Jimmy membanting semua barang yang ada di ruang kerjanya dengan ekspresi merah padam, dia sungguh marah pada semua orang yang berani mempermalukan dirinya di hadapan orang-orang, terutama Jack yang bahkan membawa lari calon tunangannya di depan matanya.
" Brengsek!! " Jimmy mengumpat dan memukul meja kerjanya dengan keras, tidak peduli jika itu akan melukai tangannya atau tidak tapi lebih dari itu dia sungguh ingin menghancurkan semua yang berhubungan dengan Jack.
Menghancurkan Jack adalah perkara yang mudah bagi Jimmy, pria itu bisa dengan mudah dia hancurkan hanya dengan memanfaatkan kelemahan terakhir milik pria itu, meski itu artinya dia juga harus melukai Winny.
Tapi yang menjadi permasalahan bagi Jimmy adalah sosok Joyz yang bagai perisai sangat sulit untuk Jimmy kalahkan. Pria itu bahkan lebih kejam dan lebih licik dibandingkan dengan serigala buas manapun.
" Ck..ini benar-benar menyebalkan. " Geram Jimmy yang kemudian mengacak rambutnya dengan kesal dan marah.
_____
Disisi lain, Winny yang mendengar suara lirih Jack yang seolah berharap bahwa semua ini adalah kenyataan, perlahan meraih wajah tampan Jack yang terlihat sendu dengan kedua tangannya. Seulas senyum tipis membingkai wajah cantik milik Winny yang kini terkena pantulan cahaya rembulan, kedua mata keemasan miliknya seolah bercahaya dan mampu menghipnotis kedua mata hazel milik Jack.
" Ini bukan mimpi, Jack. I'm here because I'm real. Kamu yang dengan berani datang dan membawaku pergi dari neraka itu adalah sebuah kenyataan, kamu yang kembali membuatku percaya bahwa hubungan kita belumlah berakhir juga bukanlah sekedar mimpi. "
Tanpa sadar sebulir air mata mengalir jatuh membasahi sebelah pipi putih Jack, membuat kedua mata keemasan milik Winny melebar tidak percaya, tanpa berkata-kata lagi Winny hanya mampu memeluk tubuh Jack dengan senyum bahagia yang kini menghias wajah cantiknya.
" Aku sungguh mencintaimu, Win...jangan pernah kamu pergi meninggalkanku lagi...kumohon..." Lirih Jack yang semakin menenggelamkan wajahnya, menyembunyikan sosoknya yang dia yakin terlihat begitu bodoh dan lemah.
Winny kembali tersenyum dan mengelus punggung Jack dengan sebelah tangannya, dia tahu pria itu tengah berusaha menyembunyikan sosoknya yang lemah dari dirinya. " Aku tidak akan pergi kemana-mana, Jack. Aku akan selalu bersamamu...sampai kapan pun itu. "
Layaknya seorang anak kecil, Jack mendongak lalu menatap Winny dengan pandangan penuh harap begitu mendengar ucapan gadisnya itu. " Kamu janji? "
Winny tertawa kecil dan menangkup wajah tampan Jack dengan gemas, baru kali ini dia melihat sosok manja Jack padanya. " Aku akan berjanji kalau kamu juga berjanji jika kamu akan selalu bersamaku dan tidak akan pernah melirik gadis lain selain diriku. "
Jack tersenyum lalu mengangguk pasti menanggapi ucapan Winny, bagaimana bisa dia melirik gadis lain ketika seluruh hati dan jiwanya hanya untuk Winny seorang. " Aku berjanji, aku akan selalu bersamamu, membuatmu menjadi satu-satunya pemilik hati dan jiwaku ini, membuatmu merasakan kebahagiaan yang selalu menjadi impianmu. Aku tidak akan pernah melepaskanmu bahkan jika itu adalah permintaanmu, karena sampai kapan pun itu aku akan selalu berada disisimu. "
" Meski aku memohon padamu untuk melepaskanku? "
Seulas senyum miring sontak membingkai wajah tampan Jack begitu mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir mungil gadisnya itu, perlahan dia mulai bangkit berdiri dan menundukkan wajahnya tepat di hadapan Winny yang balas menatapnya dengan lekat.
" Bahkan jika kamu memohon dan bersujud padaku, aku tidak akan pernah melepaskanmu. Detik ketika hati ini telah memilihmu maka di saat itu pula, takdirmu adalah takdirku, Winny Westron. "
" Bukankah itu terdengar egois? " Winny tersenyum lalu menangkup wajah Jack dengan kedua tangannya, mengikis jarak yang tersisa diantara keduanya lalu mencium bibir merah Jack yang selalu menjadi candunya dengan lembut.
Jack menahan bagian belakang kepala Winny ketika gadis itu berniat mengakhiri ciuman mereka, kedua tangan Jack meraih pinggang ramping Winny lalu mengangkat tubuh gadisnya hingga berada di atas pangkuannya. Sudut bibir Jack sedikit terangkat ketika tahu bahwa Winny cukup terkejut dengan aksinya, meski pada akhirnya Winny sontak mengalungkan kedua tangannya pada leher Jack dan memberikan akses bagi Jack untuk semakin memperdalam ciumannya.
" Aku egois karena aku mencintaimu. "
_____
Jullian berlari dengan wajah cerianya, dia bahkan tidak peduli dengan Flau yang tengah mengejarnya dari belakang. Bagi Jullian, melihat kesembuhan dari Jack adalah satu-satunya hal yang sangat ingin dilihat oleh kedua mata coklat miliknya.
" Jully, astaga jangan berlari seperti itu nanti kamu bisa terjatuh! " Flau berseru dengan sekeras mungkin, dia benar-benar khawatir jika putra semata wayangnya itu terluka.
Melihat pangeran mungilnya juga istri tercintanya berlari-lari seperti orang gila di sepanjang lorong hotel sungguh pemandangan langka bagi Joyz yang hanya bisa mengikuti mereka dari belakang dengan ekspresi menahan malu. Seumur hidupnya, dia tidak pernah seperti itu di depan umum kecuali jika itu bermesraan dengan Flau.
" Uncle!! Uncle Jack!! " Jullian berseru dengan suara nyaringnya, kedua tangan mungilnya sontak memukul pintu besar yang ada di hadapannya dengan semangat yang membara.
Dilain tempat, Jack yang masih terlelap dengan Winny yang berada di dalam pelukannya sontak mengerut tidak senang karena suara berisik yang menganggu tidurnya.
Dokkk...Dookk...Dokk...
" Sialan!! " Umpat Jack yang dengan sangat tidak rela bangkit berdiri dan mengambil jubah tidurnya lalu memakainya dengan asal, Winny yang baru saja terbangun karena mendengar umpatan Jack sontak tertawa kecil lalu menyandarkan tubuhnya dengan selimut tebal yang membalut tubuh polosnya.
" Siapa Jack? " Winny bertanya dengan ekspresi polos miliknya.
" Tidak tahu. " Jawab Jack yang sedetik kemudian membuka pintu kamar hotelnya dengan ekspresi kesal. " Sia.... "
" Uncle!! "
" Ughh... " Jack yang tidak siap dengan serangan mendadak yang dilayangkan Jullian padanya sontak limbung dan terjatuh.
Melihat tubuh Jack yang terjatuh, Winny yang panik sontak bangkit berdiri dan memakai jubah tidurnya dengan asal lalu berlari menghampiri sosok Jack yang meringis dengan sebelah tangan yang memegang bokong.
" Jack!! "
Deg...
Untuk sejenak, Winny yang tadinya panik karena Jack yang tiba-tiba terjatuh sontak membeku begitu melihat pemandangan kini tersuguh di hadapannya, Jullian yang berada di dalam pelukan Jack yang masih meringis dengan sebelah tangan memegang bokong, Flau yang seolah ingin mengangkat Jullian dari atas tubuh Jack, dan juga Joyz yang berdiri mematung di depan pintu kamar hotel.
Bukannya apa, tapi sedetik kemudian Winny yang tersadar secepat mungkin merapikan jubah tidurnya dan bahkan melilitkan talinya hingga sangat ketat.
" Wait, apa kalian sudah tidur bersama dan melakukan itu? " Flau bertanya dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan.
Sedangkan Joyz yang mendengar pertanyaan polos dari istrinya itu sontak menutup mulut Flau secepat mungkin, bagaimana bisa istri tercintanya itu lupa jika ada makhluk kecil yang saat ini tengah bersama mereka.
" Apa maksudnya melakukan itu, mommy? " Jullian bertanya dengan rasa penasaran yang berkobar, bahkan kini kedua mata coklatnya terlihat lebih berbinar dibanding bertemu dengan Jack.
" Ugh... "
_____
#halooo,,author is backk!! Wkwk 😂 maaf yah khusus untuk bulan ini author cmn update 2x aja. Harap kemaklumannya karena bulan ini author beneran sibuk buat nyelesaiin tugas UAS 😔 dan untungnya skrg udh weekend jadi waktu author udh free banget jdi bsa update 😁
#btw, selamat menunaikan ibadah puasa...mohon maaf lahir dan batin yah guyss!! 😚🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Say 'YES', Jack!!
RomanceSequel dari ' Miracle in My Love dan Joyz & Flau in Wedding ' ........................................................................ Jack Lingston, seorang pria sukses yang memiliki wajah rupawan layaknya seorang pangeran dari negeri dongeng. Men...