"Jangan sampai hanya gara-gara perasaanku, persahabatan kami jadi hancur."
-Bintang Putra Swastika-***
-Bintang Putra Swastika-
Waktu istirahat sudah tiba, aku berniat beranjak pergi dari ruang kelas. Sebelum itu, ku ambil ponsel yang sedari tadi di tas. Ternyata ada beberapa pesan dari Icha, ia mengirimkannya saat upacara sedang berlangsung. Untungnya aku tidak membawa ponsel saat upacara. Aku langsung menyimpan smartphone milik ku, dan pergi menuju ruang kelas Icha. Berniat mengajaknya pergi ke kantin bersama, semoga saja Icha tidak pergi ke kantin bersama Dovi.
Setelah sampai didepan ruang kelas Icha, terlihat sudah sepi. Aku langsung masuk ke dalam kelasnya, tapi tidak ada tas Icha dibangkunya. Dan anehnya, dibangku Dovi juga tidak terlihat ada tasnya. Aku bingung, dan langsung menanyakan keberadaan Icha kepada teman sekelasnya yang sedang membaca buku.
"Bulan mana?" Tanyaku, tanpa berbasa-basi.
Cowok berkacamata itu menoleh ke arah ku, dan membenarkan kacamatanya. "Nggak tau,"
Aku mengernyitkan dahinya, dan langsung pergi dari hadapan cowok berkacamata tersebut.
Icha kemana sih? Gue tanya Dysha deh, batinku.
Saat dikoridor sekolah, terlihat Dysha yang ingin menghampiri ku. Ia tersenyum, tapi aku tetap berwajah datar.
"Bin, lo liat Bulan nggak?" Tanyanya. Ternyata Dysha juga mencari si cewek tengil itu.
"Gue kira lo tau,"
"Lo juga nyari Bulan?" Tanyanya.
Aku mengangguk.
"Tasnya gak ada dikelas 'kan? Emang Bulan nggak sekolah?"
"Dia sekolah, tadi sms gue."
"Terus?"
"Dia telat," jawabku singkat.
Dysha mendengus, "Lo ngomong yang jelas dong. Ini soal Bulan lho, Bin."
Tidak ku gubris perkataan Dysha. Icha terlambat sekolah, dan itu pasti membuatnya dihukum. Tapi, kenapa ia tidak masuk-masuk sampai jam istirahat?
"Coba lo kira-kira Bulan ada dimana," ucap Dysha.
Aku baru ingat, Bulan tidak kuat jika dihukum yang terlalu berat. Apa jangan-jangan Bulan?!
"Bintang! Lo mau kemana?!" Teriak Dysha saat aku menjauh, aku meninggalkannya.
Sekarang, aku tau dimana Bulan. Tapi, semoga saja ia tidak apa-apa.
"Bin, lo mau kemana sih?!" Tanya seseorang disebelahku. Ternyata Dysha, ia mencoba menyamakan langkah cepatku.
Sampai sudah ditempat yang ku perkirakan kalau Icha ada disini, perlahanku buka pintu ruang tersebut. Aku takut, takut jika Icha benar-benar ada disini.
"UKS?"
Aku masuk ke ruang UKS, mencari keberadaan Icha. Semoga saja feeling-ku tidak benar, dan jika benar semoga saja Icha hanya kelelahan.
"Icha?!" Panggil Dysha. Aku menoleh ke arah suara Dysha, dan menghampirinya.
Dan benar saja, Icha benar-benar sedang terbaring dikasur UKS. Tapi, ada Dovi. Ah! Dovi lagi, Dovi lagi.
Aku menatap tajam ke arah Dovi, dan mencengkram kerah bajunya. "Icha kenapa?! Lo apain dia?! Kenapa dia bisa masuk UKS?"
"Bin, udah-udah. Jangan berisik, nanti Bulan bangun." Tegur Dysha, aku segera melepaskan tanganku dikerah baju Dovi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan X Bintang
Teen Fiction[COMPLETED] Kata sebagian orang, jika seorang perempuan dan lelaki menjalin hubungan persahabatan itu tidak akan pernah lancar. Di antara keduanya pasti ada yang merasakan perasaan yang berbeda, perasaan lebih dari seorang sahabat. Namun, ada sebag...