Untuk yang pertama kalinya semenjak Winny mengenal sosok Jack, tidak sekalipun dia pernah melihat Jack memperlihatkan ekspresi yang mampu membuat tubuhnya mematung. Seolah rasa ketakutan yang begitu besar menguasai dirinya, hingga rasanya begitu sulit untuk bergerak maupun bernafas.
" Apa-apaan itu? " Gumam Winny dengan bibir yang bergetar.
Jack membiarkan tubuhnya berbaring dengan asal begitu masuk ke dalam kamar pribadinya. Ada sedikit perasaan bersalah ketika dia mengucapkan perkataan kasar yang baru pertama kali ini dia ucapkan pada seorang gadis. Tapi disisi lain, dia benar-benar merasa marah, kesal, dan terkhianati. Wanita adalah sosok pembohong besar, munafik, dan menyebalkan.
Seharusnya semua itu telah tertanam dengan sangat rapi di dalam hati maupun benak Jack, dia tidak boleh mempercayai ucapan wanita. Tapi kenapa? Kenapa dia dengan bodohnya berusaha untuk mempercayai perkataan Winny dan bahkan menuruti ucapan gadis itu?!
" Protect me?! " Ucap Jack begitu teringat permintaan Winny. " Persetan dengan permintaan sialan itu! "
_____
Winny terbangun tepat ketika cahaya matahari pagi mulai menyeruak masuk ke dalam celah-celah tirai kamarnya.
Dan begitu dirinya teringat akan perkataan Jack kemarin malam padanya sontak membuat mood Winny menjadi buruk.
" Melihatnya seperti kemarin rasanya sungguh menakutkan. " Gumam Winny yang kemudian bangkit dan berniat menuju ke arah kamar pribadi Jack.
Setidaknya dia ingin memastikan apakah sikap kasar Jack padanya hanyalah sekedar mimpi atau justru memang kenyataannya.
" Maaf, apa nona sedang mencari tuan muda? " Tanya salah seorang pelayan yang saat itu tengah melintas dan mendapati Winny tengah berdiri tepat di depan kamar pribadi Jack.
" Ya. "
" Tuan muda Jack telah meninggalkan kediaman Lingston sejak pagi tadi. "
Mendengar penjelasan pelayan itu, Winny sontak membuang nafasnya dengan kesal. " Baiklah, aku mengerti. " Balasnya yang kemudian memilih untuk pergi dengan segala kekesalannya.
_____
Jack duduk dengan bertopang dagu di salah satu sudut cafe yang terletak di pusat kota New York. Sudah berjam-jam lamanya, Jack hanya duduk dalam diam dan membiarkan Americano miliknya menjadi dingin.
" Oh my God! Kamu Jack bukan?! "
Dahi Jack sontak mengeryit begitu mendengar pertanyaan seorang gadis asing yang kini dengan santainya duduk tepat di hadapannya, bahkan tanpa meminta izin dari Jack.
" Who are you? " Jack balas bertanya dengan pandangan tidak minatnya.
" Astaga, apa kamu bercanda Jack?! Kamu tidak mengingatku? Aku Cloe. " Balas Cloe yang sejujurnya sedikit kesal karena Jack sama sekali tidak mengingat dirinya.
" Cloe? Maaf, aku tidak mengingatmu. " Ucap Jack yang kemudian berniat untuk bangkit dan meninggalkan gadis bernama Cloe itu seorang diri.
" Wait, apa kamu berniat untuk meninggalkanku seorang diri disini, Jack? " Ucap Cloe yang dengan cepat menahan lengan Jack.
" Tepat sekali. " Balas Jack yang kemudian berusaha melepas cekalan gadisi itu dari lengannya.
Seolah tidak habis akal, Cloe sontak memeluk tubuh kekar Jack dan memainkan jemarinya tepat di dada bidang Jack dengan senyum nakal yang kini menghias wajahnya.
" Hentikan. " Ucap Jack yang berusaha menahan emosi, beraninya gadis itu menyentuh tubuhnya tanpa izin darinya.
" Why, Jack? Apa kamu tidak suka dengan sentuhanku, hmm? " Goda Cloe yang semakin tersenyum nakal, bahkan sebelah tangannya yang tadinya masih bermain-main di dada Jack kini telah berhasil melepas kancing teratas kemeja hitam yang tengah dikenakan oleh Jack.
Ingin rasanya Jack mengusir gadis sialan itu dengan kasar tapi ingatan akan sosok Winny yang tengah bersama Jimmy sontak menguasai dirinya, dia tidak lagi peduli dengan resiko yang akan terjadinya nantinya ketika Jack harus kembali pada sosok dirinya yang asli.
" Follow me. " Ucap Jack dengan nada singkat, jelas, dan padatnya.
Mendengar ucapan Jack, mau tidak mau Cloe tersenyum senang karena godaan yang baru saja dilakukannya berhasil membuat Jack kembali padanya.
_____
Langit telah berganti gelap, ketika Winny belum memutuskan untuk kembali pulang ke rumah Jack. Dia lebih memilih untuk duduk dan menghabiskan waktunya untuk membaca buku di perpustakaan umum.
" Sudah kuduga kamu berada disini, Win. "
Seolah mengetahui siapa pemilik suara itu, Winny spontan memutar kedua mata keemasan miliknya dengan malas. " Kau lagi?! Astaga, tidak bisakah kau pergi dari hidupku sehari saja?! " Kesal Winny yang justru membuat Jimmy terkekeh.
" Kamu tahu itu adalah hal yang sangat tidak mungkin aku lakukan, Win. " Ucap Jimmy yang kemudian duduk tepat di hadapan Winny setelah mengambil salah satu buku dari tumpukan buku yang berada di samping gadis itu.
Lelah...
Winny merasa benar-benar lelah menghadapi semua sikap menyebalkan Jimmy, pria itu sangat keras kepala. Bahkan semua perlakuan dan perkataan kasar yang Winny berikan pada Jimmy seolah tidak menimbulkan efek apapun pada pria itu.
" Aku akan bertanya sekali lagi, kenapa kau bisa berada di New York? " Tanya Winny yang masih tidak habis pikir bagaimana Jimmy bisa mengetahui keberadaannya.
" Well, itu karena aku selalu tahu kemanapun kamu pergi. " Jawab Jimmy dengan senyum manis yang kini membingkai wajah tampannya.
" Dan kau pikir aku akan percaya begitu saja dengan perkataanmu. " Balas Winny yang kemudian menutup buku yang berada dalam genggamannya lalu berganti menatap tajam ke arah Jimmy.
Mendapat tatapan tajam dari Winny justru membuat Jimmy bertopang dagu dan membalas tatapan gadis itu dengan pandangan penuh minat. " Ada hal yang tidak boleh diketahui seseorang agar seseorang itu tidak akan menyesal ketika mengetahui hal itu nantinya. "
Winny berdecak begitu mendengar ucapan konyol Jimmy sebelum akhirnya dia bersedekap dengan angkuh. " Dan jika itu diriku maka dengan senang hati aku akan melukai diriku sendiri demi mengetahui apa yang ingin kuketahui. "
" Benar, jika itu kamu maka kamu pasti akan melakukannya. Tapi sayangnya, jawaban atas pertanyaan yang kamu berikan padaku justru kamu sendiri telah mengetahuinya, Win. "
" Kalau aku tahu jawabannya, aku tidak akan mau bertanya padamu. "
" Kamu tahu, Win. Hanya saja kamu berusaha memastikannya dengan bertanya padaku. " Ucap Jimmy yang kemudian bangkit dan berdiri tepat di samping Winny dengan sebelah tangannya yang berada di sisi meja.
" Fine, kamu benar. Aku memang sudah mengetahui bagaimana caramu menemukan keberadaanku selama ini. " Ucap Winny yang akhirnya menyerah dan berniat untuk bangkit berdiri jika saja Jimmy tidak menahan bahunya.
Kedua mata biru milik Jimmy sontak menatap lekat ke dalam mata keemasan milik Winny yang selalu bisa membuatnya terpesona setiap saat ketika memandangnya.
" Kamu tahu Win, tidak ada seorang gadis pun yang mampu membuatku jatuh cinta selain kamu yang selalu bisa membuatku jatuh cinta lagi dan lagi setiap kali aku menatap wajahmu. " Ucap Jimmy dengan senyum manis yang mampu membuat Winny mematung selama beberapa saat.
Disisi lain, jauh dari gedung perpustakaan umum tempat dimana Winny dan Jimmy berada. Cloe tersenyum senang begitu menatap sosok yang kini berada di sisinya.
" Aku senang kamu berada disisiku, Jack. " Gumam Cloe dengan sebelah tangan yang mengelus sebelah pipi Jack yang tengah terlelap.
_____
#minal aizin wal faizin semuanya!! Maafkan author yang lama update yahhh wkwk.... 😁🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Say 'YES', Jack!!
RomanceSequel dari ' Miracle in My Love dan Joyz & Flau in Wedding ' ........................................................................ Jack Lingston, seorang pria sukses yang memiliki wajah rupawan layaknya seorang pangeran dari negeri dongeng. Men...