ya, gue ninggalin lo ke kantin." Ucap Icha.
"Hm."
"Lo bareng Dysha, Bin?" Tanya Dovi.
"Iya."
"Kalian tadi ngomongin apaan? Kok serius banget kayaknya," tanya Dysha.
"Ngomongin apaan? Tadi kalian dateng, sih. Ya, gak jadi deh." Jawab Icha.
"Gue balik ke kelas duluan, ya, Lan." Ucap Dovi.
"Lho, nggak barengan nanti aja?" Tanya Icha.
"Ngantuk gue," jawab Dovi.
"Ya udah, sana." Ucapku kepada Dovi.
Icha menatapku, "Utha! Lo ngusir Dovi? Lo kenapa sih?!"
"Gak apa-apa, Lan. Gue emang mau ke kelas juga, duluan ya." Ucap Dovi dan langsung berlalu dari hadapan ku.
Setelah Dovi pergi, aku memesan makan dan minum. Begitu juga Dysha, kecuali Icha. Karena Icha sudah makan lebih dulu bersama Dovi.
"Cha, nanti pulang bareng gue kan?" Tanyaku.
"Gak. Gue pulang sendiri." Jawabnya ketus, Icha pasti marah denganku. Hanya gara-gara Dovi.
"Lo marah sama gue?"
"Pikir aja sendiri."
"Gara-gara Dovi doang bisa bikin lo marah sama gue, heran gue." Ucapku.
"Ya, jelaslah. Lo ngusir dia, lo selalu aja nggak suka sama Dovi. Kenapa sih?! Gak ngerti gue sama lo, bukan cuma satu atau dua kali lo ketus-ketus sama Dovi. Tapi, sering Tha. Lo nyadar nggak sih?! Lo pikir dengan lo gitu, jadi banyak yang makin suka sama lo?! Nggak Tha! Nggak! Males gue sama lo." Ujar Icha dan langsung pergi meninggalkanku bersama Dysha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan X Bintang
Genç Kurgu[COMPLETED] Kata sebagian orang, jika seorang perempuan dan lelaki menjalin hubungan persahabatan itu tidak akan pernah lancar. Di antara keduanya pasti ada yang merasakan perasaan yang berbeda, perasaan lebih dari seorang sahabat. Namun, ada sebag...