"Neng dari mana? Nini cariin pagi-pagi udah ngilang" tanya Nek Asri yang sedang duduk didepan teras rumah dengan secangkir teh hangat dan kue dadar gulung. Kue berwarna hijau dengan isi kelapa itu menjadi jajanan kesukaan Nek Asri.Walau keberadaanya sudah mulai tergerus zaman. Makanan tradisional itu memiliki cita rasa tak kalah dengan jajanan modern setara dengan pizza.
"Jogging Ni" jawab Cika.
Cika duduk disamping Nek Asri yang sedang menyalakan radio tuanya. Ia mengelap keringat yang bercucuran didahi menggunakan handuk kecil yang sengaja ia kalungkan dileher. Gadis itu selalu menyempatkan diri minimal seminggu sekali untuk berolahraga entah itu jogging ataupun renang. Cika, gadis yang tergabung dalam organisasi mahasiswa pencinta alam itu kini tengah disibukan dengan tugas-tugas kuliahnya sehingga tak ada waktu untuk menekuni hobbynya itu, naik gunung.
"Neng, aya kuliah teu ayeuna?" Tanya Nek Asri.
"Teu aya ni, cuma tugas kelompok doang" Cika bangkit dari duduknya dan memasuki rumah untuk membersihkan dirinya.
"Anter Nini kemakamnya aki yu, sekalian kenalin Raka. Kalian belum minta restu sama aki, ihh aki mah pasti seneng cucunya dapetin tentara" Cika yang tengah berjalan terhenti. Ia membalikan badannya. Raka? Mengenalkan Raka? Peristiwa telpon semalam masih teringat jelas di memori otaknya. Ia sangat canggung pada Raka dan pria itupun tak sedikitpun menjelaskan apa yang Cika dengar dari obrolannya bersama Ayu. Cika merasa dirinya benar-benar hanya dipermainkan.
"Iya ni" ucap Cika yang kembali melanjutkan jalannya. Gadis itu memasuki kamarnya dan mengambil benda pipih diatas kasurnya. Ia harus bersikap seolah baik saja pada Raka, kendati hatinya sakit. Entah sakit karena cemburu atau hanya sakit dipermainkan. Oh bukankah keduanya berasal dari kata "cinta"? Entahlah Cika tak bisa memastikan itu.
From : Cika Husein
To : Raka Rayyan
Mas, Nini minta dianter kemakamnya akiTak lama handphone-nya bergetar, pesan singkat balasan dari Raka. Cika membuka pesan itu dengan wajah kesal.
To : Cika Husein
From : Raka Rayyan
Manggil mas? Kau jatuh cinta? Saya kira pencitraan.Cika segera menyanggah pesan dari Raka. Ia mulai mengetikan kalimat-kalimat pembelaan. Sebelum menekan kata send dilayar ponselnya, pesan dari Raka kembali menghampiri.
"Siap sayang"
Tak terasa senyum singkat terpampang di bibir manis Cika. Gadis itu memang anti dengan kata sayang baginya itu hanya kalimat alay yang tak perlu diucapkan. Ah terkadang cinta menjadikan seorang kaku seperti Cika menjadi salah satu pencinta kata-kata alay. Hah Cinta?. Cika menyadarkan dirinya, bisa saja Raka hanya mempermainkannya dan ini merupakan bagian dari strateginya, Cika tak ingin jatuh hati pada pria itu.
From: Cika Husein
To : Raka Rayyan
CIH JIJIK***
Raka. Pria yang sedang bersantai dengan celana kolor berwarna kuning yang bergambar spongebob itu sedang termenung. Raka termenung meratapi kisah cintanya. Ayu? Cika? Dua gadis yang selalu ada dibayang-bayang Raka. Raka bingung untuk menjelaskan apa pada Cika mengenai kejadian itu, ia yakin bahwa Cika mendengar pembicaraannya bersama Ayu. Hatinya masih milik Ayu, namun otak dan pikirannya selalu tertuju pada Cika. Ponsel disaku kolornya itu bergetar, ia membuka pesan dari gadis yang sedang dipikirkannya itu. Kata pertama yang ia baca adalah kata "Mas". Bukankah itu adalah salah satu kata pencitraan yang kerap mereka gunakan didepan keluarga Raka dan Nek Asri. Tak terasa ujung bibir Raka sedikit tertarik keatas. Kalimat ajakan sederhana yang mampu membuatnya sedikit melupakan kebimbangan hati.
Raka menimpali pesan dari Cika dengan kata "sayang". Ia yakin gadis itu memancarkan rona merah dipipinya sekalipun ia tak mampu melihatnya. Raka mengetahui bahwa Cika gadis yang tak menyukai rentetan kata-kata manis. Semakin gadis itu tak menyukai maka semakin tertantang bagi Raka untuk mengucapkan kata-kata itu. Sekalipun mulutnya mengatakan tak suka tetapi pipinya tetap saja merona.
***
Raka sudah membersihkan dirinya dan mengganti kolor kuning kesayangannya itu dengan jeans panjang berwarna hitam. Kolor kuning yang bergambar kartoon favoritnya itu merupakan hadiah dari Rendi beberapa bulan yang lalu. Hanya Rendi yang mengetahui pria kaku bernama Raka Rayyan itu merupakan penggemar berat kartoon spongebob, sedangkan Rendi sendiri penggemar berat patrick. Rendi membeli kolor itu ketika menemani ibunya berbelanja dipasar, ia melihat kolor kuning itu tergantung didepan toko pakaian berdampingan dengan kolor hijau seperti kolor yang patrick kenakan disetiap episode film kartoon tersebut. "Patrick itu bodoh,jadi dia ga pinter". itulah salah satu kalimat ajaib dari Rendi.From : Rahayu
To. : Raka Rayyan
Mas, iso ketemu ra', se neng biasane?"Dengan cepat Raka membalas pesan dari Ayu itu dengan jawaban bisa. Raka meraih kunci motornya yang tergeletak diatas meja makan.
Jarak tempuh dari rumah Raka menuju taman lalu lintas Ade Irma Suryani memang tak memakan waktu yang lama. Pria itu berjalan memasuki taman dan mencari sosok wanita yang sudah menunggunya.
Ia menghampiri wanita dengan dress biru itu.
"Sudah lama?" Tanyanya.
"Enggak kok mas" ucap Ayu dengan menggeser posisi duduknya agar Raka duduk dikursi besi yang sama dengannya. Gadis itu menyondorkan sebotol air meneral dingin yang masih bergesel pada Raka.
"Aku rindu bang Dimas" ucap Ayu dengan pandangan yang mengarah kedepan dengan tatapan kosong. Raka masih mencerna ucapan Ayu, bukankah semalam gadis itu mengatakan hal yang membuat hatinya kembali merasakan cinta yang terpendam. Rindu macam apa yang Ayu rasakan?
Raka merasa Ayu mempermainkan hatinya, dan tanpa ia sadari ia pun mempermaikan anak dari seorang tentara yang berpangkat melati tiga dibahunya.
***
Neng, aya kuliah teu ayeuna?= neng ada kuliah ga sekarang?Teu aya ni, cuma tugas kelompok doang= ga ada nek,cuma rugas kelompok aja
Mas, iso ketemu ra', se neng biasane?= Mas bisa ketemu tidak, ditempat biasa
KAMU SEDANG MEMBACA
Dedizione
RandomAku hanya gadis biasa yang terlahir dari keluarga dengan aturan-aturan yang menekan. Memang memberatkan, namun setelah aku menemukannya, kehidupannya lebih kejam dariku. Dengannya, aku memahami bahwa menggenggam lebih baik daripada berjalan sendiria...