" Para wartawan...... "
Jack keluar dari mobilnya menuju ke bibir pantai dengan langkah gontai, menghiraukan tv di mobilnya tetap menayangkan berita yang terkait dengannya begitu saja. Wajah tampan Jack yang biasa tersenyum cerah seolah menghilang dan tergantikan oleh ekspresi datar yang kini membingkai wajahnya.
" .... " Jack terduduk dengan kedua tangannya yang memeluk kedua kakinya yang terlipat, kedua mata hazelnya nampak memandang deburan ombak pantai dengan pandangan kosong.
" ..... "
" ..... "
Jack menutup kedua telinganya dan semakin menenggelamkan wajahnya, berusaha meredam suara-suara yang semakin memenuhi benaknya.
" Kami menyayangimu, Jack sayang... "
" Shut up!! " Seru Jack ketika kata-kata yang sering diucapkan oleh Sella dan Liam kini kembali teringat olehnya.
Seumur hidup Jack, dia tidak pernah berharap untuk hidup layaknya seorang pangeran seperti kehidupan Joyz dulu. Baginya mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya itu sudah cukup bagi dirinya juga Bella, dia tidak pernah meminta lebih, bahkan dia tidak pernah bersifat tamak lebih dari itu.
Namun apa yang didapatkannya justru adalah kenyataan yang sungguh melukai hatinya, sejak dulu maupun sekarang dia tidak pernah mengerti alasan mengapa kedua orang tuanya memutuskan untuk membuang dirinya dan Bella.
Bagi Jack, tidak ada manusia yang lebih kejam dibandingkan Sella juga Liam di kehidupannya. Ingin rasanya dia menghapus semua kenangan buruknya, namun sayangnya semua sia-sia karena sekeras apapun usahanya untuk menghapus kenangan buruknya maka sekeras itu pula kenangan itu kembali menghantui dirinya.
" Someone....please...help me... " Lirih Jack dengan tubuh bergetar, bukan karena hembusan angin yang kini menerpa tubuhnya namun karena usahanya yang tidak ingin terlihat lemah dimata siapapun, dia tidak ingin menjadi seorang pria cengeng yang hanya bisa menangis karena trauma masa kecilnya.
_____
Joyz melempar remote tvnya ke sembarang arah begitu melihat berita mengenai Jack yang kini menyebar hampir di semua stasiun tv. Dia tidak yakin bagaimana keadaan sahabatnya saat ini, Jared bahkan masih belum menghubungi dirinya kembali sejak perintahnya berjam-jam yang lalu.
" Apa benar Jack menghilang, Joyz? "
Tanpa menoleh pun Joyz tahu betul siapa pemilik suara merdu yang kini terdengar begitu khawatir pada Jack, istri tercintanya itu bahkan telah menganggap Jack sebagai keluarganya.
" It's okay, Flau. Aku sudah mengirim Jared untuk mencari keberadaan Jack. " Ucap Joyz yang kemudian berjalan menghampiri Flau lalu memeluk tubuh mungil istrinya.
" Aku khawatir pada Bella juga, Joyz. Aku yakin dia sekarang sedang mengkhawatirkan Jack. " Balas Flau yang kemudian semakin menenggelamkan wajahnya pada dada bidang milik Joyz.
_____
Cukup lama Jack hanya mampu diam dan menutup kedua telinganya, dia begitu tersiksa dengan semua ini. Dia benci terlihat lemah dimata siapapun, namun dia tidak mampu berbuat apapun. Dia terlalu takut untuk kembali mendengar apapun yang terkait dengan kedua orang tuanya.
Perlahan Jack melangkah menuju deburan ombak pantai, tubuhnya semakin bergetar dan menggigil karena dinginnya air laut. Bagi Jack, hidupnya kini tidak lagi berarti ketika semua kenangan buruknya kembali dan menghantui dirinya bagaikan bom waktu.
" Jack!!! "
Tubuh Jack seketika mematung begitu mendengar suara familiar yang tanpa menoleh pun dia tahu pemilik suara itu adalah Winny, gadis yang sangat amat dicintainya.
Winny berlari dengan ekspresi panik berusaha menghampiri Jack yang justru semakin melangkah ke tengah laut. " Apa yang kamu lakukan, Jack?! " Seru Winny begitu dia dapat meraih tubuh Jack dan memeluknya dengan begitu erat.
" Lepaskan aku. " Ucap Jack dengan ekspresi dingin miliknya.
Melihat ekspresi dingin Jack, Winny semakin mengeratkan pelukannya lalu menggeleng dengan tubuh bergetar. Air mata jatuh membasahi kedua pipi Winny, dia tidak mau kehilangan Jack.
" Kumohon jangan seperti ini, Jack....kumohon.... " Lirih Winny yang kemudian meraih wajah tampan Jack yang terlihat pucat dengan kedua tangannya. " Aku tidak bisa hidup tanpamu... " Lanjut Winny dengan air mata yang terus mengalir membasahi kulit putihnya.
Jack jatuh terduduk, dia tidak peduli dengan pakaiannya yang basah ataupun wajahnya yang terlihat jelek dimata Winny. Ucapan yang baru saja terlontar dari bibir mungil gadisnya itu sudah cukup untuk membuat Jack menunduk dan menangis saat itu juga.
" Maafkan aku....maafkan aku, Win... " Isak Jack dengan tubuh bergetar.
Winny ikut terduduk dan membiarkan air laut menyapu tubuhnya, perlahan dia memeluk tubuh Jack dan menepuk pelan punggung kekasihnya itu dengan penuh rasa khawatir.
Dia sungguh takut jika membayangkan dirinya datang terlambat dan tidak akan pernah bisa melihat sosok Jack lagi.
" It's okay...it's okay, Jack.... " Bisik Winny dengan senyum tipis yang kini membingkai wajah cantiknya.
_____
Joyz menatap kondisi sahabatnya yang kini kembali terbaring di rumah sakit dengan ekspresi khawatir. Kalau saja Jared tidak menemukan lokasi Jack saat itu, dia tidak yakin bahwa kini dia masih bisa melihat sahabatnya itu tertidur diatas ranjang rumah sakit seperti sekarang.
" Ck..ini menyebalkan. " Decak Joyz yang kemudian pergi meninggalkan ruang inap Jack dengan ekspresi kesal.
Baik Flau maupun Bella hanya bisa memandang kondisi Jack dengan ekspresi khawatir. Mereka tidak mampu berbuat apapun, terlebih Bella yang hanya mampu berharap bahwa semua berita yang menyangkut keluarganya segera mereda dan menghilang.
Winny yang tadinya berada disisi Jack kini bangkit berdiri lalu keluar dari ruang inap milik Jack dan mendapati sosok Joyz yang tengah berdiri diujung lorong rumah sakit dengan ekspresi datar. Winny tebak pria itu tengah berpikir sesuatu untuk menolong Jack.
" Maafkan aku. "
Joyz yang tidak sadar dengan kehadiran Winny seketika menoleh dan mendapati sosok Winny yang kini berada di hadapannya dan tengah menunduk seolah semua yang terjadi pada Jack adalah kesalahan gadis itu.
" Apa kau baru saja berpikir jika semua yang terjadi pada Jack saat ini adalah kesalahanmu? " Tanya Joyz yang kemudian memilih untuk bersandar pada dinding yang ada di belakangnya dengan kedua tangan bersedekap.
" Bukankah sudah jelas jika ini semua kesalahanku?! Kau benar...seharusnya aku tidak masuk ke dalam hidup Jack. " Balas Winny dengan ekspresi bersalah, dia sungguh menyesal karena telah masuk dan mengusik kehidupan Jack.
" Aku mungkin pernah berpikir seperti itu, tapi saat ini aku justru berpikir sebaliknya. Kehadiranmu telah membawa banyak kebahagiaan untuk Jack. Dia berubah sejak mengenalmu. Lagipula, atas dasar apa kau bisa bilang jika semua yang terjadi pada Jack adalah kesalahanmu? "
" Karena aku tahu dalang dibalik semua permasalahan ini. " Kedua tangan Winny bergetar begitu dia menggumamkan isi hatinya.
Melihat perubahan ekspresi juga gerak gerik Winny, Joyz sontak menghela nafas sebelum menghampiri gadis itu dengan perlahan.
" Aku bisa membantumu, karena itu katakan saja apa yang kau ketahui padaku. "
Winny menggeleng dengan panik, ini masalahnya dengan Jimmy. Dia tidak mau melibatkan siapapun lagi, sudah cukup Jack yang menjadi korban.
" Tidak, kalaupun aku tahu sesuatu...aku tidak bisa mengatakannya. Ini masalahku dan aku sendiri yang akan menyelesaikannya. " Ucap Winny yang kemudian menunduk sekilas pada Joyz sebelum akhirnya kembali melangkah menuju ruang inap Jack.
Meninggalkan sosok Joyz yang kini masih terus menatap punggung Winny dengan ekspresi dingin.
_____
#hai, guys!! Akhirnya author come back wkwk..maafkan karena hiatusnya lama bngt hehe 😁😂
#happy new year 2019 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Say 'YES', Jack!!
RomanceSequel dari ' Miracle in My Love dan Joyz & Flau in Wedding ' ........................................................................ Jack Lingston, seorang pria sukses yang memiliki wajah rupawan layaknya seorang pangeran dari negeri dongeng. Men...