Selama beberapa saat Winny hanya diam dan memperhatikan cara Jack yang dengan perhatian mengoleskan salep pada pergelangannya hingga selesai.
" Darimana kau punya salep seperti ini, Jack? "
Mendengar pertanyaan Winny, Jack sontak mengangkat bahu lalu duduk kembali di atas kap mobilnya usai memasukkan salep obatnya ke dalam saku celananya lagi. " Well, aku sudah terlalu terbiasa dengan beberapa luka yang sering menghias wajah atau tubuhku. Bahkan karena terlalu seringnya aku mengalami hal seperti itu, aku jadi terbiasa membawa salep seperti ini kemanapun aku berada. "
Seulas senyum tipis seolah menghias wajah cantik Winny begitu mendengar ucapan Jack. " Apa itu karena kau ketahuan selingkuh oleh para wanita yang pernah kau kencani? "
" Oh, God! Aku hanya mengencani mereka beberapa kali saja dan itu bukan berarti aku adalah kekasih mereka. " Dengus Jack yang dilihat dari ekspresi wajahnya saja, Winny tahu bahwa pria itu terlihat begitu kesal ketika membicarakannya.
" Kau tahu, Jack. Bagi para wanita, berkencan dengan seorang pria itu bukanlah sesuatu hal yang sepele seperti kau yang menganggap bahwa berkencan adalah pengisi waktu luangmu. Karena bagi para wanita, berkencan adalah awal dimana suatu hubungan antara pria dan wanita akan semakin berkembang. "
Jack sedikit termenung ketika mendengar semua ucapan Winny yang seolah menusuk tepat di hatinya. Dia tahu bahwa menyakiti hati seseorang bukanlah sesuatu yang patut Jack banggakan, meski begitu dia tidak tahu bagaimana menggantikan rasa sakit yang selama ini dia rasakan.
" Apa semua perkataan yang baru saja kau katakan itu benar-benar berasal dari hatimu, Win? "
Deg...
Untuk sesaat, Winny seketika membeku begitu mendengar pertanyaan Jack yang entah mengapa seolah menampar dirinya. " Bagaimana menurutmu? " Dibanding dengan menjawab, Winny hanya mampu membalikkan pertanyaan itu pada Jack yang kini tengah tersenyum miring.
" Kau bukanlah seorang gadis yang menganggap bahwa hal sepele seperti berkencan adalah sesuatu yang cukup serius. " Ucap Jack yang perlahan bangkit dan menghampiri Winny yang sontak mendongak ke arahnya.
" Hmmmm...begitukah? " Gumam Winny dengan nada teramat datar miliknya.
Hanya dengan sedikit langkah kecil, Jack menangkup wajah cantik Winny dengan kedua tangannya. " Hei, Win...ayo kita bertaruh. "
" What? " Tanya Winny dengan sebelah alis terangkat.
" Ayo kita bertaruh, tidak ada diantara kita berdua yang akan jatuh cinta. " Ucap Jack dengan senyum miringnya.
Awalnya Winny cukup terkejut dengan apa yang baru saja Jack katakan padanya, namun detik berikutnya, dia justru ikut tersenyum miring sebelum menarik kerah kemeja Jack dan mencium bibir pria itu dengan senyum yang masih menghias wajah cantiknya.
" Deal. Ayo kita bertaruh siapa yang akan kalah dalam permainan ini. " Ucap Winny yang kini mengalungkan kedua tangannya ke leher Jack.
_____
Kedua mata hazel milik Jack sontak menyipit begitu melihat sosok pria yang tengah bersandar tepat di depan pintu kamar hotelnya.
" Kau mengenal pria itu? " Tanya Winny yang sontak menoleh ke arah Jack yang anehnya terlihat meringis.
" Hmmmm...kurasa lebih baik kau masuk ke dalam kamarmu terlebih dulu. " Ucap Jack yang justru semakin membuat Winny kebingungan begitu melihat Jack yang dengan segera berbalik.
" Diam disitu, Jack Lingston. "
Belum sempat Winny memanggil Jack, seorang pria berkacamata hitam yang tadinya tengah bersandar di depan pintu kamar Jack sontak berjalan menghampiri dirinya juga Jack yang seketika mematung.
" Hahaha.....tidak kusangka kau rela datang jauh-jauh dari New York kemari, Joyz. " Ucap Jack yang kemudian terkekeh dan menepuk bahu sahabatnya itu dengan sedikit canggung.
" Joyz..dimana aku pernah mendengar nama itu?! " Gumam Winny yang merasa familiar dengan nama yang baru saja disebutkan oleh Jack.
Disisi lain, pria bernama Joyz itu sontak mengangkat sebelah alis sebelum tersenyum miring ke arah Jack yang dalam sepersekian detik berniat melarikan diri jika saja Joyz tidak lebih dulu menahan bahu sahabatnya itu dengan cepat.
" Oh, damn it! " Dengus Jack dalam hatinya.
" Selangkah lagi kau kabur dariku, kubunuh kau sekarang juga, Jack. " Ucap Joyz dengan kesal sebelum melepas kacamata hitamnya dan membuangnya begitu saja ke sembarang arah, tidak peduli betapa mahalnya kacamata kesayangannya itu.
Kedua mata keemasan milik Winny seketika melebar begitu melihat wajah pria bernama Joyz itu, dia bukannya terpesona ataupun terpukau dengan ketampanan wajah pria itu namun lebih dari apapun wajah itu adalah wajah pria konglomerat Joyz Loyard.
" Kau.... " Tanpa sadar Winny hampir saja menyuarakan isi hatinya yang masih terkejut dengan kedatangan Joyz Loyard yang tidak pernah dia sangka akan dapat bertemu secara langsung.
Joyz menoleh tepat ke arah Winny dengan ekspresi datarnya begitu mendengar suara tertahan gadis itu. " Who are you? " Tanya Joyz dengan nada teramat dinginnya.
" Oh, shit. Kurasa pria ini jauh lebih merepotkan dibandingkan dengan Jack. " Gumam Winny yang kemudian menutupi ekspresinya dengan senyum manis yang menghias wajah cantiknya.
" Perkenalkan nama saya Winny Westron, presdir dari Westron Entertainment sekaligus kekasih dari Jack. "
Joyz yang mendengar ucapan Winny sontak tersedak meski dia tidak sedang memakan apapun, karena apa yang baru saja dikatakan gadis itu sangat membuatnya terkejut bukan main. Sahabatnya memiliki kekasih?!
" Astaga! Lelucon apa ini, Jack?! " Tanya Joyz yang sontak menahan tawanya.
" Cih, berhentilah menahan tawamu itu Joyz. " Dengus Jack dengan ekspresi kesalnya.
" Ayolah, sekarang aku benar-benar terkejut karena playboy sepertimu akhirnya memiliki seorang kekasih. " Balas Joyz yang kemudian menepuk bahu sahabatnya itu dan sesekali menggelengkan kepalanya tidak percaya.
" Kalau begitu sekarang kau harus percaya, dia memang kekasihku. " Ucap Jack yang mau tidak mau harus mengakui bahwa Winny adalah kekasihnya jika dia tidak ingin menghancurkan rencana gadis itu.
" Oh, my God! "
Baik Jack, Winny, juga Joyz seketika terkejut begitu mendengar seruan seseorang yang cukup membuat ketiganya berbalik dan mendapati sosok gadis cantik yang kini tengah menggandeng seorang anak laki-laki disampingnya.
" Flau?! " Ucap Jack yang seketika ternganga tidak percaya lalu mengacak rambut coklatnya dengan sebal. " Sial, kenapa semuanya harus jadi serumit ini?! " Dengus Jack yang merasa bahwa kehadiran Flau justru akan membuat semuanya menjadi rumit termasuk hubungannya dengan Winny.
" Mommy, who is that girl? " Tanya Jullian dengan sebelah tangan yang menunjuk ke arah Winny.
Mendengar pertanyaan pangeran mungilnya itu, Flau sontak berlutut lalu mengelus rambut hitam Jullian penuh sayang. " Dia calon aunty kamu. " Ucap Flau dengan senyum manisnya yang seolah menghipnotis Jullian untuk ikut tersenyum.
" I like aunty, yeah!! " Seru Jullian yang seketika melompat kegirangan.
_____
Winny tidak tahu apakah dia harus bahagia atau menangis saat ini, karena dilihat dari sisi manapun, dia tidak seharusnya berada ditengah-tengah Joyz dan Flau juga pangeran mungil mereka yang bernama Jullian yang kini berada di atas pangkuannya.
" Kapan aunty akan menikah dengan uncle? "
_____
#meet reading guyss!!! 😉😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Say 'YES', Jack!!
RomanceSequel dari ' Miracle in My Love dan Joyz & Flau in Wedding ' ........................................................................ Jack Lingston, seorang pria sukses yang memiliki wajah rupawan layaknya seorang pangeran dari negeri dongeng. Men...