Bab 18

1.2K 59 6
                                    

Tidak ada yang berubah dari hubungan Jack dan Winny semenjak keduanya saling menyatakan perasaan mereka satu sama lain. Namun, mungkin ada sedikit hal yang berubah diantara keduanya selain status mereka yang resmi menjadi sepasang kekasih.

" Lepaskan aku, Jack. " Ucap Winny yang berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Jack.

" Not yet, babe. " Balas Jack dengan senyum nakalnya yang justru membuat Winny semakin kesal.

Bagaimana tidak jika setiap pagi begitu Winny terbangun dari tidurnya maka dia akan menemukan sosok Jack yang tengah memeluknya erat, bahkan butuh waktu yang lama untuk bisa lepas dari pelukan Jack.

" Hmmmm....aku selalu menyukai aroma manismu, Win. " Ucap Jack yang semakin mengeratkan pelukannya dan mendekatkan wajahnya ke leher Winny yang sontak memerah. " Oh god, you look so cute. " Bisik Jack yang kemudian mencium lembut bibir mungil Winny.

" Let me go, Jack.... " Lirih Winny yang merasa bahwa dirinya tidak lagi memiliki tenaga hanya untuk sekedar menolak ciuman manis Jack yang begitu membuainya.

Ujung bibir Jack sedikit tertarik membentuk sebuah senyum tipis di sela-sela ciumannya. Ingin rasanya dia menggoda Winny lebih jauh lagi, tapi sayangnya Jack sangat tidak ingin membuat gadis itu marah besar.

" Baiklah, sebagai gantinya ayo kita pergi berkencan. " Ucap Jack begitu menyudahi ciumannya dan tersenyum manis ke arah Winny yang masih merona malu.

_____

Jack berjalan dengan sebelah tangan miliknya yang menggenggam jemari Winny yang berada disisinya.

" Aku tidak tahu bahwa kamu bisa berkencan layaknya pasangan kekasih pada umumnya, Jack. " Sindir Winny yang merasa jika seorang Jack Lingston sangat tidak mungkin bisa berkencan ala pasangan kekasih pada umumnya.

" Hmmm...atas dasar apa kamu bisa mengatakan hal seperti itu padaku? Well, kamu tahu itu sedikit melukai harga diriku sebagai seorang pria, babe. " Balas Jack yang sedikit memberengut kesal.

" Karena Jack Lingston yang aku tahu  selalu berkencan diatas tempat tidur. " Ucap Winny dengan senyum miringnya.

Jack terbatuk begitu mendengar ucapan Winny yang seolah menancap dengan sangat tepat di ulu hatinya. Memang benar jika itu adalah kegiatan rutin Jack dengan teman kencannya selama ini, tapi itu jauh sebelum akhirnya Jack bertemu dengan Winny. Yahh...mungkin tidak sepenuhnya benar karena...well, dia juga tidur dengan Cloe beberapa waktu yang lalu.

" Ehm...itu hanya masa lalu. " Jack berdeham lalu mengelus pelan puncak kepala gadisnya penuh sayang, memastikan bahwa gadis itu tidak akan murka.

Winny terkekeh sebelum akhirnya bersedekap tepat di hadapan Jack yang sontak berhenti dengan ekspresi bingung. " Aku sangat berharap bahwa itu memang akan menjadi sebuah masa lalu belaka, tapi jika sampai aku tahu kamu mengulangi masa lalu itu lagi....well, kurasa kamu tahu akibatnya, my Jack. " Ucap Winny yang boleh dikatakan amat sangat serius dan menakutkan bagi Jack, terlebih begitu dia melihat gerakan tangan Winny yang menyerupai gunting tepat di bagian bawahnya yang berarti tempat dimana juniornya sedang bersembunyi.

" Astaga, dia lebih menyeramkan dari Bella maupun Joyz ketika sedang marah! " Batin Jack yang dengan cepat tertawa canggung sebelum akhirnya kembali menggenggam jemari Winny, menarik gadis itu lebih dekat ke arah jembatan yang ada di central park.

Winny tersenyum begitu melihat beberapa merpati yang tengah bertengger di sisi jembatan, untuk yang pertama kalinya dalam hidup Winny, dia tidak pernah sekalipun merasa begitu senyaman ini ketika berada di taman. Biasanya dia akan melewati sebuah taman dengan wajah datar ataupun angkuh.

Namun saat bersama Jack, Winny bisa merasakan betapa menghangatnya hatinya. Membuat dirinya menjadi sosok yang tidak lagi dia kenal.

_____

Di lain tempat, jauh dari central park tempat dimana Jack dan Winny tengah berkencan, wajah tampan Joyz terlihat begitu keruh ketika melihat ruang kerja sahabatnya itu dalam keadaan kosong.

" Dasar Jack si brengsek licik!! " Seru Joyz dengan segala rasa kesalnya, bagaimana bisa Jack memilih untuk bolos bekerja tepat dimana dia sedang membutuhkan keahlian sahabatnya itu.

" What's wrong, Joyz? " Tanya Flau dengan sebelah tangannya yang mengelus pelan punggung suaminya itu.

" Kamu lihat sendiri, Flau! Si brengsek Jack itu bolos kerja tepat ketika aku membutuhkannya! Sialan! " Kesal Joyz yang sontak membuat Flau terkekeh dan memeluk tubuh kekar Joyz hanya untuk sekedar menenangkannya.

" Well, mungkin dia sedang berkencan dengan Winny. "

" Ck, bahkan ketika kita masih sepasang kekasih pun aku tidak pernah meninggalkan pekerjaanku. " Protes Joyz yang merasa tidak terima jika mengingat masa-masa betapa sulitnya dia mencari waktu luang di sela-sela pekerjaannya demi bisa bertemu dengan Flau.

" Yah..kamu tidak pernah meninggalkan pekerjaanmu dan hal itu terkadang sungguh membuatku kesal padamu, Joyz. Apa kamu tidak ingat kejadian ketika kamu pergi ke Dubai tanpa memberitahuku terlebih dahulu, hmm? " Tanya Flau dengan nada rendahnya yang mampu membuat Joyz bergidik.

" Ughh...fine! Kali ini akan kubiarkan Jack. " Ucap Joyz yang mampu membuat Flau tersenyum penuh kemenangan.

_____

Jack menggosok ujung hidungnya yang tiba-tiba terasa gatal seolah ada seseorang yang sedang membicarakan dirinya.

" Ada apa? " Tanya Winny yang merasa aneh ketika melihat Jack yang tiba-tiba menggosok ujung hidungnya.

" Kurasa ada seseorang yang sedang membicarakanku. "

" Hmmmm, membicarakanmu yah.. " Balas Winny dengan senyum penuh selidik.

" Uhh..sudahlah tidak perlu kamu pikirkan lebih jauh. " Ucap Jack yang kemudian menarik pergelangan tangan Winny, menjauh dari jembatan juga menjauh dari keramaian orang.

Tepat dibawah pohon rindang yang berada disisi danau, Jack menghentikan langkahnya. Dia sedikit menundukkan wajahnya agar tinggi tubuhnya sejajar dengan Winny.

" You like this, Win? I mean this date. " Tanya Jack dengan kedua tangannya yang kini mengenggam kedua jemari Winny dengan erat.

" Bagaimana menurutmu, Jack? "

" Well, sejujurnya aku bukan pria romantis yang akan memberikan bunga saat kencan atau melakukan kencan di atas kapal pesiar yang diiringi dengan alunan musik jazz atau hal-hal romantis lainnya. Aku tidak bisa melakukan hal seperti itu dan aku juga tidak ingin melakukannya. Aku hanya seorang pria biasa, seorang pria kesepian yang menantikan hari dimana aku tidak lagi merasakan apa yang namanya kesepian itu.... "

Winny terkekeh ketika mendengar semua ucapan Jack yang menurutnya terdengar aneh ketika dilontarkan oleh seorang pria playboy seperti Jack. Namun lebih dari itu, Winny tahu ada kesungguhan dibalik kata-kata pria itu.

" Katakan saja apa yang ingin kamu katakan, Jack. " Ucap Winny yang kini mengalungkan kedua tangannya tepat di leher Jack.

Mendengar ucapan Winny, Jack sontak mendongak dan tepat ketika itu kedua mata hazelnya sukses bertemu pandang dengan kedua mata keemasan milik gadisnya yang kini tengah menatapnya dengan senyum manis yang menghias wajah cantiknya.

" ....aku tidak dapat memikirkan rencana apapun tentang bagaimana kita berkencan nantinya. Tapi untuk yang pertama kalinya, aku hanya ingin menjalani hari-hari kita dengan sederhana sama seperti kencan kita kali ini. Dengan melihatmu tersenyum itu sudah cukup untukku merasa bahwa kamu menikmati hari-harimu bersamaku. " Ucap Jack dengan senyum manis yang mampu membuat Winny seolah membeku, bahkan tanpa sadar bibir merah Jack telah mencium bibir mungil Winny dengan lembut. " Love you, Win. "

_____

#happy reading, guys!! Sorry update.nya malem bngt wkwk 😁😂😊

Just Say 'YES', Jack!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang