Jika kau menikmati hidup maka waktu berjalan seolah lebih cepat. Itulah kalimat yang berkembang dikalangan masyarakat, dan Cika merasakan hal itu. Tak terasa ia sudah melewati masa-masa kritis dalam percintaan, masa-masa pengajuan dan menghadap penjabat Batalyon yang merumitkan. Bayangkan saja, karena nama besar sang ayah Cika dan Raka harus menghadap semua petinggi Batalyon. Setiap rumah yang disambanginya selalu ada saja ujian cintanya. Seperti rumah Lettu Edi, Raka diharuskan untuk menyebutkan hal-hal yang disukai Cika. Dengan banggan pria itu menyebutkan namanya sebagai hal yang disukai Cika. Raka pula dikejutkan dengan perubahan Cika yang tiba-tiba mengenakan seragam PSK lengkap dengan hijab. Gadis itu mengutarakan keinginannya untuk mengenakan hijab yang sontak membuat Raka terkejut, pasalnya Cika yang tak memperdulikan penampilan itu tiba-tiba berubah. Raka menyetujui niat baik Cika tersebut.
"Ihh mbak manten jangan bengong gitu dong" ucap penata rias yang sedang menyapukan bedak pada wajah Cika.
"Eh i..iya mas eh.. mbak" Cika kikuk, ia tak tahu harus memanggil apa pada penata rias yang mendandaninya. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Tadi pagi ia sudah melaksanakan akad nikah dengan balutan adat Sunda yang kental. Setelah akad nikah dilaksanakan kedua pengantin didudukan disebuah kursi dengan dipayungi dengan diselingi taburan beras,kunyit dan uang koin ke atas payung, Dani menyanyikan pantun sawer yang berisi petuah dan wejangan-wejangan dengan menaburkan beras,kunyit dan uang koin, adat tersebut dinamakan saweran. Setelah saweran tersebut Raka diminta untuk membakar harupat sedangkan Cika diminta untuk memegang sebuah kendi yang berisi air kemudian harupat yang sudah menyala tersebut dimasukan kedalam kendi. Hal ini memiliki makna bahwa sang istri layaknya kendi yang berisi air, setiap amarah suami maka sang istrilah yang mendinginkannya, memadamkan amarah suami. Harupat yang sudah didalam kendi itu kemudian dipecahkan bersama-sama dan dibuang jauh jauh. Memecahkan kendi berisi harupat itu memiliki makna setiap permasalahan dalam rumah tangganya kelak harus dipecahkan dan dihadapi bersama-sama. Prosesi dilanjutkan dengan nincak endog, dimana Raka menginjak sebuah telur kemudian dibersihkan oleh Cika dengan air mawar filosofi dalam prosesi ini bahwa sang istri akan merawat dan memgasihi sosok suami. Prosesi adat sunda ini diakhiri dengan melepas burung merpati, kedua orangtua akan melepas sepasang merpati putih keangkasa sebagai simbol bahwa kedua mempelai sudah mandiri untuk membangun rumah tangganya. Akad nikah Raka dan Cika dilaksanakan dikediaman nek Asri, rumah itu disulap dengan dekorasi sederhana. Acara akad nikah memang disusun apik oleh Dani. Nuasa putih mewarnai dekorasi pernikahan mereka. Cika mengenakan sebuah kebaya putih lengkap dengan sanggul. Walau gadis itu sudah memutuskan untuk mengenakan hijab namun ia masih bisa mengenakannya tanpa melepas hijabnya. Khidmat dan haru mengiringi akad mereka, tak banyak tamu undangan yang hadir karena Raka meminta hanya keluarga dan kerabat terdekatlah yang diundang diakad nikah. Cika sempat meneteskan airmata manakala Rani, sang ibu memberikan wejangan-wejangan untuknya. Tak hanya Cika yang menangis, Rani dan Dani pun demikian. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, Cika anak sulungnya yang dahulu selalu merengek untuk minta diajak terjun payung itu kini melepas masa lajangnya bersama pangeran berbaju doreng. Ia sadar perannya sebagai ayah untuk membimbing Cika, terhenti sampai disini. Tanggung jawab itulah kini berpindah pada Raka.
"Cik sudah siap?" Tanya Raka diambang pintu.
"Belum cyin" perias pengantin itu menjawab seraya merapikan kerudung yang dikenakan Cika. Cika menatap Raka melalui cermin yang memantulkan wajah Raka, pria itu masih berdiri dibelakang Cika dan menatap Cika melalui cermin tersebut. Raka bebas memandang wajah cantik wanita yang sudah dipersuntingnya itu. Cika yang menyadari dirinya diperhatikan nampak malu, pipinya merah merona yang memang sudah disapukan blush on. Cika yang kesehariannya tak pernah mengenakan make up itu nampak pangling ketika dirinya mengenakan make up dihari spesialnya. Gaun hijau pastel itu melekat indah ditubuhnya, make up yang dikenakannyapun nampak kontras dengan pakaiannya. Lembut dan tak terkesan menor. Mahkota kecil tersemat diatas kepala Cika yang tertutup hijab. Ia mengenakan sebuah heels yang tingginya mencapai 5cm, tubuhnya yang sudah jejang ditambah dengan heels tersebut membuat Cika semakin nampak tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dedizione
RandomAku hanya gadis biasa yang terlahir dari keluarga dengan aturan-aturan yang menekan. Memang memberatkan, namun setelah aku menemukannya, kehidupannya lebih kejam dariku. Dengannya, aku memahami bahwa menggenggam lebih baik daripada berjalan sendiria...