Air mata Winny perlahan jatuh bersamaan dengan lepas landasnya pesawat yang kini tengah ditumpanginya bersama Jimmy. Semuanya telah berakhir, kisah cintanya dengan Jack telah berakhir. Winny meremas dadanya dengan kedua tangan, jantungnya seolah berhenti berdetak begitu dia memutuskan untuk pergi dari hidup Jack. Rasanya begitu perih ketika dia harus pergi seperti ini, pergi meninggalkan Jack tanpa sebuah alasan.
Dari ekor matanya, Jimmy bisa melihat bagaimana sosok Winny yang biasa terlihat kuat dan angkuh kini nampak begitu hancur. Ingin rasanya dia meraih tubuh gadis itu lalu memeluknya dengan begitu erat dan berkata bahwa semua akan baik-baik saja, baik itu cintamu padanya maupun cintanya padamu akan menghilang dan terlupakan seiring dengan berjalannya waktu. Yah...Jimmy ingin mengatakan itu, mengatakan bahwa semua akan kembali seperti semula, meski pada akhirnya dirinya justru tersenyum pahit dan memilih untuk memalingkan wajah.
" Betapa bodohnya aku jika berpikir semua akan kembali seperti semula disaat dia justru akan membenciku untuk seumur hidupnya.. " Batin Jimmy dengan kedua tangan terkepal.
Semuanya tidak akan jadi seperti ini jika Winny tidak pernah bertemu dengan Jack, gadis itu akan selalu menjadi Winny yang dia kenal, Winny yang kuat dengan sikap angkuhnya pada siapapun.
" Apa kau puas sekarang?! Semuanya sudah berakhir, baik aku dan Jack.... " Ucap Winny dengan bibir bergetar, ingin rasanya dia menampar wajah Jimmy yang sama sekali tidak merasa bersalah.
Tapi sayangnya, apa semua akan kembali setelah dia menampar Jimmy sekuat tenaga. Bahkan, untuk saat ini Winny tidak lagi mampu untuk berpikir jernih, rasanya dia benar-benar ingin menghilang dari dunia ini, dia tidak ingin hidup di dunia tanpa adanya sosok Jack.
" ..... " Jimmy hanya diam menanggapi semua ucapan Winny, dia tidak tahu harus bersikap seperti apa di hadapan Winny saat ini.
Jika dia meminta maaf lalu berkata bahwa sejujurnya ada setitik rasa bersalah yang kini hinggap di hati kecilnya, apa gadis itu akan percaya dan memaafkannya? Dengan begitu apa gadis itu tidak akan lagi membenci dirinya? Tentu saja tidak, Jimmy tahu betul betapa besarnya rasa benci Winny padanya dan bagaimana kejamnya dia berusaha menghancurkan hidup dari pria yang dicintai oleh Winny.
Karena itu, satu-satunya hal yang bisa dilakukannya saat ini hanyalah bersikap egois.
_____
Jack terbangun dari tidurnya dengan wajah pucat, kedua mata hazelnya nampak kosong. Sejujurnya, dia bahkan tidak tahu harus bersikap bagaimana ketika semua berita mengenai kedua orang tua maupun keluarga besarnya tiba-tiba hilang dalam sekejap, seolah semua berita itu tidak pernah beredar di hadapan publik. Dia tidak tahu harus senang atau bahagia karena semua itu disaat kepergian Winny bagaikan sebuah kunci untuk menutup semua kenangan buruknya.
" Haaa....bagaimana ini, rasanya aku tidak bisa berhenti menangis.... " Lirih Jack dengan tawa kosongnya, begitu kosong bagaikan separuh jiwanya telah pergi dan menghilang entah kemana.
Klekk...
Keylan juga Rose masuk ke dalam ruang inap Jack, diikuti oleh Joyz, Flau, Jullian kecil, Bella dan Paul. Tidak ada suara riang maupun senyum jahil yang biasa membingkai wajah Jack, kini yang ada hanyalah suara isak tangis Jack.
" Apa kamu begitu mencintai gadis itu? " Perlahan Rose berjalan menghampiri sosok Jack lalu bertanya dengan penuh kesabaran.
" ..... "
" Apa kamu tidak sanggup hidup tanpa kehadirannya? "
" ..... "
" Aku tahu kamu begitu terluka karena kepergiannya, tapi apa kamu akan terus seperti ini? " Rose kembali bertanya dengan ekspresi sedihnya, ini kedua kalinya dia melihat betapa hancurnya sosok Jack.
Kedua tangan Jack terkepal erat dengan bibir bergetar, kedua mata hazelnya berusaha menatap kedua mata coklat milik Rose yang kini menatapnya dengan sedih. " Aku....tidak ingin kehilangannya....aku sungguh...sungguh mencintainya... " Air mata Jack kembali jatuh disaat dirinya berusaha berkata pada Rose bagaimana perasaannya saat ini.
Rose mengangguk paham lalu memeluk tubuh Jack yang bergetar dengan begitu eratnya, air mata yang sedari tadi tahannya kini mulai jatuh membasahi pipinya. Dia sudah menganggap Jack seperti putranya sendiri semenjak kepergian Liam juga Sella. Dia tidak sanggup melihat Jack seperti ini.
" Please...help me... " Isak Jack yang semakin memeluk Rose, menenggelamkan wajahnya pada bahu Rose yang sudah dianggapnya sebagai sosok ibu.
Kedua tangan Joyz terkepal erat, rahangnya mengeras begitu melihat bagaimana hancurnya sosok Jack. " Aku benci mengatakan ini, tapi rasanya aku tidak lagi bisa berdiam diri lebih lama lagi. " Ucap Joyz dengan suara teramat pelan, bahkan siapapun tidak akan mampu untuk mendengarnya jika mereka tidak berada di dekat Joyz. " Kita pulang, Flau. " Ucap Joyz yang kemudian pergi diikuti oleh Flau juga Jullian yang sedari tadi hanya diam tanpa suara.
" Apa maksud dari perkataanmu tadi, Joyz? " Dia sudah lama mengenal sosok Joyz, suaminya itu akan bersikap dingin pada siapapun disaat Joyz tidak lagi mampu untuk mengontrol emosinya.
" Kamu mendengarnya? "
" Ya, aku mendengarnya. "
Joyz menghentikan langkah kakinya lalu menatap lekat kedua mata coklat milik istrinya itu. " Kamu juga mendengarnya bukan, Flau?! Dia meminta tolong...Jack meminta tolong, untuk yang pertama kalinya dia terlihat begitu tidak berdaya. Jack Lingston yang kita tahu bukanlah sosok lemah seperti itu! " Seru Joyz yang seolah kehilangan kendali atas dirinya, dia tidak bisa melihat sahabatnya seperti itu, dia sungguh takut jika Jack yang dikenalnya akan menghilang begitu saja.
Flau meraih wajah tampan Joyz yang terlihat begitu khawatir dengan kedua tangan mungilnya sebelum akhirnya dia berusaha menyamakan tinggi tubuhnya dengan Joyz, perlahan Flau mulai mendekatkan wajahnya lalu menyentuh dahi Joyz dengan dahinya. " Aku mengerti...aku mengerti bagaimana perasaanmu, Joyz. "
" Aku tahu bagaimana perasaan Jack saat ini karena aku juga pernah merasakannya...dulu ketika kamu memintaku untuk pergi dari kehidupanmu, rasanya bagaikan sebuah neraka...aku bisa merasakannya...aku bisa, Flau... " Lirih Joyz perlahan menenggelamkan wajahnya pada bahu Flau yang kemudian menepuk pelan punggungnya.
" Bukan hanya kamu yang pernah merasakan neraka itu, Joyz...tapi aku pun juga pernah merasakannya. Aku tidak bisa hidup tanpamu, duniaku terasa begitu kosong tanpa kehadiranmu. Dan jika gadis itu benar-benar mencintai Jack seperti yang dia bilang saat itu maka aku yakin dia juga pasti merasakan apa yang kini dirasakan oleh Jack. "
" Lalu kenapa dia justru pergi meninggalkan Jack disaat dia bilang dia mampu menyelesaikan semua masalahnya sendiri padaku?! "
Untuk sejenak Flau terdiam seolah mencerna semua ucapan Joyz padanya, dia tidak tahu jika Winny pernah berkomunikasi dengan Joyz tanpa kehadirannya. Namun lebih dari itu, jika semua yang dikatakan oleh Joyz benar maka dia yakin bahwa kepergian Winny ada sangkut pautnya dengan masalah yang pernah dikatakan oleh gadis itu pada Joyz.
_____
#jangan lupa vommentnya yahh, guys!! :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Say 'YES', Jack!!
RomanceSequel dari ' Miracle in My Love dan Joyz & Flau in Wedding ' ........................................................................ Jack Lingston, seorang pria sukses yang memiliki wajah rupawan layaknya seorang pangeran dari negeri dongeng. Men...