Raka merutuki dirinya sendiri yang tak mampu mengambil keputusan dengan tepat. Sepulang dari rumah makan itu Raka kembali kerumah untuk mempersiapkan berbagai kebutuhan. Bukan bermaksud tak memperdulikan Cika, namun pria itu ingin membiarkan Cika untuk menenangkan dirinya setelah dirasa semuanya membaik maka Raka akan menjelaskan semuanya pada Cika. Berbagai barang sudah ia persiapkan untuk pelatihannya esok, namun hal terpenting belum ia persiapkan yaitu hati dan niat. Kemarin Rendi mengatakan bahwa masalah-masalah akan menghambat proses pelatihannya dan itu benar adanya, kini ia sedang merasakan hal itu. Pikirannya belum terlepas dari Cika, bayang wanita itu memenuhi memorinya. Kini ia memandang sebuah cincin putih yang sama dikanakan dijarinya. Cincin yang ia berikan pada orang terkasih akhirnya kembali ketangannya. Aroma bodylotion Mullbery tercium dicincin itu, sebuah aroma tubuh yang miliki gadis bernama Cika. Pria itu menyesali dirinya. Cika. Gadis itu mungkin saja sudah mengatakan kandasnya hubungan mereka pada orangtuannya. Raka harus mempersiapkan diri bahwa kariernya didunia militer akan sedikit tersedak, walaupun ia yakin Kolonel Dani tak akan mencampuri urusan pribadinya dengan dunia militer tetapi Raka memastikan bahwa kali ini pria paruh baya berpangkat melati tiga itu akan turun tangan karena Raka telah mempermalukannya.
Raka membaringkan tubuhnya diatas kasur bersprai merah itu, ia mengingat artikel yang pernah dibacanya beberapa bulan yang lalu. Sebuah artikel yang menjabarkan salah satu sholat sunnah yang dilakukan untuk meminta pilihan yang masih ragu-ragu. Sholat sunnah itu tidak hanya dikerjakan untuk meminta pilihan akan jodoh, melainkan masalah-masalah pemilihan hal lainpun dapat diyakinkan dengan sholat istikhoroh. Untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut pria itu mengambil handphone-nya dan membuka sebuah aplikasi penelusuran. Setelah mendapatkan informasi yang dicarinya, Raka mengambil sebuah buku yang berada dimejanya dan menuliskan tata cara sholat istikhoroh. Sebenarnya pria itu telah melaksanakan sholat sunnah itu ketika dirinya akan melamar Cika, namun ia sudah lupa dengan tata cara melaksanakannya. Raka beralih mengambil jam kecil diatas nakasnya, jam itu dilengkapi dengan sebuah alarm, Raka mengatur alarm itu tepat diangka dua dini hari.
From : Raka Rayyan
To : Rahayu
Dek, besok mas pelatihanCika menutup kolom pesan itu dan beralih menuju akun istagramnya. Ia mengirimkan direct message pada Imel. Pria itu tak memiliki banyak nyali untuk menghubungi langsung gadis yang dimaksudnya.
Mel tolong beri tahu kakakmu mulai besok saya pelatihan khusus
Tanpa menunggu waktu lama gadis itu membalas pesan dari Raka
Bilang dewek, aku ra' urus
Raka kesal dengan jawaban dari calon adik iparnya itu. Ralat, mantan calon adik ipar.
Yowes aku bilang bang, becanda hehe peace
Gadis itu menjawab lengkap dengan emoticon sebuah tangan yang membentuk huruf V. Tanpa membalas pesan dari Imel Raka meletakan ponselnya diatas nakas dan mematikan lampu kamarnya.
Raka belum sempat memejamkan matanya, handphone yang baru saja diletakannya itu berbunyi. Sebuah panggilan masuk dari seorang gadis. Raka menggeser layar hijau yang terpampang diponselnya.
"Assalamualaikum Mas" Salam dari sebrang telepon
"Waalaikumsalam, ada apa?" Tanya Raka, sifat kakunya kembali muncul. Entah mengapa pria yang berlaku lembut pada Ayu itu kini menampakan wajah tak suka. Pria itu bertanya dengan ketusnya.
"Mas semangat ya buat besok,jaga kesehatan yo Mas" Ayu memberikan suntikan semangat pada Raka dan memberikan sedikit wejangan untuk menjaga kesehatannya. Saat masa- masa tarunanya dahulu ucapan semangat dari Ayu akan memberikan efek ceria yang luarbiasa bagi Raka. Kesuatan semangat dari gadis cantik itu bertahan sampai Raka menyelesaikan pelatihannya. Namun, kali ini gadis itu tak memberikan efek apapun pada Raka.Pikirannya dipenuhi oleh Cika dan peristiwa tadi pagi. Tanpa menjawab ucapan dari Ayu, pria itu memutuskan teleponnya dengan sepihak dan mamatikannya kemudian meleparkan ponselnya sampai membentur tembok. Ia sudah tak peduli sekalipun ponselnya hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dedizione
RandomAku hanya gadis biasa yang terlahir dari keluarga dengan aturan-aturan yang menekan. Memang memberatkan, namun setelah aku menemukannya, kehidupannya lebih kejam dariku. Dengannya, aku memahami bahwa menggenggam lebih baik daripada berjalan sendiria...