Lodge Maribaya

11K 687 6
                                    

From: Raka Rayyan
To: Galak
Saya jemput dikampus

Cika membuka pesan diponselnya. Ia mendengus kesal, hari ini adalah waktunya menikmati hari bersama Pipit dan Tika. Ia sudah berjanji akan menemani kedua sahabatnya itu untuk berkunjung ke salahsatu objek wisata yang sedang hits, Kedua sahabatnya itu memaksa untuk mengunjungi tempat itu sebagai spot foto yang instagram-able.”Masa anak hits Bandung belum pernah kesana sih Cik” Bujuk Pipit pada saat itu. Cika memang tak menyukai keramaian, namun kali ini ia membutuhkan waktu untuk menenangkan diri dibawah hijaunya pegunungan. Ia menepi sejenak dari bayang-bayang Raka yang selalu menghantuinya

From: Cika Husein
To: Judes
Gausah,saya ada urusan

Setelah mengetikaan pesan itu pada Raka, ia merasa aman dan memulai petualangannya bersama Pipit dan Tika. Mereka bertiga berjalan didepan gedung Fakultas Kedokteran. Cika, mendapati Pria dengan seragam PDLnya sedang menyender pada sebuah mobil Fortuner hitam. Juga kacamata hitam yang betengger manis dihidungnya. Pria itu melepaskan kacamatanya dan tersenyum manis. Pipit dan Tika terpesona pada ketampanan Raka.

“Kan udah dibilang gausah jemput” Ucap Cika dengan juteknya. Pipit menyenggol bahu Cika, ia memberi kode untuk dikenalkan pada pria tampan dihadapannya. Raka yang menyadari tingkah Pipit menjulurkan tangannya.

“Letda inf  Raka Rayyan, tunangan Amayya Cika” Tanpa ba-bi-bu Pipit membalas uluran tanyan Raka, namun wajahnya menyiratkan rasa kecewa. Niat hati ingin menggaet pangeran tampan ini, namun ternyata tunangan dari sahbatnya. Pipit menatap Cika seolah meminta penjelasan mengapa Cika tak pernah cerita jika ia sudah bertunangan.

“Pipit, temennya Cika, oh iya ini Tika” Ucap Pipit memperkenalkan dirinya dan Tika yang sedang tuch up.

“Eh sory ya gue gajadi ikut deh” Ucap Cika pada kedua sahabatnya

“Mau pergi kemana?” Tanya Raka pada Pipit

“yahh kok gitu sih Cik, ga asik ah lu, mau ke Lodge Maribaya Rak, eh kak” Ucap Pipit. Ia bingung untuk memanggil Raka dengan panggilan apa, karena sepertinya Raka lebih tua darinya Pipit memanggil Raka dengan embel-embel kakak.

“Ikut boleh dong”

**

Sikap nan tegap
Waspada dan wibawa
Prajurit komando berjiwa satria
Bagi Nusa bangsa dan Negara
Pantang menyerah dimedan laga….

Lagu-lagu militer menggema didalam mobil Raka, entah lagu itu menjadi lagu kesekian yang Raka putar. Pipit tertidur pulas dibangku belakang sedangkan Tika memutarkan lagu-lagu kesukaannya melalui earphone. Telinga Tika merasa aneh mendengar lagu-lagu militer.

“Ga ada lagu lain gitu, ganti!” Cika sudah bosan dengan lagu itu bahkan ia hafal lagu-lagu militer karena ayahnya sering mendengarkan lagu itu entah dirumah ataupun dimobil. Tak hanya ayahnya, Nek Asri-pun pencinta berat dunia militer. Setiap hari menjadi rutinitas nek Asri untuk mendengarkan lagu militer maupun radio yang sudah jarang peminatnya diera modern seperti ini. Hidupnya sangat datar sedatar ekspresi wajah Cika, ia ingin terbebas tanpa peraturan yang otoriter. Namun sepertinya seumur hidupnya akan dihabiskan didunia yang identik dengan warna hijau itu.

“Ini lagu sepanjang masa” Ucap Raka yang tetap fokus dengan kemudinya. Pohon-pohon pinus menjulang tinggi disamping kiri dan kanan mereka. Cika menikmati pemandangan dibalik jendela mobil kendati indra pendengarannya dipenuhi lagu-lagu yang tak ia sukai. Raka mengunyah sebuah permen karet, ia sangat menikmati waktunya bersama Cika dan mencoba meluluhkan hati gadis keras itu. Raka merelakan mengganti lagu-lagu kesayangannya.

wis nasibe kudu koyo ngene
nduwe bojo kok ra tau ngapenake
seneng muring, omongane sengak
kudu tak trimo, bojoku pancen galak

Raka mengikuti alunan lirik itu walau ada beberapa bagian yang tak dihafalnya. Ia seolah melupakan bahwa dimobilnya kini tidak hanya sorang diri melainkan dengan ketiga wanita cantik. Raka melirik kearah Cika yang sedang memandang hamparan pohon-pohon khas hutan tropis itu.

"Nyidir ceritanya" Cika merasa tersindir dengan lagu yang diputarkan dan dinyanyikan oleh Raka. Ia merasa bahwa dirinya itu merupakan gadis galak yang sesuai dengan lagu itu. Lagu bojoku galak yang dinyanyikan oleh Nella kharisma itu seolah mengungkapkan isi hati Raka.

"Sejak kapan kamu jadi bojoku" Raka dengan mudah mengatakan seperti itu. Dalam hati ia tertawa karena sikap Cika yang merasa dirinya itu sudah sah menjadi sepasang suami istri. Ia merasa Cika sudah jatuh hati padanya. Pria itu memang memiliki kadar percayadiri yang over.
Cika merutuki dirinya yang mengatakan seperti itu, ia merasa takut Raka salah menafsirkan perkataannya. Ah Cika bingung dengan perasaannya.

"Ahh tau lah, serahmu" ucap Cika judes

"Sabar dikitlah sayang, bentar lagi kamu jadi bojoku kok" timpal Raka dengan kekehan kecil

"May gat, jangan ngomong gitu didepan jomblo dong" ucap Tika.

"Eyyy geleuh" Cika seolah menirukan sesorang yang hendak muntah, ia merasa jijik dengan ucapan Raka yang memanggilnya sayang. Pertama kalinya Cika merasa bahwa Raka tak sedingin biasanya.
***

Lagu= hymne kopasus
             Bojoku galak

Eyyy geleuh = ihhh jijik (bahasa sunda)

DedizioneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang