Winny melangkah dengan wajah cerah yang semakin membuat para pria yang saat itu tengah melintas disekitarnya seolah terhipnotis akan kecantikan Winny.
" Hmmm...tidak terlalu buruk. " Gumam Winny dengan sebelah tangan yang menopang dagunya.
Memanfaatkan waktu luang yang dimilikinya dengan berjalan-jalan disekitar butik elit New York adalah salah satu hal yang tengah Winny lakukan saat ini. Selain menikmati kebebasannya ketika Jack harus pergi entah kemana dan bukan menjadi urusannya pula untuk ikut campur dalam urusan pria itu, mengamati dunia fashion New York akan terasa menyenangkan sekalipun menguntungkan demi mewujudkan salah satu keinginannya untuk membuka sebuah butik.
Bukan Winny jika dia puas hanya dengan mewarisi perusahaan dari ayahnya, Winny adalah seorang wanita karier dan dengan titel itu pula dia akan selalu berusaha memanfaatkan berbagai peluang yang ada.
" Sedang bersenang-senang, Win? "
Deg...
Untuk sesaat, tubuh Winny seolah membeku begitu mendengar suara pria yang tidak asing baginya. Perlahan, Winny terpaksa berbalik dan mendapati wajah tampan milik Jimmy yang tengah tersenyum cerah ke arahnya.
" Kau...kenapa bisa ada disini?! " Tanya Winny dengan nafas tercekat.
Ini gila!! Benar-benar gila!!
Bagaimana bisa pria itu berada di New York dan tersenyum seolah tidak terjadi apapun, sedangkan Winny sudah jelas-jelas melarikan diri dari sosok Jimmy.
" Ini, bukankah udara disini sedikit dingin, hm? " Berbanding dengan menjawab pertanyaan Winny, Jimmy justru menyodorkan segelas coklat panas.
" No, thanks. " Balas Winny dengan nada singkat, jelas, dan padatnya.
Mendengar ucapan yang sudah diduganya, Jimmy sontak menarik sebelah tangan Winny dan memaksa gadis itu untuk menerima coklat panasnya.
" Aku tidak menerima penolakan, Win. Hanya minum itu dan jangan berkeliaran di luar dengan udara dingin seperti ini. " Oceh Jimmy dengan senyum tipis yang membingkai wajah tampannya.
" Dan itu bukan urusanmu. " Ketus Winny yang kemudian membuang coklat panas yang diberikan oleh Jimmy ke tong sampah yang berada tidak jauh darinya.
Seolah terbiasa dengan sikap kasar Winny padanya, Jimmy tidak terlalu mempedulikan bagaimana nasib dari segelas coklat panasnya yang berakhir di tong sampah. " Kamu menolak pemberian coklat panas dariku dan berkata bahwa kamu tidak membutuhkannya tapi wajahmu saja sudah memerah seperti itu, Win. " Ucap Jimmy yang sontak mengikuti langkah kaki Winny yang menuju ke arah penyebrangan jalan.
Winny merasa bahwa kesabarannya benar-benar diuji saat ini, kenapa pria itu menjadi lebih cerewet dan menyebalkan dari sebelumnya. Bahkan saat ini pun, Winny merasa bahwa dirinya seperti memiliki penguntit pribadi yang selalu mengikutinya kemana pun dia pergi. Ketika dia berhenti tepat di depan penyebrangan jalan, pria itu juga ikut berhenti di sampingnya dan terus mengoceh tanpa henti.
" Oh my God! Just shut up your mouth, Jimmy Almeron. " Dengus Winny yang sontak menatap kesal ke arah Jimmy yang justru terkekeh.
" Fine, aku akan diam kalau kamu menerima pemberianku kali ini. " Ucap Jimmy yang kemudian melepas syal putih yang tadinya masih melingkari lehernya.
_____
Jack menghentikan mobil sport yang tengah dikemudikannya tepat ketika lampu lalu lintas berganti warna menjadi merah, sebenarnya bisa saja dia melanggar rambu lalu lintas dengan terus melajukan mobil sportnya jika saja tidak ada Joyz yang tengah duduk tepat di samping kursi kemudinya.
" Jadi, katakan padaku kenapa acara honeymoon-mu terpaksa batal, Joyz? " Tanya Jack begitu dia memutuskan untuk menunggu lampu hijau dengan mencoba bertanya alasan mengapa Joyz dan Flau pulang lebih cepat, bahkan bisa dibilang itu sama sekali bukan honeymoon.
" Well, Jullian merengek dan minta pulang begitu pesawat baru saja lepas landas. " Jawab Joyz yang merasa sedikit kesal dengan pangeran mungilnya itu, mengingat pilot mereka harus bersusah payah untuk kembali mendarat di bandara.
Melihat Joyz yang sebelumnya tidak pernah sekalipun kesal pada Jullian sontak membuat Jack tertawa dan hampir saja dia berniat untuk membalas ucapan Joyz jika saja kedua mata hazelnya tidak lebih dulu menangkap sosok Winny.
Dan untuk sesaat, Jack hanya bisa memperhatikan sosok Winny yang mulai melangkah untuk menyebrangi jalan bersama dengan pria yang dia tahu bernama Jimmy Almeron. Dan yang lebih membuat Jack semakin terdiam adalah apa yang baru saja dilakukan Jimmy tepat di hadapan mobilnya.
" Apa-apaan kau ini?! " Ketus Winny yang masih berusaha menolak syal pemberian Jimmy.
" Sudah kubilang diam dan pakai saja, aku tidak akan membiarkanmu terkena flu. " Ucap Jimmy yang kemudian melingkarkan syal miliknya ke leher Winny, membuat wajah cantik Winny seolah bersembunyi di baliknya.
" Hei, bukankah itu kekasihmu? " Tanya Joyz yang merasa mengenal sosok gadis yang baru saja melintasi mobil sport Jack.
" Bukan. " Jawab Jack yang dengan cepat menyangkal pertanyaan Joyz, dia tidak mungkin mengakui bahwa gadis itu adalah Winny yang pada akhirnya justru akan membuatnya mempermalukan diri sendiri di hadapan Joyz.
' Seorang Jack Lingston mendapati kekasih palsunya tengah bersama pria lain '
The Hell! Jack tidak akan pernah mau mengakui hal itu, mungkin Winny memang kekasih palsunya tapi apa yang baru saja dilakukan gadis itu benar-benar membuatnya marah kali ini. Gadis itu berani mengingkari perkataannya sendiri disaat Jack justru menahan keinginannya untuk berkencan dengan gadis lain demi gadis itu.
" Really? Tapi aku merasa bahwa aku tidak salah mengenalinya, aku yakin kalau gadis itu Winny. " Balas Joyz yang benar-benar yakin bahwa gadis yang baru saja dilihatnya adalah Winny.
" Well, gadis itu memang sedikit mirip dengan Winny. Tapi nyatanya dia memang bukan Winny. "
" Dan kenapa kau bisa seyakin itu? "
" Karena tadi aku baru saja mendapat kabar darinya kalau hari ini dia hanya ingin bermalasan di dalam rumah. " Ucap Jack lagi yang sedikit bersyukur dengan respon otaknya yang cepat ketika sedang dibutuhkan.
Mendengar jawaban dari sahabatnya itu, Joyz akhirnya mengangguk paham. " Well, mungkin kau benar. "
_____
Jack pulang dengan kondisi berantakan, bahkan kaos casual yang dikenakannya terlihat kusut. Bahkan kepala pelayannya hanya bisa diam dan memilih untuk meninggalkan Jack yang tengah berbaring di atas sofa begitu sampai.
" Benar-benar menyebalkan. " Gumam Jack dengan kedua mata terpejam.
" What's wrong? Kau terlihat menyedihkan, Jack. " Ucap Winny yang baru saja pulang dan mendapati kondisi Jack yang terlihat begitu berantakan.
" Ck, bukan urusanmu. " Balas Jack dengan nada dinginnya sebelum bangkit dan berniat pergi jika saja Winny tidak lebih dulu mencekal lengannya.
" Apa-apaan itu?! Aku bertanya baik-baik padamu tapi kau membalasnya dengan dingin?! " Kesal Winny, padahal dia sedang mencoba bersikap baik pada Jack tapi pria itu justru membalasnya dengan dingin.
" Diam dan kembalilah ke kamarmu. Kau membuatku muak dan syal itu....benar-benar terlihat menjijikkan. " Ucap Jack yang kemudian menarik tangannya dengan cepat lalu pergi meninggalkan Winny yang seolah mematung karena ucapannya.
_____
#author sempetin update d tengah2 uas wkwk 😂😁 meet reading,,guys!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Say 'YES', Jack!!
RomanceSequel dari ' Miracle in My Love dan Joyz & Flau in Wedding ' ........................................................................ Jack Lingston, seorang pria sukses yang memiliki wajah rupawan layaknya seorang pangeran dari negeri dongeng. Men...