"Mah paperbag Cika mana, yang isinya peuyeum sama ubi" Ucap Cika diambang pintu toilet dengan membasuh kepalanya yang basah menggunakan sebuah handuk kecil.
"Teh Cikaaa uhhhhhh kangen deh aku" Imel berteriak dan menghambur memeluk Cika. Ia seolah menutupi kesalahannya yang mengambil paperbag Cika untuk diberikan pada Raka. Imel mengalihkan pembicaraan Cika.
"Gatau, Tanya adek aja teh" Ucap Rani yang sedang memasak didapur.
"Ih apaan sih lu, gausah menye-menye deh" Cika bukanlah tipe wanita lembut yang suka dipeluk.Ia hanyalah gadis kaku dengan wajah cantik yang terkesan sangar. Beberapa orang mengenal Cika adalah gadis yang sombong. Ia tidak pandai bersosialisasi. Namun aura kecantikannya seolah tak pernah redup dari gadis yang bernama Cika, kerap kali ia ditawari untuk menjadi model entah itu model pakaian, sepatu maupun make up namun dengan tegas ia menolaknya dengan alasan bahwa itu jauh dari kesan seorang Cika.
Imel melepaskan pelukannya pada Cika. Ia berjalan menuju sofa.
"Mel, paperbag gue mana?" Tanya Cika yang merebut snack digenggaman sang adik.
"Gue kasih Bang Raka" ucapnya dengan mulut penuh dengan snack.
"Hah lu kasih? Kan itu punya gue, berat tau bawa-bawa itu dari Bandung" protes Cika
"Kan itu buat gue, tadi mau bilang sih tapi lu lagi tidur yaudah ta' ambil aja" Cika sudah mengerutkan wajahnya. Ubi Cilembu yang ia bawa untuk persediaannya selama tinggal di Semarang. Gadis itu sangat menyukai ubi cilembu, ia membeli ubi dan peuyeum dan membawanya ke Semarang bukan untuk oleh-oleh melainkan untuk dirinya sendiri. Sehari sebelum berangkat ke Semarang, Cika sengaja mengunjungi kedai oleh-oleh Bandung langganannya yang ada di jl. Cihampelas.
"Ya elah tinggal beli lagi dipinggir jalan banyak" ucap Imel dengan entengnya, Imel sering menemukan makanan khas Bandung itu dijalanan Semarang. Namun tetap saja namanya bukan peuyeum Bandung sekalipun rupanya sama.
"Beda rasanya"
"Kan sama-sama ubi, dari pohon ubi, kalo dari pohon toge baru tuh beda"
"Sabodo teuing, kumaha weh cek anjeun" Cika Nampak geram pada tingkah sang adik, ia pergi meninggalkan Imel yang sedang nyatai menonton gosip selebriti. Cika memasuki kamar tamu yang sudah menjadi kamarnya itu. Ia merebahkan diri diatas kasur dan berkutat dengan handphone-nya. Imel tetap saja menatap layar kaca yang sedang menampilkan gosip-gosip selebriti mukai dari pernikahan mewah ala selebriti yang lebih terkesan alay sampai pada perceraian yang penuh drama dan lika-liku. Pernikahan mewah yang merogoh banyak kocek para selebriti itu banyak yang hanya berakhir dengan usia pernikahan yang baru saja berumur jagung. Setelah itu munculah perebutan mulai dari harta gono gini sampai hak asuh anak.
**
Sabodo teuing kumaha weh cek anjeun = Terserah apa katamu
KAMU SEDANG MEMBACA
Dedizione
RandomAku hanya gadis biasa yang terlahir dari keluarga dengan aturan-aturan yang menekan. Memang memberatkan, namun setelah aku menemukannya, kehidupannya lebih kejam dariku. Dengannya, aku memahami bahwa menggenggam lebih baik daripada berjalan sendiria...