From : 08577889xxxx
To : Cika Husein
Mbak, besok bisa ketemu?Sebuah pesan memasuki ponsel Cika. Cika hanya membuka tanpa membalas pesan dari nomor yang tak dikenalinya. Gadis itu tengah membersihkan makanan yang tumpah karena ulah dari sang adik. Imel menumpahkan semangkok mie instan diruang keluarga dan gadis itu tak bertanggung jawab melongos pergi bersama Wine. Dani dan Rani sudah melanjutkan kegiatannya, mereka berdua memiliki jadwal kunjungan ke salah satu Batalyon di ibukota sedangkan kedua orangtua Raka sudah kembali kerumahnya. Cika seorang diri dalam rumah ini, ia harus membersihkan rumah ini yang sangat berantakan karena ulah Wine dan Imel. Kamarnya sudah seperti daerah yang terkena ledakan bom. Bantal dan guling berserakan dilantai, berbagai poster-poster boyband korea berceceran dilantai. Setelah membersihkan tumpahan mie itu Cika beralih untuk membersihkan kamarnya. Tak dapat dibayangnya bagaimana hidupnya akan diganggu oleh sosok Imel setiap harinya.
From : 08577889xxxx
To : Cika Husein
Mbak, saya Ayu. Saya mohon mbak besok temui sayaCika kembali membuka pesan dari nomor yang tak dikenalinya, rupanya pesan itu dari Ayu. Sosok yang dibencinya. Gadis itu tak memiliki niat sedikitpun untuk menemui Ayu, dirinya muak melihat gadis cantik itu. Cika hanya merasa rendah jika disandingkan dengan Ayu, sosok wanita sederhana yang menjadi dambaan kaum pria. Namun tak dipungkiri bahwa dirinya penasaran untuk apa Ayu meminta bertemu dengannya. Untuk menghilangkan rasa penasarannya Cika membalas pesan tersebut.
From : Cika Husein
To :08577889xxxx
Untuk apa?Tak menunggu lama, Ayu menjawab pesan dari Cika.
From : 08577889xxxx
To : Cika Husein
Saya mohon mbak, ini pentingTak ada salahnya bagi Cika untuk menemui gadis itu,sepertinya hal penting akan Ayu sampaikan pada Cika.
From : Cika Husein
To : 08577889xxxx
Baiklah, Taman lalu lintas pukul 9Cika mengirimkan pesan itu pada Ayu. Ia kembali melanjutkan tugasnya membersihkan rumah. Cika bertanya pada dirinya sendiri, dimanakah posisi dirinya. Apakah ia hanya seorang yang menghalangi hubungan Ayu dan Raka, atau justru Ayu yang menjadi pengahalang dalam hubunganya. Ayu memang lebih dahulu mengenal raka tetapi dalam posisi ini Cika sudah memiliki ikatan dengan Raka, tiba-tiba gadis itu kembali dan merebut hati Raka.
***
Matahari belum menampakan sinarnya, namun gadis itu sudah dihebohkan dengan salah satu buku kedokterannya yang hilang. Sehari sejak kehadiran Imel kehidupan Cika merasa terganggu, ia harus rela berbagi kamar dengan Imel, dinding kamar yang sebelumnya polos kini sudah penuh dengan poster-poster anggota boyband dari negri gingseng Korea. Cika sebelumnya menyuruh Imel untuk melepas poster-poster itu namun gadis yang baru saja menjadi mahasiswa itu bersikukuh untuk tetap mempertahankan poster-poster kesayangannya. "Mumpung Imel disini teh bisa liat si ganteng setiap saat, ga ada papah yang ngelepas si ganteng lagi" Alasannya. Tak hanya itu, Cika menyuruh sang adik untuk tinggal dikamar Wine, kedua gadis pencinta k-pop itu lebih baik disatukan dalam satu kamar agar kamar Cika tak bisa diganggu oleh Imel. Terjadi adu mulut pada malam hari kemarin karena ulah Imel itu , peristiwa itu diakhiri dengan mengalahnya Cika.Cika sudah siap dengan tumpukan buku-buku kedokterannya, hanya satu buku yang menghilang dari meja belajarnya.
"Imel buku kuliah gue mana?" Teriak Cika pada Imel yang berada didalam toilet.
"Yang mana?" Teriak Imel
"Yang kedokteran, sampul putih" Cika sudah berada didepan toilet, gadis itu sudah menggedor-gedor pintu toilet yang menyebabkan keganduhan dipagi buta.
"ish gabisa sabar dikit apa, gue lagi mandi" Imel keluar dari dalam toilet dengan balutan handuk pink-nya
"hidup gue bergantung sama buku itu" ucapnya. Pasalnya buku berisi materi-materi kuliahnya, kehilangan buku itu sama saja dengan menghadapi macan betina yang mengamuk. Jika buku itu hilang, Cika harus berhadapan dengan salah satu dosen killer dikampusnya.
"Tuh gue jadiin ganjel pintu" Imel menunjuk pintu yang dibawahnya terdapat buku tebal sebagai ganjal agar pintu tetap terbuka sekalipun tertiup angin.
"Eh gila lu" Cika berlari mengambil buku itu, ia sangat kesal dengan ulah sang adik. Hari ini buku yang menghilang mungkin besok pagi baju atau apapun itu. Ia merasa menyesal memiliki adik seperti Imel.
"Abis buku tebel benget, liatnya aja udah mumet gue mah" Ucap Imel yang kembali memsuki toilet untuk melanjutkan mandinya yang tertunda.
Cika sudah siap dengan jeans dan kaos birunya. Tak lupa sebuah tas punggunng yang berisi laptop juga buku-buku kedokteran tebal yang ditentengnya. Cika tak pernah memasukkan buku-buku itu kedalam tas punggungnya. Buku-buku itu menyebabkan tas Cika sobek tak kuat menahan bebannya. Semenjak peristiwa sobek tasnya itu Cika tak pernah lagi memasukan buku itu kedalam tas.
"Ni Cika kuliah dulu ya" Pamit Cika pada sang nenek yang tengah berbelanja sayur didepan rumah. Ia melihat jam tangannya menunjukan pukul 8.30 pagi. Sebenarnya gadis itu memiliki jadwal kuliah satu jam mendatang, tetapi ia harus menemui Ayu terlebih dahulu.
"Yaudah hati-hati neng" Cika mencium punggung tangan sang nenek dan menyapa beberapa ibu-ibu yang sedang berbelanja sayur bersama neneknya. Ia berjalan menuju pangkalan ojek didepan gang rumahnya. Gadis itu menggunakan jasa ojek pengkolan untuk menghantarkannya menuju taman lalu lintas, Cika tengah malas menunggu angkot.
**
Cika berjalan memutari taman itu, namun gadis yang sudah memiliki janji bersamanya itu tak terlihat batang hidungnya. Cika memutuskan untuk menunggu disebuah bangku besi yang tersedia ditaman itu. Jika dalam waktu lima menit Ayu tak kunjung menemuinya maka Cika memutuskan untuk pergi kekampusnya, ia tak mau membuang waktunya untuk menunggu Ayu yang notabenenya gadis penyebab kandas hubungannya dengan Raka.
"Mbak Cika maaf sudah menunggu lama, tadi Ayu susah dapat izin keluarnya" Ucap Ayu, gadis yang mengenakan pakaian sebuah bank berwarna biru itu tak enak hati karena Cika lebih dulu datang dibanding dirinya. Ayu menyondorkan sebotol softdrink pada Cika.
"Ga beracun kan nih?" Tanya Cika mengambil softdrink tersebut. Gadis itu dengan terang-terangan menampakan wajah tak sukanya. Nada bicaranya-pun sangat ketus dan sombong.
"Enggak kok mbak, masih disegel itu" Beruntung Ayu memiliki sifat yang penyabar dan lembut. Gadis itu tak merasa tersakiti dengan sikap judes Cika padanya.
"Mbak apa kabar?"
"gausah basa-basi deh, to the point aja" Cika menaikan nada bicaranya. Ia tak menyukai Ayu yang berlagak baik padanya. Mata Cika tak sedikitpun melirik pada gadis yang tengah berbicara padanya.
"Oh maaf mbak, baiklah" Ayu semakin merasa tak enak hati. Gadis itu menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya dengan lembut. Tatapan Cika tetap mengarah lurus. Gadis itu meneguk soft drink yang diberikan Ayu.
"Mbak Cika, Ayu dapat nomor mbak dari Rendi. Sebelumnya Ayu minta maaf kehadiran Ayu memang sudah merusak kebahagiaan mbak Cika, Mas Raka sudah menjelaskan semuanya, baiklah akan Ayu jelaskan pada mbak Cika" Tatapan mata Ayu berubah sendu. Cika yang tertarik pada pembicaraan Ayu itu kini beralih menatapnya, tatapan mata Cika penuh tanda tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dedizione
RandomAku hanya gadis biasa yang terlahir dari keluarga dengan aturan-aturan yang menekan. Memang memberatkan, namun setelah aku menemukannya, kehidupannya lebih kejam dariku. Dengannya, aku memahami bahwa menggenggam lebih baik daripada berjalan sendiria...