Perjalanan dari kampus menuju jl. Cukangkawung memakan waktu kurang lebih satu jam menggunakan transportasi umum. Cika tinggal bersama neneknya yang kerap ia panggil Nini, enam tahun lalu ia menemani neneknya semenjak sang kakek meninggal. Asri selalu menolak Rani yang memitanya untuk pindah ke Semarang. Walau ia hanya tinggal berdua bersama Cika, ia tak merasa kesepian. Rani membuka rumahnya menjadi kost-an putri. Empat orang penghuni kostnya merupakan mahasiswa dari perguruan tinggi yang terletak tak jauh dari rumahnya.
"Neng, anter nini kepasar yuk" Cika yang sedang membaringkan tubuhnya diatas sofa berubah posisinya menjadi duduk. Tak biasanya nek Asri mengajaknya kepasar, tubuhnya lelah karena pembelajaran di kampus tadi, namun Cika tak bisa membiarkan neneknya yang sudah tua kepasar seorang diri. Nek Asri tak suka jika diajak berbelanja disupermarket, ia menyukai pasar walau bau tak sedap memenuhi indra penciumannya. Dipasar bebes nawar, lebih murah itu prinsip nek Asri.
"Biasanya kan belanja ditukang sayur ni" Ucap Cika yang sudah mengalungkan handuknya dileher
"Tukang sayur keliling ga lengkap, nini mau masak spesial"
"Buat apa ni? Si Wine minta masakin apalagi" Ucap Cika judes. Wine merupakan salah satu penghuni kost yang sangat manja dan malas, ia kerap kali menyuruh nek Asri untuk memasakan sesuatu untuknya dan dengan senang hati nek Asri membuatkannya karena Wine sudah dianggap seperti cucunya sendiri sedangkan Cika tak suka dengan segala sifat manja Wine.
"Buat Mamah Papahmu itu lho, kan besok kesini katanya" Astaga Cika lupa bahwa keluarganya besok akan berkunjung ke Bandung. Dengan cepat Cika mandi. Cika sudah rapi dengan jeans dan kaos andalannya. Sedangkan sang nenek masih fokus didepan cermin membenarkan letak kerudungnya.
"Ni, ke supermarket aja ya" Ucap Cika membujuk neneknya. Cika bukanlah tipe gadis yang jijik dengan bau pasar melainkan gadis itu malas digoda oleh preman-preman pasar setiap ia mengantar neneknya kepasar. Godaan yang mereka lontarkan hanya sekedar kata-kata gombal tetapi Cika tetap saja risih mendengarnya.
"Mau ke supermarket? Wine ikut dong, ya ni ya Wine ikut" Wine yang sebelumnya sedang makan tiba-tiba ia berlari kearah Cika dengan heboh, gadis itu memaksa agar Cika mengajaknya pula. Dengan susah payah Nek Asri menuruti keiginan cucunya untuk berbelanja di Sumpermarket saja dengan dalih sudah sore dan pasar tradisional akan segera tutup. Kali ini mereka pergi menuju sebuah supermarket menggunakan mobil Honda Brio Wine. Terkadang gadis itu tak hanya menjadi parasite saja bagi Cika. Kali terjadi sebuah simbiosis mutualisme diantara keduanya.
**
"Ahhhhh teteh kangennnnnnn" Teriak Imel yang baru saja turun dari mobil Pajero sport milik ayahnya. Gadis itu mencium tangan dan pipi sang Nenek kemudian melakukan hal yang sama pada Cika. Cika mengusap pipinya degan kasar seolah liur Imel yang menempel dipipinya adalah sebuah virus.
"Ahhh kak Wine apa kabar?" Tanya Imel rusuh pada Wine. Mereka ber cipika-cipiki ala cewek. Imel dan Wine merupakan gadis heboh yang memiliki banyak kesamaan seperti sifat manja dan hobby-nya yang mengkoleksi album boyband dari negri gingseng itu. Imel dan Wine heboh membicarakan salah satu anggota EXO yang dikabarkan tengah dekat dengan sesorang itu, pembicaraan mereka dilanjutkan didalam kamar Wine.
Cika membuatkan kopi untuk sang ayah dan meletakannya disebuah meja samping kiri sang ayah. Rani, Dani dan Nek Asri tengah membicarakan sesuatu yang nampaknya serius."Cika, ganti baju dulu gih, bentar lagi tamunya dateng" Rani menyuruh anak sulungnya untuk mengganti pakaian. Karena pakaian yang sedang Cika kenakan tak pantas untuk menemui tamu. Cika tak mengerti tamu siapa yang mereka maksud, apakah kerabat ayah atau ibunya.
Cika mengganti kolor birunya dengan gaun pilihan Imel. Gaun hitam polos dengan sentuhan manik-manik kecil dibagian pinggang itu terlihat cocok ditubuh ramping Cika. Kulit putihnya terkesan bercahaya karena gaun yang ia kenakan, Cika terlihat sangat anggun.Ia masih bertanya-tanya mengapa harus mengenakan gaun yang sangat bertolak belakang dengan kepribadian dirinya itu. Sebelumnya Imel menawarkan Cika untuk mengenakan sebuah gaun panjang berwarna pink, namun Cika menolaknya karena Cika memang gadis yang anti dengan warna pink.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dedizione
RandomAku hanya gadis biasa yang terlahir dari keluarga dengan aturan-aturan yang menekan. Memang memberatkan, namun setelah aku menemukannya, kehidupannya lebih kejam dariku. Dengannya, aku memahami bahwa menggenggam lebih baik daripada berjalan sendiria...