Bab 7

1.5K 70 2
                                    

" Kemarilah Jack, Bella! "

Mendengar nada suara keibuan itu, Jack sekaligus Bella sontak menoleh dan mendapati Sella Lingston tengah tersenyum ke arah mereka dengan kedua tangan terlentang.

" Mom!! " Seru Jack dan Bella secara bersamaan begitu keduanya masuk ke dalam pelukan hangat Sella.

" I wanna go home, mom. " Rutuk Jack dengan wajah cemberutnya.

Mendengar rutukkan putra pertamanya itu, Sella spontan tertawa lalu mengacak rambut coklat milik Jack dengan gemas.

" Sudah kubilang jangan terlalu memanjakan mereka berdua, Sella. "

Begitu mendengar suara bariton yang tidak asing itu, Sella sontak mendongak dan mendapati Liam yang tengah bersedekap di hadapannya.

" Aku tidak memanjakan mereka, Li. Lagipula, ini untuk yang terakhir kalinya bukan. " Ucap Sella dengan ekspresi yang tidak dapat dimengerti oleh bocah remaja seperti Jack juga Bella yang bahkan lebih muda.

" Sudahlah, ini sudah waktunya. " Ucap Liam yang lebih memilih untuk menunduk dan memberikan sebuah tas kecil pada Jack sebelum akhirnya berbalik menuju mobil putih miliknya yang terparkir tidak jauh dari tepi pantai.

" Mommy and daddy tidak akan meminta kalian untuk memaafkan kami karena kalian berhak untuk membenci kami berdua...... "

" Mommy!!! Daddy!! "

Jack terbangun dengan nafas terengahnya dan ketika dia berusaha untuk bangkit, dia justru terjatuh hingga membuat Bella yang saat itu tengah tertidur seketika terbangun dan berlari menghampiri dirinya.

" Jack!! " Seru Bella yang dengan cekatan membantu Jack bangkit lalu menyandarkan tubuh kekar saudaranya itu di atas tempat tidur.

" Thanks. " Ucap Jack yang kemudian memegang pelipisnya yang terasa berdenyut. " Sejak kapan kau berada di kamarku? "

" Sejak sore tadi. " Jawab Bella yang kemudian menyodorkan segelas air pada Jack.

" Aku tidak haus. " Tolak Jack yang kemudian berusaha bangkit lagi dan berjalan menjauh dari keberadaan Bella dengan sedikit tertatih.

" Kenapa kau tiba-tiba seperti ini lagi, Jack? "

" .... "

Menghela nafas, Bella akhirnya bangkit berdiri lalu menyusul Jack yang tengah bersandar di sisi kaca besar yang memperlihatkan pemandangan Los Angeles di malam hari.

" Satu-satunya keluarga yang kumiliki hanya kau, tapi jika kau selalu berusaha menutupi semuanya dariku maka aku pun merasa bahwa kau seperti membuangku, Jack. " Ucap Bella dengan ekspresi sedih yang kini membingkai wajah manisnya.

" Jangan samakan aku dengan mereka, Bel. " Balas Jack dengan nada tidak sukanya.

" Apa bedanya kau dengan mereka jika kau pun selalu menyembunyikan segalanya dariku! Dulu hingga sekarang pun kau tidak pernah berkata jujur padaku, Jack! " Seru Bella yang kemudian berbalik dan pergi meninggalkan Jack seorang diri.

Sepeninggal Bella, Jack hanya bisa memegang kepalanya yang semakin berdenyut. Bahkan setelah bertahun-tahun lamanya, dia masih bisa mengingat kejadian itu dengan begitu jelas. Dan untuk yang kesekian kalinya, Jack hanya bisa meratapi semuanya dengan kesedihan juga dendam yang tidak akan pernah bisa dia balaskan.

" Aku benci mereka, tapi disaat yang bersamaan...aku pun tidak mampu melakukan apapun hanya untuk membalas perbuatan mereka. "

_____

Jimmy terdiam begitu melihat majalah yang kini berada dalam genggamannya, bukan karena majalah gosip yang selalu dia benci tapi karena cover depan majalah sialan itu yang sungguh membuat seorang Jimmy harus rela meluapkan emosinya dengan merobek majalah itu hingga menjadi beberapa bagian sebelum membuangnya begitu saja.

" Sebenarnya apa yang kamu mau, Win?! " Ucap Jimmy dengan ekspresi marahnya, bahkan bisa dibilang sekretaris pribadinya yang saat itu tengah berada di dalam ruangannya pun seolah menciut begitu melihat ekspresi marahnya.

Drrt...drtt...

" Yes, uncle? " Ucap Jimmy begitu dia menerima panggilan Wilson.

" Mendengar nada suaramu itu, kurasa kau sudah tahu apa yang terjadi saat ini. " Balas Wilson dengan nada santainya yang tidak sedikit pun terselip nada marah ataupun kebencian di dalamnya.

" Yes. "

" Baguslah, kalau begitu aku akan langsung saja pada intinya. Aku akan memberimu satu pertanyaan yang harus kau jawab saat ini juga. Masih pantaskah kau untuk menjadi pendamping hidup putriku? "

Deg...

Nafas Jimmy seakan tercekat begitu mendengar pertanyaan Wilson yang lebih seperti ejekan pada dirinya dan yang lebih parahnya lagi dia pun merasa seperti diremehkan.

" Apa maksud uncle bertanya seperti itu padaku? "

" Tentu saja untuk mempertanyakan seberapa layakkah dirimu jika dibandingkan dengan pria itu. "

" Untuk yang pertama kalinya dalam hidupku, aku akan menegaskan satu hal pada uncle. Aku, Jimmy Almeron jauh lebih pantas untuk berada di sisi Winny Westron dibandingkan siapapun itu. " Tegas Jimmy yang kemudian memutus sambungannya usai mendengar tawa Wilson yang terdengar begitu menggelegar di seberang sana.

_____

Winny menatap wajah tampan pria yang kini berada di hadapannya dengan sebelah alis terangkat.

" Apa kau ingin tahu apa yang kini berada di dalam benakku tentang kondisimu saat ini, Jack? " Tawar Winny dengan kedua tangan yang saling bertautan.

Mendengar itu, Jack hanya bisa diam dan lebih memilih untuk menghiraukan pertanyaan tidak bermutu yang terlontar dari bibir mungil gadis itu.

" Cepat katakan apa tujuanmu memintaku datang kemari. " Ucap Jack dengan suara seraknya.

" Kurasa kau harus beristirahat, Jack. " Balas Winny sebelum meminum coklat panasnya dengan gerakan santai.

" Berhenti berakting seolah kau khawatir pada kesehatanku juga korban dari gosip sialan ini. " Ucap Jack dengan ekspresi serius yang kini membingkai wajah tampannya yang terlihat pucat.

Winny tersenyum begitu mendengar ucapan Jack yang mungkin telah dia duga sejak awal, lagipula akan sangat sulit menyembunyikan sesuatu dari seorang hacker profesional seperti Jack.

" Baiklah, lagipula dengan begini aku pun tidak perlu repot-repot lagi untuk menyembunyikannya darimu. "

" Sebenarnya apa tujuanmu dengan mendekati diriku, Winny Westron?! " Tanya Jack dengan pandangan menyelidiknya.

" Happiness and freedom. Itu semuanya yang kuinginkan. "

" Hah?! " Berbanding dengan apa yang dia duga, Jack justru harus terkejut bukan main dengan alasan konyol yang baru saja Winny ucapkan padanya.

" Kau boleh tertawa atau mengejek diriku, tapi faktanya hanya dua hal itulah yang kuinginkan darimu. " Balas Winny dengan ekspresi yang sungguh tidak dapat Jack mengerti.

" Kurasa kau salah jika kau berpikir bahwa dengan mendekatiku kau bisa mendapatkan kebahagiaan juga kebebasan yang kau mau. "

" No, aku yakin bahwa aku telah memilih orang yang tepat. " Ucap Winny dengan nada seriusnya.

" Kau tahu bukan bahwa aku tidak akan pernah bisa menjadi kekasih yang sesungguhnya untukmu karena aku tidak akan pernah bisa memberikan hatiku pada siapapun. " Jelas Jack yang kini memandang lekat ke dalam mata keemasan Winny.

" Aku tidak pernah mengharapkan hatimu atau apapun itu, karena yang kuharapkan hanyalah terbebas dari kekangan ayahku dan dengan begitu aku bisa bebas memilih siapapun pria yang kucintai lalu hidup bahagia dengannya. "

Jack tertawa begitu mendengar mimpi konyol dari seorang Winny Westron yang sebelumnya sempat dia duga akan memiliki mimpi yang jauh lebih ambisius dan jauh dari kata kebebasan juga kebahagiaan.

" Aku benar-benar terkejut dengan mimpi konyolmu itu, Win. Kau pikir  di dunia yang busuk ini kau bisa mendapatkan kebahagiaan juga kebebasan yang kau mau, hah?! "

_____

#happy reading!! Jgn lupa vommentnya d tunggu lohhh!! 😊😉

Just Say 'YES', Jack!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang