Dedizione

22.3K 841 86
                                    

"Mas, ih kok udah bangun?" Tanya Cika. Pria itu memeluk Cika yang sedang memasak dari arah belakang. Ia meletakan kepalanya pada leher sang istri dan mencium aroma tubuh Cika yang belum mandi.

"Abis kamu juga bangun sih" Ucapnya.

"Mas kan capek baru pulang, tidur lagi gih, kalo makanannya udah mateng aku bangunin deh" Tangan Cika masih sibuk memotong bawang, pagi ini ia membuat nasi goreng untuk sarapannya bersama Raka. Wanita itu menyuruh Raka untuk mengistirahatkan tubuhnya, pasalnya satu jam yang lalu Raka baru saja sampai di Bandung. Cika dan Raka menjalani Long Distance Marriage, karena Cika yang masih menempuh pendidikan dokternya maka ia mendapatkan keringanan untuk tidak tinggal di batalyon mendampingi sang suami. Hal tersebut membuat Raka harus siap bolak-balik Semarang-Bandung.

"Mas ihh aku lagi masak, udah kamu sana aja" Cika melepas tangan kekar Raka, wanita itu mendorong Raka yang dianggapnya mengganggu.

"Ihh galak amat neng, yaudah mas mandi dulu deh" Raka berjalan menuju toilet yang terletak tak jauh dari dapur.

Cika melanjutkan aktivitas memasaknya. Ia menumis bumbu yang sudah dihaluskan. Aroma rempah tercium sampai hidung Imel, gadis itu memiliki hidung yang peka terhadap aroma makanan. Imel yang tidurnya tak dapat diganggu sekalipun luluh jika aroma masakan menghampirinya. Cika memang tak ahli memasak namun setelah menikah ia mengasah kemampuan memasaknya bersama Nek Asri. Sekalipun tak setiap hari Raka dapat merasakan masakan buatan Cika, namun wanita itu tetap bersikeras untuk belajar memasak dan merelakan waktunya terbagi antara kuliah dan belajar memasak. Tak ada waktu yang terbuang untuk hangout bersama teman-temannya seperti dulu.

"Teteh masak apa, enak tuh kayaknya" ucap Imel dengan iler yang masih menempel disudut kiri bibirnya. Gadis itu berbicara tepat disamping Cika. Aroma mulut khas orang bangun tidur menyeruak menghampiri hidung Cika, sontak wanita itu menutup hidungnya.

"Mel ihh mulut lu bau, mandi dulu sana"

"Et dah sans ae napa" ucapnya dengan bahasa gaul. Gadis itu meninggalkan Cika dan kembali menuju kamarnya.

"Gue mau lanjut tidur, sisain ya" teriaknya.

"Gue bikin buat suami tercinta bukan buat lu"

"Pelit amat lu jadi kakak" Imel menutup pintu kamarnya. Setelah menikah Cika memang tak tinggal dibatalyon atau membeli rumah, Nek Asri tak mengizinkan Cika untuk keluar dari rumahnya sebelum wanita itu menamatkan pendidikannya. Setelah Cika menikah, Imel mau tak mau harus pindah kamar. Gadis itu menepati sebuah kamar Kenny, salah satu penghuni kost yang sudah pindah karena gelar sarjana sudah diraihnya.

Wanita itu mengangkat nasi yang sudah matang pada sebuah piring, ditatanya dengan rapi guna menggugah selera dan menambah kecantikan pada nasi goreng yang dibuatnya. Cika ingin menyajikan nasi goreng spesial untuk Raka, memang nasi goreng dimana-pun tempatnya memiliki tampilan maupun rasa yang sama tetapi nasi goreng yang dibuatnya penuh dengan rasa cinta.

Cika melepaskan sebuah apron masak bermotif bunga-bunga pink dari tubuhnya, ia merapikan kerudungnya yang sedikit tak sesuai. Wanita itu sangat antusias menyajikan nasi goreng sederhana untuk suaminya. Tak banyak waktu yang dapat ia habiskan bersama, kali ini Cika ingin memanfaatkan waktu sebaik mungkin, pergi berlibur berdua contohnya atau seharian nonton drama bersama Raka.

"Taraaaaaa... Nasi goreng special untuk Mas Raka ala chef Cika" ucap Cika seperti anak kecil

"Ihh bisa aja kamu" Cika menarik kursi disamping Raka, ia mendaratkan tubuhnya pada kursi kayu itu. Raka mulai mencicipi nasi goreng buatan Cika, ia berlagak seolah juri dalam ajang Marsterchef Indonesia, mengunyah dengan perlahan seolah menikmati makanan didalam mulutnya, hal itu membuat Cika penasaran dengan penilaian nasi goreng buatannya.

DedizioneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang