Cika keluar dari kamarnya dengan handuk basah yang masih membungkus kepalanya. Ia melihat kearah ruang tamu Imel sedang bercengkrama dengan dua orang yang memakai segaram PDL yang biasa ayahnya kenakan. Cika sama sekali tidak berniat untuk menyapa kedua tamu itu. Mungkin saja tamu Papa, pikirnya.
"Teh sarapan dulu tuh, Mamah pergi arisan sama ibu-ibu persit. Abis itu kita latihan fisik, mumpung aku libur nih sekalian jogging" Teriak Imel pada Cika yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk didepan kamar.
"Latihan fisik?" Tanyanya
"Ih pura-pura oon deh, itu lho yang Papa bilang semalem" Jawab Cika melirik dua orang berseragam loreng didepannya. Cika memberikan kode seolah mengatakan dua orang ini yang papa maksud semalam yang akan membimbingnya latihan fisik.. Imel hanya menggangguk membalas kode Cika.
Tuhan pidahkan Cika ke Mars sekarang juga
Setelah sarapan Cika mengganti celana kolor yang ia kenakan dengan sebuah celana training hitam. Begitupun dengan Imel yang mengenakan kaos lengan pendek dengan celana training selutut yang biasa ia kenakan untuk senam zumba bersama ibu-ibu persit. Imel termasuk anak muda yang dekat juga dengan ibu-ibu persit dilingkungannya. Ia kerap kali menemani kegiatan persit bersama sang ibu mulai dari senam sampai arisan yang isinya didomonasi dengan gossip khas ibu-ibu pada umumnya. Dunia ibu-ibu hanya seputar mengurus rumah dan menggosip. Mulai dari menggosip ketika berbelanja sayur sampai menggosip pada acara semacam arisan. Bagi mereka sehari tanpa menggosip saja rasanya hambar. Imel hanya pasrah ketika ibu-ibu mulai menggosip, ia hanya merogoh ponselnya dan mendengarkan musik melalui earphone,membuat dunianya sendiri.
"Oh iya kita belum kenalan" Ucap Rendi, mereka sudah sampai disebuah lapangan yang biasa digunakan untuk latihan.
"Gue Rendi Wintama, panggil aja sayang" Ucap Rendi dengan menaikan rambutnya yang setengah plotos, tak lupa ia melambaikan tangan pada Cika.
"Cih sok ganteng" kesan pertama yang Cika berikan pada sosok Rendi
"Cika" Jawab Cika singkat tanpa menjawab uluran tangan Rendi. Imel menginjak sepatu Cika agar kakaknya itu tak bersikap judes dan sukses mendapatkan pelototan dari Cika.Raka hanya terkekeh kecil karena uluran tangan Rendi yang tak terbalaskan.
"Oh iya ini temen saya, Raka" Ucap Rendi mengenalkan Raka pada Cika. Raka hanya menampangkan wajah datarnya begitupun dengan Cika yang tak peduli. Mereka memulai latihan fisik dengan pemanasan kemudian berlali-lari kecil dilanjutkan dengan push up, sit up, pull up dan shuttle run. Cika adalah gadis yang menyukai olahraga tetapi untuk kali ini ia sangat tidak menyukai olahraga karena paksaan sang ayah juga Raka yang menjadi mentornya terkesan galak dan judes.
***
"Gile bro, galak bet cocok ama ente" Ucap Rendi yang sedang meneguk air mineral.
"Siapa?" Tanya Raka yang sedang menyemir sepatu kesayangannya
"Si Cika itu, cocok bener ama ente biar ga bujang lapuk lah suh" Ucap Rendi yang kini berbaring disofa samping Raka.
"Sialan bujang lapuk" Raka melempar sikat sepatu yang ada digenggamanya pada Rendi yang sukses ditangkap dengannya.
"Bukan bujang lapuk gimana coba, dari zaman taruna dulu sampe letnan dua ente belum pernah sekalipun bawa cewek, sampe rela nyebur kolam baben tiap makrab. Kalo gue sih jangan ditanya, tiap makrab beda cewek cuy cuma kebetulan doang sekarang jomblo itupun karna nunggu yang beb" Rendi menyombongkan diriinya. Raka memang tak pernah berhubungan dengan wanita, tak sedikit dari taruni yang mendekatinya tapi tak ada satupun yang menarik dihati Raka. Setiap makrab ia mendapatkan hukuman karena tak membawa pasangan, Rendi sering menawarkan untuk mengajak teman dari pacarnya guna menemani Raka agar tak terkena hukuman, namun dengan terang-terangan Raka menolaknya."Atau jangan-jangan ente suka sama ane ya. Homo ya ente" Lanjut Rendi
"Gila lu" Raka meninggalkan Rendi karena ia dapat membaca situasi bahwa Rendi akan mengolok-olok dirinya yang tak memiliki pasangan. Raka bukan tipe pria yang tebar pesona seperti Rendi banyangkan saja setiap pesiar zaman taruna dulu ia selalu mendapatkan gadis Jawa yang berparas ayu. Jika pesiar tiba Rendi selalu mengajak kedua sahabatnya Raka dan Dimas untuk mengunjungi objek-objek wisata disekitaran Magelang. Selain untuk melepas penat dikandang macan itu Rendi memiliki maksud lain yaitu tebar pesona dan mencari mangsa baru. Rendi merupakan playboy kelas kakap, dan Dimas termasuk playboy kelas tongkol sedangkan Raka hanyalah bujang lapuk yang menolak berbagai jenis wanita. Tak hanya remaja-remaja SMA yang pernah menggodanya sampai ibu-ibu berdaster pun menggoda dan memuji ketampanan Raka.
**
"Teh aku pergi ya, nanti kalo laper delivery aja, kalo bosen ajak si Rendi jalan aja" Ucap Imel yang sedang menyisir rambutnya. Cika memperhatikan penampilan Cika dari ujung kepala sampai ujung kaki. Imel yang tidak suka dengan tatapan sang kakak mulai memprotes.
"Ih kok ngeliatinnya gitu banget sih" Imel mendengus kesal
"Ganti baju!" Perintah Cika yang tidak menyukai penampilan Imel dengan rok hitan selutut, kaos putih dan kemeja yang diikatkan dipingganya.
"Ih apaan sih, ini tuh fashion. Ga ngerti fashiom sih" Imel tak terima dengan perintah kakaknya
"Ganti, kurang bahan!"
"Terus gue harus pake apa, gamis emak-emak gitu yang kalo naik motor kelilit rantai" Imel meninggalkan Cika menuju seorang pria yang sudah menunggunya didepan rumah.
"Imelda Ratna Husein, ganti baju, lu berani pergi dengan baju kayak gitu sama cowok gajelas?" Cika menyusul Imel didepan rumahnya yang sudah mendekati pria dengan kacamata hitamnya.
"Maaf, saya Raka, bukan cowok gajelas" Raka tak terima dengan ucapan Cika, ia sangat menghargai wanita. Tak dipungkiri ia memang mengagumi kecantikan Imel tetapi tak sedikitpun ia memiliki niat lain pada Imel sekalipun gadis itu kerap kali mengenakan pakaian minim. Ia hanya menjalankan perintah atasannya yang tak lain adalah ayah Imel untuk menghantarkan anak bungsunya.
"Ih lebay deh, Cuma bang Raka doang sih" Imel sudah menaiki motor Raka
"Turun lu!" Perintah Cika pada Raka, dan dengan mudah ia menuruti perintah Cika yang bak seekor singa betina yang sedang mengamuk
"Ih apaan sih teteh" Imel tak terima
"Gue yang anter" Kini Cika sudah menaiki motor Raka
"Motor saya" Raka merasa aneh dengan kedua kakak beradik dihadapannya ini.
"Bodo amat" Dengan cepat Cika melaju meninggalkan Raka
Gadis ajaib ucap Raka dalam hati.**
Makrab = malam keakraban, tiap tahun diadakan di akademi militer dimana para taruna diperbolehkan membawa pasangannya (rekanita) untuk diperkenalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dedizione
RandomAku hanya gadis biasa yang terlahir dari keluarga dengan aturan-aturan yang menekan. Memang memberatkan, namun setelah aku menemukannya, kehidupannya lebih kejam dariku. Dengannya, aku memahami bahwa menggenggam lebih baik daripada berjalan sendiria...