Bab 10

1.4K 64 9
                                    

Jimmy keluar dari mobil sport merahnya dengan ekspresi yang tidak dapat diartikan oleh siapapun kecuali dirinya sendiri. Menghiraukan sapaan kepala pelayan keluarga Westron yang telah lama dikenalnya itu, Jimmy sontak melangkah lebar memasuki kediaman utama keluarga Westron.

Hingga beberapa detik setelahnya, kedua mata biru milik Jimmy menangkap moment kebersamaan Winny juga Jack yang berada tidak jauh dari hadapannya. " Winny! " Serunya yang seketika menarik pergelangan tangan Winny dengan cepat.

Membuat Jack yang tadinya masih merasa kesal karena sindiran Winny sontak terkejut dengan apa yang baru saja dilakukan oleh pria yang tiba-tiba datang lalu menarik pergelangan tangan Winny dengan kasarnya.

Jack tahu bahwa dia bukanlah siapa-siapa yang berhak mencampuri kehidupan seorang Winny, tidak peduli jika gadis itu tengah berkencan ataupun berpergian dengan pria lain, hal itu bukanlah urusan Jack yang hanya sekedar kekasih palsu.

Pergi dan bersikap seolah dia tidak melihat apapun adalah hal yang seharusnya Jack lakukan saat ini. Namun, apa yang kini dia lakukan justru berbanding dengan apa yang baru saja terpikirkan di dalam benaknya.

Dengan cepat Jack melangkah maju dan menarik sebelah tangan Winny yang spontan membuat tubuh mungil gadis itu membentur dada bidangnya. " Siapa kau? " Tanya Jack dengan nada dinginnya yang menusuk.

" Aku calon suami Winny! "

" Hah?! "

Selama sepersekian detik, Jack seolah menjadi pria terbodoh begitu mendengar ucapan yang baru saja terlontar dari pria asing yang mengaku menjadi calon suami Winny sebelum akhirnya dia justru tertawa hingga memegang perutnya sendiri dengan kedua tangan.

" Hahaha.....astaga, lelucon apa yang baru saja kau buat itu?! Jika kau calon suami Winny lalu aku apa? Suaminya?! " Tebak Jack dengan asal yang justru membuat Winny memutar matanya dengan kesal.

Padahal baru saja Winny ingin mengakui bahwa Jack telah bersikap begitu gentleman di hadapan pria brengsek bernama Jimmy Almeron itu, tapi kini lelucon yang menurut Winny sangat tidak lucu itu justru meruntuhkan pujian yang hampir saja dia berikan pada Jack. Bahkan dari awal Winny memang tidak seharusnya berharap lebih bahwa Jack bisa menjadi pria yang dapat diandalkan ketika dia membutuhkan pertolongan. Karena pada kenyataannya, Jack hanya bisa membuat dirinya semakin kesal.

" Bisakah kau tidak lagi menganggu hidupku, Jim?! Kau tidak lihat aku sudah memiliki kekasih sekarang. " Ucap Winny dengan nada teramat malasnya karena jujur saja dia memang sangat malas jika harus berurusan dengan Jimmy.

Mendengar ucapan itu, Jimmy justru tertawa keras sebelum melangkah semakin maju mendekati Winny dan menghiraukan sosok Jack yang berada di hadapannya. " Kamu tidak akan menjadi milik siapapun kecuali milikku, Win. " Ucapnya dengan ekspresi yang mampu membuat Winny membeku untuk yang pertama kalinya tepat di hadapan Jimmy.

Selama beberapa saat, Winny hanya mampu membeku tepat di hadapan Jimmy sebelum akhirnya bersedekap dengan angkuh. " Oh, ya? Kau pikir siapa kau, Jim? Kau bukanlah siapa-siapa bagiku, sekarang atau bahkan selamanya kau hanyalah orang asing yang selalu berusaha mengusik kehidupanku. " Balas Winny dengan nada tajamnya yang mampu membuat emosi Jimmy untuk yang pertama kalinya semakin meluap.

" Kau.... " Geram Jimmy yang spontan menarik pergelangan tangan Winny dengan kasar, menghiraukan Winny yang kini tengah meringis kesakitan.

Jack mungkin seorang playboy yang senang memainkan hati wanita, bahkan bisa dibilang Jack adalah seorang pria kejam yang tidak pernah merasa bersalah ketika melukai hati para wanita. Namun dibalik itu semua, dia bukanlah tipe pria pengecut yang akan diam saja begitu melihat seorang gadis yang tengah menahan sakit tepat di hadapannya.

" Aku tidak tahu siapa kau tapi jangan pernah membuatku marah dengan menyakiti kekasihku! " Seru Jack yang dalam sekejap melayangkan pukulannya tepat di pipi sebelah kanan Jimmy.

Jimmy yang sesungguhnya tidak pernah menduga akan mendapat pukulan dari Jack spontan limbung dan hampir tersungkur jika saja sebelah tangannya tidak meraih pilar yang berada tidak jauh darinya. " Brengsek kau! " Geram Jimmy yang dengan cepat mengusap darah yang sedikit mengalir dari ujung bibirnya.

" Kau yang brengsek sialan! " Balas Jack yang berniat melayangkan pukulannya lagi pada Jimmy jika saja Winny tidak lebih cepat menahan sebelah tangannya.

" Hentikan, Jack. Aku baik-baik saja, lagipula masalah seperti ini akan menjadi jauh lebih rumit jika daddy memutuskan untuk ikut campur. " Ucap Winny yang kemudian memaksa Jack pergi secepat mungkin sebelum ayahnya benar-benar turun tangan dan membuat segalanya menjadi lebih rumit juga menyebalkan.

Mendengar ucapan Winny, mau tidak mau akhirnya Jack memilih untuk mengikuti keinginan gadis itu dengan pergi meninggalkan Jimmy yang baru akan mengejarnya jika saja sebelah tangan pria itu tidak tertahan oleh seorang pria yang Jack tahu adalah kepala pelayan keluarga Westron.

_____

Jack duduk di atas kap mobil sportnya begitu dia memutuskan untuk menghentikan laju mobilnya di dekat taman yang berada di pusat kota, berharap dengan semilir angin malam yang menerpa rambut coklatnya yang sedikit berantakan itu mampu mengembalikan hatinya yang sejak tadi terasa tidak nyaman.

" Jadi, bisa kau jelaskan padaku siapa pria itu?  " Tanya Jack yang sontak menatap lekat ke dalam mata keemasan milik Winny yang terlihat bercahaya di bawah sinar rembulan.

Sejujurnya Winny memang telah menduga bahwa niat awal Jack membawanya ke taman sepi seperti ini adalah untuk meminta penjelasan mengenai sosok Jimmy. " Dia....pria yang dijodohkan denganku. " Jawab Winny yang kemudian memutuskan untuk duduk di tepi taman.

" Jadi benar jika pria itu adalah calon suamimu. Sekarang aku justru merasa bersalah karena telah merampas kau dari pria itu, meski sebenarnya kita bahkan tidak memiliki hubungan apapun. " Balas Jack yang seketika mengacak rambut coklatnya dengan asal, bahkan untuk sesaat Jack merasa malu karena sempat menertawakan ucapan pria itu yang mengaku sebagai calon suami Winny yang ternyata benar.

" Berhentilah bersikap seolah kau berniat untuk mengakhiri hubungan palsu ini dan menyerahkanku pada pria sialan itu, Jack. " Dengus Winny yang sontak menatap wajah tampan Jack dengan pandangan menyipit.

" Aku bukan tipe pria yang akan dengan mudah lepas tangan pada sesuatu yang telah aku setujui sebelumnya. Tapi jika aku boleh jujur....pria itu benar-benar brengsek. "

" Kau benar, dia memang benar-benar brengsek. Dia selalu saja mengikuti dan mengusik kehidupanku. "

Jack justru menghela nafas begitu mendengar ucapan Winny yang lebih terkesan seperti sebuah curhatan sebelum apa yang baru saja dilakukannya mampu membuat Winny terkejut bukan main.

" Apa yang kau lakukan?! " Tanya Winny begitu Jack menarik sebelah tangannya.

" Aku tidak berniat untuk mendengarkan curhatanmu itu, tapi yang kumaksud adalah ini. " Ucap Jack yang sontak menunjuk ke arah pergelangan tangan Winny yang memerah.

Seolah tersadar, Winny berusaha menarik tangannya namun Jack justru semakin menahannya. " Lepaskan aku, Jack. "

" Berhentilah meronta. " Ucap Jack yang kemudian mengeluarkan salep obat dari saku celananya lalu mengoleskannya tepat di pergelangan tangan Winny yang memerah, sedangkan Winny hanya bisa membeku melihat perhatian yang diberikan Jack padanya.

_____

#yahhh,,akhirnya author kelar ketik bab 10-nya wkwkwk seperti biasa jangan lupa vomment-nya lohhhhh.....

Just Say 'YES', Jack!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang